Little Promise

3.3K 263 24
                                    


Yoona - Chanyeol


HAPPY READING


7 Tahun sudah semenjak kejadian itu terjadi. Seoul semakin berubah, semakin ramai dan padat penduduknya. Teknologi semakin canggih hingga dapat melakukan apapun dengan mudah. Juga gedung-gedung bertingkat tinggi yang semakin memenuhi kota. Semua mulai berubah dan bertumbuh sangat cepat. Gadis yang dulu mengikat dua rambutnya, yang memegang lolipop dengan tangan kecilnya, juga yang selalu mengenakan pakaian pink bermotif bunga-bunga itu kini perlahan tumbuh menjadi perempuan dewasa yang manis. Rambutnya terurai dengan tubuh semampai yang diidamkan banyak wanita. Namun jauh dalam diri perempuan itu ada yang masih sama, yang belum berubah saat usianya menginjak 10 tahun. Itu adalah perasaannya. Perasaan yang sama yang dijaganya sejak kecil yang terikat janji konyolnya.

LITTLE PROMISE

"Aku dengar Seohyun menyukai Chanyeol. Benarkah?" Kelas masih sepi saat perempuan berkulit kecoklatan memasuki kelas. Gadis dengan rambut hitam panjang yang digerai itu berlari kecil menghampiriku. Itu Yuri, sahabatku sejak memasuki sekolah menengah atas.

"Ah gossip tersebar begitu cepat" Aku berucap malas ketika suara kursi bergesekan dengan kubin terdengar disampingku. Hari masih pagi dan kelas cukup sepi dan tenang untuk sekedar menangkap suara-suara kecil disekitarku. Aku mengalihkan pandanganku. Menatap keluar jendela penuh ketertarikan.

"Wah jadi itu benar. Yah Im Yoona, kau mendapat saingan yang berat"

Aku mendengus kesal. Godaan Yuri saat pagi adalah yang terburuk. Moodku akan rusak dan pagiku akan diawali dengan tidak bersemangat "Jangan merusak pagiku, Yul"

"Kau harus berusaha lebih keras. Seohyun Cantik. Tubuhnya tinggi dan pas. Dan jangan lupakan otaknya yang pintar itu"

Well, siapa yang peduli dengan semua yang Yuri katakan. Toh dirinya juga tak kalah cantik, banyak yang sudah memuji kecantikanku. Tubuh tinggi? Aku juga punya tubuh tinggi walau tak sebagus Seohyun. Dan jangan abaikan fakta bahwa aku sudah mengenal Chanyeol lebih lama dari siapa pun yang bersekolah disini. Sudah menjadi rahasia umum, jika aku menyukai Chanyeol. Semua terlihat jelas dan tanpa tersembunyi aku menunjukannya. Teman-teman Chanyeol, teman-temanku dan bahkan laki-laki keparat yang aku cintai pun tahu perasaanku.

"Tenang saja, Yul. Aku sudah memiliki restu dari ibu Chanyeol" Senyumku mengembang. Lebih dari siapapun yang pernah mencoba mendekati Chanyeol, mereka tak bisa menyentuh orang tua Chanyeol. Aku mengenal Chanyeol sejak pria itu masih kecil. Rumah kami berdepanan, tak heran jika aku bisa begitu dekat dengan Chanyeol dan juga orang tua Chanyeol.

"Benarkah? Lihatlah keluar, mereka sangat dekat. Apa kau masih seyakin itu?" tunjuk Yuri keluar jendela.

Aku menatap kearah yang ditunjuk Yuri. Memandang dari jendela kelasku yang menampilkan dua sosok yang akhir-akhir ini sedang menggangu pikiranku. Disana, Chanyeol sedang berjalan berdampingan dengan Seohyun sambil sesekali tertawa entah membicarakan apa. Ini bukan pertama kalinya Chanyeol berjalan atau berbincang bersama gadis lain. Sudah beberapa gadis yang mencoba mendekati Chanyeol hingga tahap bertukar nomor telepon atau sekedar berbincang-bincang. Namun melihat Chanyeol yang tertawa lepas seperti itu bersama seorang gadis adalah hal yang jarang dan sangat langkah.

.

.

.

Aku berjalan memasuki kafetaria sekolah dengan langkah panjang dan cepat. Mukaku mengkerut kesal. Aku baru saja dari kelas Chanyeol bermaksud mengajak laki-laki itu makan bersama di kantin seperti biasanya. Tapi begitu aku tiba disana. Aku tak menemukan keberadaan Chanyeol. Ini bukan hal yang sering Chanyeol lakukan --pergi sendiri saat jam istirahat- Biasanya Chanyeol akan menunggu kedatanganku dikelasnya atau juga Chanyeol yang akan mendatangiku jika dia sudah lama menunggu dan selanjutkan kami akan pergi ke kantin bersama atau tempat lain saat ada hal lain yang memang harus dilakukan. Kebiasaan itu sudah kami lakukan sejak SD. Lebih tepatnya aku yang memaksakan Chanyeol dengan kebiasaan seperti itu. Dan sekarang Chanyeol tak berada di kelas saat aku datang. Ini bukanlah hal yang aneh atau harus dibesarkan. Pergi tanpa diriku bukanlah masalah, toh tak mungkin aku melengket sepanjang hari pada Chanyeol. Yang menjadi alasan kemarahan keciku ini adalah kepergian Chanyeol terjadi karena Seohyun.

YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang