45

36.7K 2.4K 13
                                    

Willis butuh lebih dari setengah jam hanya untuk menenangkan dirinya di dalam kereta kuda sewaan saat sudah sampai di jalanan menuju rumah lama Janete yang dulu pernah dikunjunginya bersama Cecillia untuk membayar upah Janete yang sempat tidak dibayarkan oleh Dante.

Walaupun Ritta sudah mengatakan bahwa Janete dan Joanna tidak punya rumah tapi setidaknya Willis harus mencoba mencari siapa tau pemilik rumah baru itu tau bagaimana cara menghubungi Janete atau Joanna. Dan Willis baru menyadari bahwa tadi malam Joanna juga mengatakan hal yang sama bahwa Joanna dan Janete sedang berusaha mencari rumah untuk tempat mereka tinggali.

Entah apa yang akan dilakukan oleh Willis jika dirinya bertemu dengan Joanna, yang ingin Willis pastikan saat ini hanyalah Joanna baik-baik saja.

Willis tau pasti tadi malam Joanna sangat kesakitan saat selaput darahnya robek saat Willis mengklaimnya, bahkan Joanna sudah menjerit kesakitan dan dengan bodoh Willis tidak menyadarinya hingga tadi pagi.

Wiski jelas-jelas harus dihindarinya sejauh mungkin dari detik ini.

Willis menghembuskan napasnya dengan berat sebelum membuka pintu kereta sewaan yang ditumpanginya sebelum memberikan beberapa koin sebagai pembayaran, "bisakah kau menungguku hingga kembali? Mungkin tidak akan lama" pinta Willis membuat sang kusir mengerutkan kening.

"apa jaminannya bahwa kau akan kembali? Aku tidak mau menjadi bahan lelucon dengan menunggumu, menghabiskan waktuku sedangkan aku bisa mendapat penumpang lain dan ternyata kau tidak kembali?" ketus laki-laki berambut coklat dengan bintik-bintik memenuhi wajahnya.

Willis mencari dikantung baju dan celananya untuk mencari sesuatu yang dapat dijadikannya bahan jaminan sebelum mengeluarkan jam saku tua milik ayahnya yang kemarin di ambilnya dari pondoknya di peternakan Paxton, "aku hanya membawa jamku sebagai jaminan"

Laki-laki itu menimbang sebelum mengangguk dan memasukkan jam saku itu kedalam saku mantelnya, "dua puluh menit"

Willis mengangguk dan beranjak menuju gang kumuh itu untuk menyusuri pintu demi pintu yang kebanyakan berwarna sama-jika bukan coklat ya abu-abu dan sangat kotor-dan berhenti di pintu yang berada disebelah pipa pembuangan air yang kini mengalirkan air keruh seperti tercampur dengan sabun sebelum mengetuk pelan.

Terdengar gerutuan dari dalam sebelum pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita dengan rambut merah menyala-entah itu warna rambut aslinya atau di beri pewarna rambut-dengan wajah tidak ramah dan bibir mengerucut, menatap Willis dari atas hingga bawah.

"ada perlu apa? Jika kau mencari Bart untuk membayar hutangnya maka Bart tidak ada, cari dia ditempat lain karena aku sudah mengusir laki-laki sialan itu tadi malam" bentak wanita itu hampir menutup pintu saat Willis melangkah manju untuk menghalangi pintu.

"maafkan aku nyonya, aku tidak sedang mencari Bart. Aku ingin menanyakan sesuatu tentang seseorang yang tinggal di rumah ini sebelumnya" tegas Willis membuat wanita itu mendengus sinis.

"memangnya kau pikir aku peduli pada urusan orang lain hingga aku harus tau siapa yang tinggal sebelum aku di rumah ini? aku hanya tau bahwa mereka di usir kerena tidak mampu membayar dan kini aku yang menempati karena jelas aku lebih bisa membayarnya" ketus wanita itu lagi dengan melambaikan tangannya mengusir Willis.

Willis mundur agar wanita itu bisa menuntup pintunya dengan kasar karena percuma saja jika Willis tetap bertahan disana karena jelas sekali wanita itu tidak akan memberikannya informasi apapun dan mungkin juga wanita itu tidak tau informasi apapun.

Willis mengusap rambutnya dengan putus asa sebelum beranjak keluar dari gang itu dan kembali ke kereta kuda sewaanya.

Willis jelas tidak bisa terlalu lama berkeliaran mencari keberadaan Joanna karena saat ini dirinya juga masih punya kehidupan dan tanggung jawab yang perlu dijalaninya.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang