Exam

2.1K 217 9
                                    

Yoona -Sehun
.

.

Yoona menghembuskan nafas kesal menatap beberapa kertas bewarna putih yang berada di atas mejanya. kertas yang terdiri dari 3 halaman itu berisikan sekumpulan huruf dan angka yang tersusun membentuk
pertanyaan-pertanyaan yang sangat tak dimengertinya. Disebelah soal-soal itu juga ada selembar kertas lagi yang digunakan untuk memberikan jawaban dari soal-soal tes yang sudah ada. Lembar jawaban itu masih kosong, tak ada goresan tinta
bolpennya dalam lembar jawabannya. Paling-paling lembaran itu hanya berisikan identitasnya sebagai peserta ujian, seperti nama, kelas dan juga nomor ujian.

Sungguh! otaknya buntuh. Tidak tahu harus menjawab apa. semalam ia sama sekali tak belajar atau bahkan menyentuh bukunya sedikitpun. Ia terlalu malas. Yang dilakukannya hanyalah bermain dengan
ponselnya untuk melihat update-an terbaru dari idolanya, dan juga sesekali mengecek SNS-nya, serta membaca novelnya yang
masih ada setumpuk dalam lemari
bukunya.

Matanya lebih berminat menatap berjam-jam novel dari pada buku pelajaran yang sangat tak diinginkan kehadirannya. Padahal semalam ia sudah berniat untuk fokus dengan ujian akhir semesternya, bahkan ia juga memutuskan mengunjungi rumah Sehun yang terletak disampingnya untuk belajar bersama. Namun itu semua hanya niat awalnya, karna pada akhirnya hanya Sehun lah yang belajar saat itu. Baru saja satu halaman yang dibacanya, rasa bosan sudah menghampirinya. Kepalanya seperti terputar begitu membaca
materi yang sama sekali tak bisa masuk dalam otaknya yang kecil, tangannya yang bahkan sudah terbiasa memegang novel dengan seribu halaman tiba-tiba terasa lemas begitu memegang buku pelajaran yang tebalnya tak sampai lima ratus halaman.

“Sehun" panggil Yoona dengan suara
berbisik agar tak terdengar oleh gurunya yang sedang mengawas.

Sehun yang duduk dua bangku dibelakangnya mengangkat kepala dan melihatnya. Yoona tersenyum tipis. Merasa lega karna Sehun tak lagi
mengacuhkan panggilannya setelah sekian banyak panggilannya yang tadi tak digubris sama sekali oleh Sehun.

“Akhirnya kau mengangkat kepalamu juga” ujar Yoona senang. Akhirnya ia bisa mengisi lembar jawabanya yang kosong dengan bantuan jawaban dari Sehun— Sahabatnya yang terkenal jenius, bahkan Sehun selalu berhasil mendapat predikat orang terpintar di sekolahnya sejak mereka SD dulu. Sangat berbeda dengannnya yang masuk peringkat 10 saja tidak.

“Berikan aku jawabanmu, aku belum
mengisi lembar jawabanku sama sekali” memelas dengan wajahnya yang sangat dibuat sekasihan mungkin adalah cara yang bisa digunakan Yoona saat ini untuk membujuk Sehun.

“Ada apa ini?”

Suara wanita dewasa terdengar di samping Yoona. Takut-takut Yoona menoleh untuk memastikan. dan benar saja guru Park telah berdiri disampingnya dengan tangan terlipat di dada. ia meringis pelan karna tidal menyadari keberadaan Guru Park yang entah kapan mengawasinya.

“Boleh aku minta lembar kerja baru” ucap Sehun yang membuat perhatian Guru Park yang tadinya ada pada Yoona kini beralih fokus.

“Tentu saja” berapa menit kemudian Guru Park sudah memberikan lembar kerja baru pada Sehun.

Yoona menarik nafasnya begitu guru Park berjalan ke depan dengan
tatapan lurusnya dan pandangannya yang galak. Bersyukur ia tak perlu menjawab pertanyaan guru Park yang akan memperparah keadaannya.

Yoona pun kembali membalikan
kepalanya. Menengok pada Sehun dan memanggil Sehun –lagi– dengan suara pelan namun tetap terdengar oleh laki-laki itu.

“Sehun..."

“Sehun”

“Sehun….”

“Bisakah kau diam, kau sangat berisik, aku tak bisa fokus karna suaramu” kesal Sehun dengan pandangan tajam saat menatap Yoona  “Bukankah aku sudah menyuruhmu belajar kemarin, jadi kerjakanlah menurut apa yang kau pelajari” lanjut Sehun dengan
galaknya.

“IM YOONA BALIK KE DEPAN!!”

Sial!

Yoona memberikan tatapan sebalnya pada Sehun sebelum berbalik menuruti perkataan guru Park yang menyuruhnya menghadap
ke depan. Masih sempat dilihat oleh Yoona, Sehun yang membalasnya dengan senyum miring dibibir. senyum mengejek dan meremehkan khas seorang Sehun.

Yoona kembali menatap lembar jawabannya dengan frustasi. mellirik pada jam tangannya dengan gelisah karna setengah jam lagi ujian akan
berakhir. Yang berarti tertinggal setengah jam untuknya mengerjakan 50 soal yang sialnya semua soal itu adalah hitungan. Sial ! Jika
otak tak bisa diandalkan untuk saat ini, maka feeling lah yang akan berguna. Yoona hanya akan berharap dengan sisa-sisa keberuntungannya.

Ciitt….
refleks Yoona berbalik saat pendengarnya menangkap suara berdecit ringan kursi yang terdengar dari belakang. Pandangannya mengarah ke sumber. ditatapnya Sehun yang sedang berdiri merapikan barang-barangnya. Sepertinya Sehun
sudah selesai mengerjakan soalya dan
tinggal mengumpulkanya saja.

“Kau bisa keluar Sehun"

Yoona berdecak kesal begitu sosok Sehun telah berdiri di meja guru untuk mengumpulkan kertas ujiannya. Laki-laki itu telah keluar dari kelas tanpa mengasihaninya sedikit pun. Teman macam apa itu. Dalam hatinya, ia mengutuk sikap Sehun yang sangat menyebalkan.

Saat akan kembali menundukan wajahnya untuk mengerjakan soal, Yoona merasakan sebuah tepukan ringan di bahunya dari seseorang. Ia
menoleh dan menatap heran orang yang telah menepuknya itu.

“Kau tak berniat meminta jawaban dariku, kan? Jika memang seperti itu maka urungkan saja, aku tak tahu jawabannya sama sekali" ujar Yoona.

“Siapa yang ingin meminta jawaban
darimu?”

“Lalu untuk apa kau menepuk bahuku?”

“Ini” perempuan berambut sebahu yang tadi menepuknya itu menyodorkan sesuatu bewarna putih dengan tangan kanannya.

“Apa ini?”

“Sebelum keluar, Sehun menyuruhku
memberikannya padamu”

Yoona menekuk alisnya bingung, namun ia tetap menerimanya tanpa banyak bicara. Ia  kemudian berbalik ke depan sebelum ketahuan lagi oleh guru Park.

“mwo?” Yoona terkejut begitu melihat
pemberian Sehun. Terrnyata Sehun
memberikannya sebuah Lembar kerja siswa yang semua nomornya sudah diberi jawaban. lengkap juga dengan namanya yang sudah tertulis di atas kiri lembar itu.
Kedua sudut bibirnya terangkat tersenyum senang. Jadi ini alasan Sehun meminta lembar kerja baru. Agar menuliskan jawabannya dan memberikannya padanya. Yoona harus berterima kasih setelah ini.

YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang