XXI / Dia kenapa?

3.5K 219 27
                                    

Helloooo! Maaf ngaret teman temans!
Semoga gak kurang panjang ya😋. Makasih ya buat vote dan comment di part sebelum nya. Okok mari langsung membaca. Enjoy!💥💥

-----------------------------

Gue daritadi menceritakan kejadian kejadian yang dulu terjadi. Tapi tiba tiba, satu tangan gue diambil. Sontak gue pun berhenti berbicara. Dia tersenyum.

Come on, Al. Kamu selalu begini. Aku kan gugup.

Gue ikut menatap nya. Diam. Hening. Tangan gue dipererat. Satu tangan nya memegang pundak gue. Masih tersenyum. Gue? Masih dengan ekspresi yang sama.

"Yang penting, sekarang, jangan pernah tinggalin aku ya."

Jujur gue sempat berfikir dulu maksudnya. Mencerna nya. Bahkan sampai sekarang gangerti maksud dia apa ngomong begitu.

Walaupun gue gangerti maksudnya, gue tetap mengangguk. Dan tersenyum seada nya. Dia mengelus rambut gue.

Aneh.

"Oh iya,"

Dia kembali berbicara. Gue tetap diam. Mempersilahkan dia melanjutkan nya. "Aku mau kasih tau kamu sesuatu." Mungkin ini baik. Biasanya, sih. "Apa al?." Gue tersenyum.

Tapi senyuman gue tidak terbalas dengan senyuman baik juga. Malah dengan senyuman........ menyesal?.

"Jangan kaget."

Ucap nya lagi. Jangan bilang ini hal buruk. Nggak. Nggak. Jangan sampe.

"Aku mau kasih tau kalo sebenernya," dia menghela nafas.

Positive thinking, nay.

"An--

"Weh! Berduaan aja lo di sini." Spontan kita langsung menengok ke arah orang yang berbicara. "Gabaik berduaan malem malem." Kata nya lagi.

"Yaelah baal, lo mah ganggu orang mulu." BangKiki di belakang nya malah lebih terlihat kesal. "Ya kan gue cuma ngasih tau, bang." BangKiki berdecak.

"Emang ada apaan?." Kini Aldi yang berbicara. "Itu, kita mau movie marathon. Pada mau ikut gak?." Seru juga nih. "Boleh deh. Yuk Al." Gue menarik tangannya keluar Balkon.

Gue duduk di atas sofa tengah dan menempatkan posisi paling pw untuk menonton. Pandangan gue terarah pada seseorang yang langkah kaki nya terdengar menaiki tangga. Dan dia membawa banyak mangkuk besar. Bastian.

"Popcorn popcorn!." Ucap nya dengan langkah terburu buru walaupun susah karena tangan nya penuh. "Film apa dulu nih?." Kini gue melihat ke arah Iqbaal yang sedang melihat lihat kaset.

"Comedy dulu, pemanasan." Sahut Bastian yang baru saja duduk di sofa sebelah. Iqbaal langsung mengambil popcorn dan duduk di sebelah kiri gue setelah memasukan vcd.

"Awas lo baal, deket deket," gue melirik ke Aldi yang duduk di sebelah kanan gue. "Sini an nay." Tangan nya bergerak maju mundur menyuruh gue lebih ke arah nya.

Biar gak memperpanjang, gue akhirnya menuruti permintaan nya. "Ck. Lo masih gakpercaya aja, sih, sama gue di." Gue mendengus. "Udahlah, baal, al. Film nya udah mulai." Gue menunjuk ke arah televisi.

Akhirnya kita menonton film sambil sesekali memasukkan popcorn ke dalam mulut.

Udah dua jam kita nonton film nya.

Menurut gue sih, film nya gak lucu lucu banget. Biasa aja. Lucu an juga lawakan gue.

Gakdeng.

Unbelievable ➵AlvaroMaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang