Jatuh Cinta

383 23 3
                                    

"Gue bisa rasain apa yang lo, rasain Ta." Ucap Arga dengan pelan sambil tersenyum sinis. "Kalo lo takut, lo takut gue mengambil kebahagiaan lo."
Ata menegang kaget.

Kenapa orang ini bisa tau?
Apa dia memiliki semacam kekuatan?
Mana mungkin!
Sial, ternyata orang buta ini punya otak yang cerdas.

Mata Ata menatap senyuman milik lelaki didepannya ini.

"Ata stop! Jangan bertengkar!" Teriak Ana menengahi dua orang lelaki didepannya. Setelah melepaskan cengkramannya, Ata langsung menarik adiknya itu kedalam mobil.

"Dasar cowok gak punya etika." Ucap Arga sinis setelah mendengar suara mobil menjauh. Kakinya kembali melangkah dengan bantuan tongkat.

Malamnya Arga yang sedang mendengar radio harus tertanggu akibat ada yang mengetuk pintu rumah kecilnya. Ia bangkit dari kursi lalu perlahan mendekati pintu, "siapa?"
"Gue."
Tangan Arga yang ingin memegang kenop pintu tertahan diudara, "Ziefa?"
"Iya, ini gue, Ga."
Akhirnya Arga membuka pintu dan lamgsung mencium bau yang sering ia cium. Anyir.
Ziefa dengan lancangnya memasuki rumah Arga lalu berbicara angkuh, "rumah orang miskin begini ya ternyata."

Mulut Arga hanya terdiam kemudian menutup pintu. Ia kembali duduk didepan radio kesayangannya.
"Orang tua lo mana? Mati?"
Arga tetap membungkam.
Karena pertayaannya tak dijawab Ziefa menghampiri Arga. Ditariknya dagu lelaki itu kasar lalu berbicara tajam, "jawab pertayaan gue!"
"Buat apa gue jawab? Ada untungnya emang buat lo?" Mulut lelaki itu pun akhirnya terbuka dan balik bertanya, "lo kenapa bisa tau rumah gue disini?"

Ziefa melepas tangannya dari dagu Arga. Bukannya menjawab ia malah bertanya, "dimana kamar mandi? Gue mau mandi."
"Dari ruangan ini belok kanan."
Tanpa peduli ada lelaki didepannya, Ziefa dengan cepat membuka baju. Kini ditubuhnya hanya tersisa pakaian bikini.

Masa bodoh. Dia buta ini mana liat dia gue lagi telanjang.

"Gua tau apa yang lo pikirkan." Ucap Arga dingin lalu mengumpat dalam hati.

Sialan, Ziefa! Wangi tubuhnya yang tadi bau anyir sekarang kenapa manis banget?!

"Owhh...." Ziefa mendekati Arga, mengelus pipi lelaki itu lalu berbicara dengan memanja, "lo emang benar-benar pintar membaca pikiran ternyata, Arga sayang."
Arga tersentak kaget lalu menyeringai senang.

Lo coba bangunin macan tidur, Nona Ziefa.

Tangan Arga yang tadi memegang tongkat dijatuhkan begitu saja. Mata Ziefa sempat menatap tongkat terjauh tersebut lalu tiba-tiba saja pinggangnya ditarik hingga tubuh mereka berhimpitan lalu Arga berbisik, "kali ini siapa lagi yang jadi korban lo, hm?"
Wanita didepannya ini malah terdiam membisu. Tak lama kemudian ia mendorong tubuh Arga, "jauh-jauh dari gue buta!"

Terdengar suara pintu didorong keras. Sudut bibir Arga terangkat saat mendengar Ziefa mengumpat dirinya, "DASAR BUTA SIALAN!!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ata terduduk didepan meja belajarnya. Seminggu penuh bertengkar dengan Ana membuat ia dihantui rasa bersalah. Bukan merasa bersalah karena orang buta itu melainkan merasa bersalah sudah membuat Ana menangis.

Matanya sedikit melirik kearah jam dinding. Pukul 22.32. Adiknya itu pasti sudah tidur. Ia bangkit dari kursi dan perlahan melangkah menuju kamar Ana yang berada disamping kamarnya. Ata kira Ana mengunci pintu kamarnya tapi dugaannya salah saat ia coba membuka pintu, pintu itu pun langsung terbuka. Gelap. Hanya ada remang-remang lampu dari arah luar. Matanya melihat Ana tertidur pulas tanpa beban. Ia duduk ditepian tempat tidur. Diusapnya lembut rambut hitam Ana lalu ia menempelkan dahi mereka.

Karena Cinta Kita BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang