Sebelum baca, aku mau bilang bahwa ff ini pernah di post di blog pribadiku. Dan sekalian ingin promosi hehehe.. Yuk kunjungi blogku imyoonadeer.wordpress.com udh lma aku ngk buka dan mau diurus lgi.
Btw... Happy Reading.
"Kau dengar Yoong? Kampus kita kedatangan mahasiswa baru" Kang Sora --gadis dengan rambut sebahu itu berbicara dengan intonasi yang tinggi, bukan karna kesal tapi karna ia terlalu bersemangat. Sora melirik sekelilingnya. tampak teman temannya yang juga sedang membicarakan mahasiswa baru itu "Kau tahu, semua orang begitu bersemangat. Ah... tidak, lebih tepatnya semua gadis"
Yoona tersenyum kecil "Pasti dia seorang laki laki tampan"
"Tentu saja. Kampus kita jarang ada mahasiswa pindahan laki laki, sekalinya ada pun, laki laki itu terlihat cupu dan ah... sungguh, aku benar benar tak ingin membicarakan bagaimana fisik mereka yang sungguh tak nyaman dilihat" keluh sora.
"Fisik?" Entah kenapa mendengar kata 'fisik' yang diucapakan sora membuat hati Yoona sedikit ngilu. Yoona mengalihkan pandangannya ke jendela, tatapannya kosong dan tak terbaca.
"Ups. Apa aku menyakitimu?" Sora tampak menyesal dengan perkataannya. Suaranya kini lebih rendah dan lembut dari sebelumnya "maaf" lanjut Sora.
Yoona menghela nafasnya panjang, lalu terkekeh pelan "Aku mengerti sora" Yoona tersenyum kecil, menenangkan temannya itu. Mencoba melupakan kejadian tadi dan melanjutkan kembali percakapan yang sempat terhenti "Jadi bagaiamana fisik mahasiswa pindahan itu. Apa dia tampan? Tinggi? Hidungnya mancung?"
Sora tersenyum lebar, ia mengangguk semangat. Sora lalu memperbaiki posisi duduknya dan mulai menceritakan dengan sangat antusias "Tentu saja. Dia sangat tampan Yoong. Bahkan aku bisa dengan percaya mengatakan bahwa laki laki itu akan masuk dalam list laki laki tertampan di universitas kita. Dia juga tinggi, kulitnya juga putih bersih, dan yah.. dia memiliki hidung yang mancung. Ah... sungguh laki laki idaman. Andai aja kau bisa melihatnya, aku yakin kau langsung akan tertarik padanya"
Yoona tersenyum kecil "Aku juga harap begitu"
.
.
.Yoona melangkahkan kakinya menuju ruang dimana klub drama sedang berkumpul saat ini. Ponselnya sedaritadi bergetar dengan tak ada henti dalam kantong celananya, tanpa mengambil ponselnya pun ia tahu siapa orang yang menelfonnya, yang tak lain adalah Sora, sahabatnya. Tapi Yoona lebih memilih membiarkannya, mengangkat ponselnya hanya akan menghambat waktunya menuju klub drama.
~Sekarang pukul tiga belas lewat tiga puluh menit ~
Yoona menghembuskan nafasnya kesal, suara dari ponselnya yang membritahukan tentang jam membuatnya sedikit panik Ditambah lagi sora yang tak menyerah untuk terus menghubunginya benar benar membuat Yoona sesekali mengumpat. Kakinya semakin dipercepat, namun juga tak menghilangkan kehatia hatiannya untuk berjalan.
"Maaf aku terlambat" Semua pasang mata menoleh ketika pintu terbuka dengan kasar. Yoona yang barus saja tiba mencoba mengatur nafasnya yang masih memburu. Ruangan yang memang khusus disediakan untuk klub drama itu sudah tampak terisi oleh orang orang yang ikut berpartisipasi didalamnya. Tak banyak orang, namun tak juga bisa dikatakan sedikit.
"Kau membuatku panik Yoong" Suara Sora terdengar mendekatinya. Yoona menoleh ke sumber suara dan tersenyum kecil "maaf. Apa aku membuatmu panik?"
"Tentu saja. Kau benar benar membuatku panik,Yoong. Kenapa kau tak mengangkat ponselmu? Aku kira kau mungkin kenapa kenapa. Untung saja ada Luhan Sunbae yang menenangkanku bahwa kau baik baik saja. Jika tidak, aku mungkin sudah keluar dan mencarimu seperti orang gila---"
Yoona berlalu, tak ingin mendengar celotehan Sora yang menurutnya membosankan dan agak berlebihan.
"Yak! Aku benar benar khawatir IM YOONA! YA YOONA!"