Pengisi Kosong Hatiku

61 1 0
                                    

Tubuh Arga terkesiap, ia kendurkan pelukannya lalu menatap Altana tak percaya, "lo gak percaya gue?"

Balasan Altana hanya senyuman hambar. Bola mata Arga melebar tak percaya lalu beberapa detik kemudian menganguk mengerti, "ya, siapa juga sih yang mau percaya sama seseorang yang udah pernah nyakitin perasaan kita, bahkan gue aja gak mau."

Kini giliran Altana tersentak dengan perkataan Arga. Ia menatap wajah lelaki didepannya ini tak percaya, "aku-"
"maaf ya kalo gue ganggu." ucap Arga tenang dan jelas. Ia bahkan juga tersenyum pada teman-teman Altana. Dibalik tubuhnya sambil melangkaj kearah pintu gerbang. Senyuman Arga langsung hilang digantikan gemeletuk gigi yang kesal.

Sepehilanganya tubuh Arga, teman-teman Altana langsung bertanya heboh.

"tadi dia bilang cinta kamu, Na!"
"kamu nolak dia?"
"beneran, Na? Kamu nolak cowok seganteng dia!"

Mulut Altana yang hendak menjawab didahului oleh suara orang lain.
"ayo, kita pulang."
Semua kepala menoleh termasuk Altana. Ata berdiri tak jauh dari mereka. Mukanya datar seperti biasa. Kepala Altana mengangguk kemudian dia tersenyum pada teman-temannya, "aku duluan ya, sampe ketemu besok!"
Teman-teman Altana hanya terbengong, bingung.

Ata menutup pintu mobilnya begitu pula dengan sang adik. Keduanya terdiam menatap kearah depan.
"apa yang kamu lakukan tadi ke dia itu pantas." ucap Ata menghentikan keheningan, "kesakitan dibalas dengan kesakitan."
Mulut Altana hanya diam membisu. Didetik berikutnya, Ata menjalankan mobil dijalanan aspal menuju rumah.

~~~~~~~~~~~

Tubuh Ziefa bergetar hebat. Ekor matanya melirik Dama yang kini tengah duduk dipojok ruangan. Lelaki itu mengusap wajahnya kasar dua kali sambil berbicara, "Arga harus mati, aku tidak peduli seberapa keras kau ingin melindunginya."
"tidak."
"kau tak berhak melarangku!" teriak Dama keras memenuh ruangan, "aku cukup sabar selama ini mengikuti apa yang kau katakan!"
Air mata Ziefa semakin deras turun. Tubuh Dama kini bangkit dari kursi lalu menghampiri Ziefa. Lelaki itu mengurung Ziefa dalam kedua lengannya kemudian ia jajarkan kepalanya. "ini keinginanku agar aku di akui oleh bangsaku sendiri, jadi jangan merusaknya atau kau yang akan aku bunuh."
Bola mata Ziefa melebar tak percaya seraya Dama menghilang dihadapannya.

~~~~~~~~~~~~

Mata Arga menatap langit yang berubah warna. Tiba-tiba ingatannya terlontar ke kejadian tadi siang. Helaan nafas keluar dari mulutnya, "gue di tolak, dia gak akan pernah percaya sama gue lagi."

"bodoh." ucap seseorang tegas. Ekor mata Arga melirik orang tersebut lalu tersentak percaya, "Dama?!"
Lelaki itu tersenyum kemudian berdiri disisi Arga.
"aku hanya bingung, apa berharganya kau sampai wanitaku tergila-gila padamu."
Kening Arga berkerut dalam, "hah? Apa maksud lo?"
"ya." ekor mata Dama melirik Arga, "Ziefa, dia melindungi mu dariku. Dia bahkan sampai mengabaikan aku. Hebat sekali kau."

Bibir Arga diam membisu sampai akjirnya Dama kembali berbicara, "boleh aku ikut ke rumahmu? Ada yang ingin ku bicarakan."
Arga bisa melihat keseriusan dimata Dama. Ia mengangguk, "oke, ikuti gue."

Pintu rumah Arga terbuka lebar saat keduanya-Arga dan Dama- masuk kedalam rumah kecil tersebut. Tepat saat pintu tertutup, Dama menodong pisau di leher Arga.
"apa maksudnya ini, Dama?"
"hm.." bibir Dama tersenyum sinis, "seharusnya iblis mu memberitahu mu kalo ini akan terjadi, bukannya kau bisa melihat masa depan?"
Arga diam membisu, ia melirik ke arah belakang, "gue gak butuh kekuatan dari iblis untuk ngeliat masa depan. Lepasin gue sekarang."

Terjadi keheningan yang lama. Bola mata Arga melihat tangan Dama yang bergetar hebat memegang pisau.
"Dama."
"...."
"Dama." panggil Arga lagi yang baru mampu menyadarkan Dama. lelaki itu mejatuhkan pisaunya sambil berkata, "sial, kenapa.... kenapa aku tak pernah bisa lakukan ini padamu?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karena Cinta Kita BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang