Arga dan Altana kini duduk dibangku triplek ruang tamu. Keduanya hanya terdiam. Kejadian beberapa menit lalu masih membuat mereka canggung terlebih lagi Arga. "aneh.." lirih Arga membuat kepala Altana menoleh lalu melihatnya bingung, "aneh apa nya kak?" "rasanya aneh minum darah tapi itu.. darah lo.. enak." Senyuman mengembang dibibir Altana, "syukurlah, kalau kakak butuh apa-apa bilanglah padaku."
Ekor mata Arga terus menatap Altana. "kenapa lo bisa cinta sama gue? memangnya apa yang lo tau tentang cinta?" Dengan sedkit berani Altana menatap mata lelaki disampingnya, "aku gak punya alasan kenapa aku bisa mencintai kakak dan yang ku tau tentang cinta itu seseorang yang ingin kamu lindungi, seseorang yang berani berkorban hanya untuk kamu, seseorang yang gak rela dia bersama orang lain, dan kamu ingin bersamanya selalu." Arga bisa melihat mata berbinar Altana saat membicarakan cinta tadi.
Seseorang itu.. batin Arga lalu senyuman muncul dibibirnya. "terus lo tau dari mana kalo gue cinta sama Ziefa?" Ditanya seperti itu membuat Altana langsung lesu, "habisnya kakak langsung senang kalau ada kak Ziefa. Jadi itu benar, kalau kakak cinta sama kak Ziefa?" Arga seperti menerawang lalu menjawab dengan datar, "gak tau. Ziefa temen gue. Cuman itu yang gue rasain tentang dia."
Ada perasaan lega saat mengetahui jawaban lelaki disampingnya. Ia berarti masih punya kesempatan. Beberapa detik kemudian Altana tersentak, "aku harus pulang!" Saat baru ingin melangkah, Arga dengan cepat menangkap lengan Altana. Keduanya saling menatap lalu mulut Arga berbicara, "gue anter lo pulang." Senyuman mengembang dibibir Altana, " hm!"
"Kak kenapa?" Tanya Altana bingung karena lelaki disampingnya ini hanya diam membisu. Mata Arga melirik ke kanan lalu kekiri. "ck" desisnya sinis. "-darah lo emang bawa masalah." "hah? maksudnya?" Tanpa basa basi Arga langsung menarik Altana untuk lari. Kaki jenjang Altana hanya mengikuti kemana arah lelaki didepannya ini. Tiba-tiba saja Arga menghentikan larinya, menarik tubuh Altana agar berada dibelakangnya, "mau apa lo hah?!" Alis Altana terangkat satu bermaksud ingin melihat dengan siapa kak Arga berbicara. Tubuhnya menegang saat melihat dua bola merah itu dan lebih kaget lagi saat tau pemilik kedua bola mata merah itu adalah kak Ziefa. "Ziefa?" Tanya Arga gak percaya.
Tangan dan baju Ziefa penuh dengan becak darah. Jari Ziefa menunjuk sesuatu sambil tersenyum sinis, "dia... gue mau darah dia." Kedua lengan Arga terbentang bermaksud menghalangi, "jangan coba-coba Zie! dia cuman milik gue!" Bibir Ziefa melengkung sedih, "jadi lo gak mau berbagi sama gue?" Kakinya mulai melangkah lagi, "ayolah, Arga sayang". Disisi lain, jantung Altana berdetak kencang. Ia sangat ketakutan. Ternyata kak Ziefa juga sama seperti kak Arga. Buka manusia seutuhnya. "gue haus, Ga. Beri darah dia sedikit aja untuk gue." Ucap Kak Ziefa lagi kini lebih pelan. Wanita itu tiba-tiba jatuh bersimpuh. Air mata pertama jatuh dengan mudah ke pipinya, "sebenarnya gue gak mau kayak gini tapi... karena mereka gue jadi sendirian.. gak ada yang mau bersama gue.." Altana dan Arga menatap iba Ziefa yang kni memeluk dirinya sendiri, "gue gak mau sendiri!!!"
Jerit tangisan Ziefa semakin keras saat ingatannya kembali pada dimasa ia masihlah bahagia. Orang tuanya dan Dama. Terlebih lagi Dama yang menemaninya dalam kesepian.
"ziefa, sayang" teriak mamahnya sambil tersenyum
"papa akan selalu menjaga Ziefa."
lalu terngiang senyuman Dama saat pertama kali mereka bertemu, "kenapa menangis? dan saat Dama menghampus air matanya, "aku akan selalu bersamamu. berhentilah menangis."
Setiap bayangan itu masilah sangat melekat diingatan Ziefa, "Dama.. hiks.. Papa.. Mama.." Ia ingin semuanya indah seperti dulu. Kasih sayang orang tua dan Dama. Memang Dama masih ada disini tapi ia bukanlah Dama yang dulu. Ia yang sekarang lebih arogan dan pendendam. Semua sifat iblis pasti seperti itu. Arga dan Altana tersentak saat perlahan bayangan Dama menjadi wujud nyata. Diambilnya kedua tangan Ziefa lalu berbicara, "kamu merasa sendiri lagi, Ziefa. bukankah aku ada disini bersamamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta Kita Bersama
Teen FictionAwalnya baik-baik saja tapi setelah kekuatan itu datang, semuanya menjadi kacau. Arga tak tahu kalau masa lalu orang tua nya yang membuatnya seperti sekarang. Dunia nya yang dulu terlihat gelap kini berubah menjadi sesuatu yang mengerikan untuknya...