Park Chanyeol - Im Yoona
Romance
Oneshoot
Happy Reading!
Tatapannya lurus ke depan, datar dan tak terbaca. Benda persegi yang terus ditatapnya hanya dijadikan sebagai pelampiasan rasa sepi sekaligus juga menjadi kamuflasenya untuk tetap bertahan di atas sofa yang didudukinya untuk menunggu. Yoona menoleh, menatap jam dinding apertemennya yang terletak tepat di atas bingkai foto yang menampilkan foto mereka. Foto itu diambil dua tahun silam, tepat ketika mereka pertama kali pindah ke apertemen ini.
Dentangan jam itu terdengar begitu kuat, seolah ikut menghitung setiap detik dengan penuh harapan. Ia tersenyum kecut, waktu sudah menunjukan hampir tengah malam dan sosok yang ditunggunya tak juga datang. Bahkan ponsel yang sedari tadi digenggam Yoona tak kunjung menunjukan tanda-tanda adanya panggilan atau pesan masuk darinya. Dengan harapan yang masih tersisa, ia menatap sabar pintu apertemennya yang masih tertutup rapat, berharap seseorang membuka pintu itu. Namun hingga 30 menit pun ia menunggu, orang itu belum datang. Dengan senyum yang dipaksakan ia berdiri dari sofa tempatnya menunggu, mematikan lampu dan membiarkan gelap itu mendominasi apertemennya.
Sekali lagi, ia kembali menoleh, memastikan untuk kesekian kalinya. Namun kembali, ia harus menelan pahit yang sama karna nyatanya laki laki bermarga Park itu lagi lagi bermalam di tempat lain. Tempat yang sama sekali tak ingin diketahuinya.
.
.
.Yoona terbangun, bunyi pintu yang terbuka dan tertutup membuat matanya yang terpejam terbuka kembali. Ia melirik jam alarm yang terletak di atas meja di samping dirinya, gelap yang mendominasi membuatnya kesusahan untuk melihat, beruntung cahaya dari bulan dapat sedikit membantunya untuk melihat bahwa sekarang jam telah menunjukan pukul 4 pagi. Derap langkah kaki terdengar semakin mendekat, dengan posisi yang sama -terbaring menyamping- ia membiarkan dirinya tak bereaksi apapun ketika kasur yang ditidurinya berderit. Sebuah lengan kekar tampak melingkar di pinggangnya, dengan tarikan pelan laki laki itu menarik tubuh Yoona pelan.
"Yeol.." Yoona melenguh, kesal.
Bisakah Chanyeol tak mengganggu tidurnya?
Namun protes dari Yoona tampaknya tak membuat Chanyeol menghentikan kegiataannya. Chanyeol malah mempererat pelukannya, menarik Yoona semakin dekat dengannya dan membuat punggung gadis itu bersentuhan dengan dada bidang miliknya. Nafas Chanyeol bahkan terasa menampar-nampar permukaan kulit Yoona, membuat Yoona berdecak karna kesal.
Chanyeol terkekeh, ia tahu Yoona kesal, tanpa melihat bagaimana raut wajah gadis itu pun, ia tahu, dan itu cukup menghiburnya.
"maaf aku membangunkanmu." ia berucap lirih. Matanya terpejam, menghirup dalam-dalam wangi dari gadisnya. "aku lelah. Joy bermain terlalu kasar, dan permainannya menguras banyak tenagaku."
Brengsek!
bagaimana bisa Chanyeol menceritakan persetubuhannya dengan Joy?? Bahkan lengan kekar itu masih melingkar begitu erat dan hangat ditubuhnya, dan Chanyeol malah menjelaskan kepulangannya yang terlambat karna harus bermalam bersama gadis lain.
Dasar brengsek!
Ah, ia lupa, hubungan mereka tak memiliki arti khusus. Hanya dua orang yang terlahir dengan nasib yang sama dan hidup dalam apertement yang sama tanpa memiliki perasaan apapun. Mereka merasa cocok karna mereka memiliki masa lalu yang hampir sama-- begitulah yang keduanya pikirkan.
Yoona mungkin akan setuju dan dengan tegas mengatakan ia tak memiliki perasaan spesial apapun pada Chanyeol jika itu setahun yang lalu. Namun sekarang, ia sadar, ia memiliki perasaan khusus pada pria itu, pria yang selama dua tahun ini menemaninya, yang selalu memperlakukannya seperti seorang kekasih dan menaruh perhatian yang begitu besar padanya.