Lo bisa, aldi.
"Apaan sih, al? kok gugup gitu?."
Gapeka, yoi.
"Gue... Itu.....pengen.......
"Pengen apa al? Lama nih aku nunggu nya sampe lumutan nanti." Ia tertawa pelan.
Teman teman.
Doakan saya.
Biar diterima.
Kalo gaditerima.
Ya, udah.
Bunuh hayati di rawa rawa(?).
•
•
•
•
•
•"Aku mau beliin kamu yoghurt di kantin, sebagai tanda minta maaf ke kamu soal lidi lidi an tadi. Nah iya itu hehehe."
Elah gue cemen amat ya.
Bodo.
"O-oh itu, y-yaudah ayok." Wajahnya kayak menampakkan muka kecewa(?) gitu sih, yang gue liat. Tapi kenapa?.
-
(Nayara part)
"Aku mau beliin kamu yoghurt di kantin, sebagai tanda minta maaf ke kamu soal lidi lidi an tadi. Nah iya itu hehehe."
Udah? Gitu? Yeelah gue kira apaan kali al.
"Aku selama ini suka sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?."
Ya gitu, kek!
Em...
Oh Tuhan, itu terlalu ngarep.
"O-oh itu, y-yaudah ayok." muka gue udah berubah ekspresi.
Ish. Bangkiki. Mana bangkiki? aldi gapeka bangg!
Sepatu hitam gue dan aldi sudah menginjak lantai kantin, "aku tunggu sini aja ya, mager masa al." gue nyengir, lalu duduk di kursi kantin.
"Yaudah, tunggu ya, aku beli dulu."Bukan mager, sih. Males aja. Udah gaada mood gue.
Selang beberapa menit gue menopang dagu, ia kembali, "nih." , tangannya menyodorkan sebuah plastik dengan sedotan yang berisi yoghurt, gak lupa, senyum manis nya juga dibawa. Ihik.
"Makasih, yuk balik." Gue berdiri lalu berjalan berdampingan menuju tempat parkir.
Hening. Hanya suara yoghurt yang diseruput(?) oleh gue dan aldi.
Sampai di depan mobil bangkiki, gue langsung membuka pintu mobil, "eh makasih ya al." , ia hanya mengangguk.
Yeelah. Bilang "sama sama" gitu. Ish.
Akhirnya gue masuk ke dalam mobil bangkiki. Dengan wajah yang gabisa ditebak. "Kenapa lo?."
Gue hanya menghela nafas. "Udah, jalan aja." ketus gue.
Bangkiki hanya menaikkan kedua bahu lalu menginjak gas, dan jalan.
Selama perjalanan, emang gabiasa nya hening banget gini. Pasti ada aja yang kita omongin.
Gue melirik ke arah jendela, menatapnya dengan tatapan kosong, sambil memegang plastik yoghurt(?).
Lampu merah. Mobil ini berhenti. "Lo tuh ya, punya masalah jangan dipendem, amarah lo bisa nambah parah. Kenapa sih? Gabiasa nya lo gini." Bangkiki. Dia selalu tau apa yang gue rasain. Ah, i love you bang.
Gue menoleh ke arahnya yang sedang memandang lurus ke depan. "Bang. Masa ya tadi kan gue diajak ke lapangan gitu kan, nah si aldi tuh udah kayak gugup pengen ngomong gitu ke gue yakan, nah gue udah pura pura biasa aja tuh. Sok biasa aja. Nah akhirnya apa coba bang? Dia malah ngomong gini "Aku mau beliin kamu yoghurt di kantin, sebagai tanda minta maaf ke kamu soal lidi lidi an tadi." Elah! Maksudnya apa coba? Ish! Kesel gue. Gapeka ya jadi orang. Ewh. Makan tuh yoghurt! Makan sana makan! Nih buat lo aja bang! Kesel gue." Yoghurt itu gue sodorkan ke orang sebelah gue ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable ➵AlvaroMaldini
Fanfic" Semua hal yang terjadi setelah gue kenal mereka, terutama dia, gak pernah gue duga. Unbelievable. " -Nayara Rheva- [Part I - IX dalam proses perbaikan, maaf kalau part tersebut tata bahasa nya kurang baik]