Between Two Man

3.8K 236 20
                                    

Yoona - Sehun - Luhan
.
.

Siapa yang mengatakan persahabatan mereka sangat indah? Nyatanya ada hati yang tersakiti. Ada hati yang cemburu. Dan ada hati yang selalu minta diperhatikan. Walaupun senyum itu terukir, dan walaupun bibir itu tak mengeluh, namun hatinya berkata lain. Rasa itu tak bisa lagi ditutupi, tembok yang sudah dibangunnya tak bisa lagi dipertahankan. Cinta itu menjadi kekuatannya, namun sewaktu waktu juga menjadi panah tajam yang menusuk hatinya. Dan ketika waktu membuat usia menjadi lebih dewasa, sanggupkah cintanya harus ditutupi oleh persahabatan yang selalu mengikutinya sejak kecil?

BETWEEN TWO MAN

Hari sudah semakin sore. Mentari sudah mulai kembali ke peraduannya, burung burung pun seakan tak ingin kalah. Dengan beramai ramai mereka terbang menuju rumah mereka setelah sepanjang hari mengembara entah kemana. Tapi tidak dengan ketiga orang itu. Mereka masih saja beta dengan posisi mereka, tak ingin beranjak sedikit pun untuk pulang. Yoona dengan novel terbarunya sedangkan Sehun dan Luhan dengan permainan catur mereka.

Yoona mengangkat kepalanya dari novelnya, menatap bergantian kedua sahabatnya yang masih serius dengan permainan yang disebut catur itu. Senyum kecil itu terukir kala matanya menatap pemandangan yang menurutnya indah itu. Mungkin akan lebih indah lagi jika mereka bisa setiap hari melakukannya, duduk berkumpul dan menghabiskan waktu sepanjang hari.

Namun senyun itu tiba tiba menghilang ketika salah satu sahabatnya tampak terbatuk batuk. Yoona yang duduk sedikit lebih jauh dari mereka langsung melepaskan novelnya dan berlari secepat mungkin menghampiri kedua sahabatnya "Kau tak apa?" Tanya Yoona begitu tiba. Diperhatikannya Luhan dengan raut wajah khawatirnya ketika laki laki keturunan cina itu terbatuk batuk dan mengeluarkan darah.

"Ingin ku ambilkan air?" Sehun menawarkan diri membantu.

"sudahlah aku baik baik saja" Luhan menenangkan kedua sahabatnya ketika batuknya mulai meredah.  Tangannya lalu terulur meraih sapu tangan merah muda yang disodorkan Yoona padanya "terima kasih" Luhan mulai menyekah sisa sisa darah yang berada di sekitar wajahnya.

Yoona menarik nafasnya panjang "Baiklah. Sepertinya waktu untuk bermain telah selesai. Sehun kau rapikan catur itu, aku akan mengantar Luhan ke dalam"

Dengusan itu keluar, Kasar, seiring dengan kepergian Yoona dan Luhan. Tatapan sendu milik Sehun tak kunjung berhenti menatap punggung yang semakin menjauh itu. Melihat bagaimana sang gadis yang memegang tangan Luhan erat, menuntun penuh perhatian langkah Luhan yang lamban.

"Bisakah kau tak mengabaikanku Yoong"
.
.

Pagar besi yang menjulang tinggi itu tertutup rapat. Yoona yang berdiri di samping Sehun melambaikan tangannya pada Luhan -sang pemilik rumah- ketika waktu berkumpul mereka hari ini harus berakhir. Tepat ketika sosok Luhan menghilang, mereka berlalu meninggalkan rumah kediaman keluarga Xi itu.

Sehun. Yoona. Luhan. Orang orang mengatakan mereka adalah tiga pasang sahabat yang terlihat begitu sempurna. Berwajah rupawan, berlatar belakang yang baik dan diidamkan banyak orang. Ketiganya begitu dekat bahkan sangat dekat. Namun siapa sangka persahabatan itu perlahan lahan menanamkan paku tajam yang menyakitkan.
.
.
.

"Indah bukan?"

Sehun menoleh, menganggukan kepalanya seraya tersenyum kecil menanggapi perkataan Yoona.
Keduanya duduk, menatap hamparan bunga yang terlihat begitu indah. Setelah kepulangan mereka dari rumah Luhan, Sehun dan Yoona memutuskan untuk melepas rindu dengan mengunjungi bukit yang dulunya sering mereka datangi sewaktu kecil. Bukit itu terlihat masih sama, tak ada yang berubah. Ah tunggu, ada yang berubah, jika dulu mereka bisa mendatanginya bertiga, kini mereka tak bisa. Bukan tanpa alasan, letak bukit yang terletak cukup jauh serta membutuhkan banyak tenaga hingga bisa tiba disana lah yang menjadi faktor mereka tak bisa datang bertiga. Luhan, salah satu dari ketiganya tak bisa.  Keadaan fisiknya yang lemah membuat Luhan tak boleh banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Dan karna hal itulah persahabatan mereka mulai berjalan tak seimbang.

YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang