Altair POV
Entah kenapa ada rasa amarah yang keluar di diri gue, saat Ana mengatakan kalau ia jatuh cinta. Jatuh cinta? Dengan siapa?. Gue pun langsung tau siapa yang dimaksud Ana. Si buta itu.
"Aku tanya. Itu jaket siapa? Dan kemana kamu tadi?. Aku bisa laporkan ke papah kalau kamu tadi gak sekolah." Ucap gue sinis dengan tatapan tajam. Adik gue itu hanya terdiam menunduk, "a-nu.,. Ka-kalau aku cerita kamu gak laporin aku ke papah kan, Ta?"
"Tergantung cerita kamu."
Ana semakin menunduk, "tadi aku nguntit kak Arga sampai kampusnya terus ak-,"
Gue menatapnya tak percaya, "kamu nguntit dia?! Cewek secantik kamu ngejar-ngerjar cowok buta kayak dia? Konyol." Lalu gue menatap sinis jaket yang dikenakan Ana, "dan jaket ini pasti punya dia juga.""Iya." Lalu perempuan itu mendongak, menatap gue dengan tatapan memohon, "Ta, please jangan laporin ke papah ya?. Nanti aku bisa dihukum."
Gue hanya diam lalu kembali menjalankan mobil diaspal.
Setelah sampai dirumah gue langsung menyeretnya masuk. Ana memberontak kesal, "Ata lepas!""Aku akan tetap cerita dengan papah!"
"Hah?" Ia terlihat tak percaya lalu kembali memohon, "Ata ku mohon jangan!"
"Sayang, ini kenapa?" Tanya mamah bingung lalu tak lama papah berdiri disamping mamah.
"Pah, tadi Ana gak sekolah dan lihat!" Gue membuka jaket yang dikenakan Ana secara paksa, "dengan pakaian kayak gini. Dia pergi dengan laki-laki."Papah dan mamah terlihat shok. Ana mematap gue benci lalu mendekati papah, "pah, Ana bisa jelasin kok, tadi tuh, An-"
"Masuk kamar!" Teriak papah dengan amarah yang memuncak.
Mamah mengelus lengan papah lembut, "Alfan, biar Ana jelasin dulu."
"Kamu jangan memanjakan dia!" Lalu papah menatap Ana lagi, "masuk kamar sana!"Adik gue itu meneteskan air mata lalu berlari kearah kamar. Suasana menjadi hening. Mata gue menatap jaket yang sekarang ada ditangan gue.
"Pah?" Panggil gue.
Kepala papah menoleh lalu mengangkat alis.
"Maafin, Ata. Ata... Ata cuman mau mgelindungin Ana."
Tangan papah mengacak-ngacak rambut gue, tersenyum bangga, "kenapa kamu minta maaf? Bukannya itu memang sudah tugas kamu untuk ngelindungin Ana?"
Gue ikut tersenyum tipis, "iya." Ekor mata gue beralik ke arah mamah yang terdiam sedih."Kamu boleh melindungi adik kamu asalkan jangan sampai mengekang kehidupan pribadinya."
Suara mamah yang terkesan dingin membuat gue menegang tak percaya kemudian menunduk."Apa maksud kamu?" Tanya papah tak mengerti.
Mamah menatap papah takut, "Altair entah kenapa jadi persis denganmu dan Noah waktu itu."
Gue menatapnya mereka tak mengerti.Persis seperti papah dan Om Noah? Waktu itu? Maksudnya apa?
"Nera, aku dan Noah seperti itu karena kami sama-sama ingin melindugin adik kami. Dan Altair sekarang juga sama."
"Tapi menurutku itu terlalu berleb-,"
"Apanya yang berlebihan? Memangnya seorang kakak melindungi adiknya itu salah? ."
"Gak. Tapi Ana-,"
"Stop, Nera!" Muka papah sudah merah padam akibat marah, "aku lagi gak mood berantem dengan kamu." Lalu, "Altair, kamu masuk kamar.""Ya, pah." Ucap gue pelan kemudian menuruti perintahnya. Sebelum masuk kamar gue menatap pintu kamar Ana lekat. Jaket yang sedari gue pegang kini dicengkram kuat, "ini semua gara-gara lo, Arga."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ziefa POV
Tangan gue membuka pintu rumah kemudian tersenyum miris. Karena gak ada salam hangat dari papah dan mamah kayak anak-anak lain. Kaki gue melangkah lebih masuk kedalam rumah, menjatuhkan diri duduk disofa, lalu tanpa sengaja melihat foto keluarga yang terpampang besar didinding.
Difoto itu umur gue masih 11 tahun. Berarti foto itu sudah 9 tahun lalu. Masih ada muka-muka bahagia layakmya sebuah keluarga. Dan sekarang keluarga ini..,,.
"Ck, menyedihkan!" Ucap gue tanpa sadar mengeluarkan air mata. "Ngapain gue ngeluarin air mata buat keluarga sialan ini apalagi dua orang itu. Gak berguna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta Kita Bersama
Teen FictionAwalnya baik-baik saja tapi setelah kekuatan itu datang, semuanya menjadi kacau. Arga tak tahu kalau masa lalu orang tua nya yang membuatnya seperti sekarang. Dunia nya yang dulu terlihat gelap kini berubah menjadi sesuatu yang mengerikan untuknya...