XXV / Tetap Sama.

3K 197 21
                                    

HEYAAAA!

Akhirnya ya aku next juga😂😂😂

Hehe.

Okdeh gausah banyak omong.

Happy reading, Enjoy!

---------------------------------------

Tiba tiba tangan nya memegang pipi gue. Hangat. Nyaman. Membuat mata gue terus menatap mata indah nya. "Nayara,"

Gue. Gakbisa. Ngomong.

Jantung gue!?

"Sepahit pahitnya kebenaran yang ada, kalau kamu berbohong, akan lebih menyakitkan."

Deg.

Aldi.

Kata kata yang baru aja diucapin Aldi.

Gue gak bisa bohong.

Memang sebaiknya to the point aja.

"Al," gue menurunkan kedua tangan nya dari pipi gue. "Iya?." Dia tersenyum.

Ya Tuhan, senyuman nya.

"Aku," gue menunduk. "Boleh minta sesuatu?." Lalu menatap nya lagi.

Dia tersenyum senang. Lalu mengangguk semangat. "Boleh lah! Apa? Peluk? Sini," dia menepuk nepuk dada nya.

Mampus.

Parah.

Aldi.

Gue gabisa.

Naya!?!?

Gue bisa.

"Aku mau kita udahan aja, sampe sini aja,"

Tes.

Sialan sialan.

Kenapa air mata gue gapernah bisa kerjasama!?

Ahhhh.

Aldi di depan gue kini terdiam. Mengerutkan dahi. Bingung akan ucapan gue barusan.

"Naya? Maksud kamu?."

Gue gak bisa.

Tapi harus.

Gue gak kuat.

Entah perintah dari mana kedua tangan gue langsung memeluk Aldi. Airmata gue terus mengalir. "Maaf Al, a- aku," dia membalas pelukan gue.

Gue gak mau lepas rasanya.

Gue gamau ini pelukan terakhir.

Gamau.

"Ini keputusan kamu?." Ucap nya dengan suara khas nya itu. Rasanya susah jawab iya. Gue mengangguk sangat pelan. Ragu.

"Kalau ini keputusan kamu, dan ini yang buat kamu nyaman, aku akan nerima itu."

Gatau kenapa gue menggeleng. Entah dia nyadar atau tidak. Gue terus mendekap nya erat.

"Tapi jangan pernah takut. Kayak yang aku bilang dua hari lalu, Tugas aku itu ngejagain kamu. Ngelindungin kamu. Buat kamu nyaman. Itu tugas dan udah ku jadiin janji. Dan janji itu gaakan ku ingkarin apapun yang terjadi."

Gue mengangguk. Airmata gue terus mengalir. Apa gue bisa dengan keadaan ini?.

Gue. Harus. Bisa.

Unbelievable ➵AlvaroMaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang