Haaiii!
Ketemu lagi sama saya😂
Kali ini semoga gak kurang panjang.
Langsung aja ya.
Enjoy!.🙋🙋-----------------------------------------
Udahlah mumpung Aldi nya lagi sibuk. Gue langsung berbicara cepat "Al pinjem ya." Lalu mengambil hp nya dan melihat. Aldi di hadapan gue spontan langsung melihat gue yang tiba tiba mengambil hp nya. Gue melihat apa yang ada di layarnya.
Dan..
Ternyata.....
Aldi?
Dia...
Gue mendongak, dan menoleh ke samping. BangKiki. Memberikan hp Aldi. BangKiki langsung menunjukkan hp itu ke Iqbaal dan mereka berdua membacanya.
Gue membuang nafas pelan lalu menoleh ke depan, tempat Aldi duduk. Gue bisa melihat Aldi yang baru saja melanjutkan berbicara ke pelayan itu. Setelah pelayan itu pergi, ia kemudian kembali menatap gue dengan menaikkan satu alisnya.
Huh.
Aldi.
Jujur, saat ini gue bingung mau ngomong apaan.
Nggak, kali ini gue gamau gue yang ngomong.
Dalam hitungan ketiga pasti Iqbaal akan berbicara.
Satu...
Dua...
Tiga.
"Cie Aldi ngechat nya sama ibu ibu, ahay!."
Entah kenapa tawa gue langsung membludak mendengar ucapan Iqbaal tersebut. Bahkan Aldi juga ikut tertawa.
HAHA.
Nggak, kalian gak salah baca kok.
Iya, bagus deh. Ternyata Aldi ngechat sama Mama gue.
Legaaaaaa parah banget tau gak sih??.
Gue nyengir nyengir gaje. Emang sebaik nya gue gak negative thinking gitu ke Aldi. Oke, mulai sekarang gue harus percaya dia.
"Anjir gue gabisa berhenti ketawa." Iqbaal memegangi perutnya. "Diem lo ah." Aldi mendorong nya pelan walaupun Iqbaal sempat kehilangan keseimbangan nya tadi. Lalu merebut hp nya kembali.
"Kamu kenapa ngechat mamaku al?." Kini gue yang bersuara. Dia menoleh ke gue. "Tadi mamamu ngechat aku duluan," gue menyatukan alis. "Nanya in kamu gimana di sini."
Mama kenapadeh.
Gue hanya membentuk mulut huruf O. "Eh, tapi kamu gak bilang yang aneh aneh kan?." Gue menunjuk nya sambil menyipitkan mata. Aldi menatap ke atas, seperti orang berfikir.
"Nggak, sih. Cuma bilang Naya kebanyakan tidur, kebanyakan makan, kebanyakan shopping. Itu aja."
Ia mengatakan kalimat tersebut dengan muka nyantai. Untung Aldi, kalo bukan dia, sepatu gue udah melayang kali. "Sip kak. Sip." Gue mengangkat jempol sambil tersenyum paksa.
"Kok maksa gitu, sih, dek? Gak ngehargain kakak kelas ya, kamu."
Kebiasaan gue dan Aldi. Selalu dibuat jadi drama gini.
"Maaf, kak. Tapi saya sebagai adik kelas juga punya hak ya. Tolong dihargain." Wajah gue udah kayak pembela kebenaran. "Ya kamu hargain kakak kelas yang ganteng ini bisa, kan?."
Narsis. Tapi emang bener. Ya gue gabisa ngebantah juga ya. "Duh, kak. Tapi saya lebih suka kak Iqbaal," gue melirik Iqbaal, begitupun sebaliknya.
Tenang, Iqbaal udah ngerti masalah beginian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable ➵AlvaroMaldini
Fiksi Penggemar" Semua hal yang terjadi setelah gue kenal mereka, terutama dia, gak pernah gue duga. Unbelievable. " -Nayara Rheva- [Part I - IX dalam proses perbaikan, maaf kalau part tersebut tata bahasa nya kurang baik]