Senyuman Mematikan Milikmu

109 6 4
                                    

"Kau pikir aku adalah Arga?" ia membalikan badan, tersenyum licik, "-kau salah besar. Aku berhasil mengendalikan tubuhnya."

Kaki Altana melangkah mundur saat melihat bola mata merah itu berbeda. sekitar bola matanyayang tadi putih kini berwarna hitam pekat.

"Kalau kamu bukan kak Arga lalu kamu siapa?" tanya Altana sambil terus melangkah mundur. Arga mengangkat alis saat ia tak mengetahui berada dimana dirinya. Baru semenit yang lalu ia mencekik seseorang tapi sejurus kemudian ia berpindah ketempat ini. 

"memang bodoh anak nya Renata." Arga tersentak lalu menoleh kearah suara yang berada dibelakangnya. Ia baru menyadari kalau ada sebuah besi seperti penjara yang memisahkan ia dengan orang yang baru bicara tadi. "Siapa lo?! kenapa gue bisa ada disini?" Orang itu tak menjawab melainkan menatapnya tertarik, "kau mirip sekali dengan Allen. Si manusia  lemah yang tak berguna itu." Entah kenapa Arga sangat marah saat orang itu berbicara tadi, ia guncangkan besi didepannya kencang, "lepasin gue!"

"melepaskan kau disaat akhirnya aku bisa mengedalikan tubuhmu? Mustahil." Ia tertawa hebat. Bola matanya menyala merah. Arga semakin kaget saat melihat gigi taring tersebut. Vampire? Apa benar ada di zaman sekaang? tapi... gak. Ia juga punya dua tanduk dikepalanya. makhluk apa dia sebenarnya? "-hei, lihatlah. wanita ini." 

Ada Altana disana. wanita itu dicekik oleh... bukankah ini tangannya?. Arga juga baru ingat saat orang aneh itu menyebut kalau dirinya dikendalikan. Berarti sekarang ia sedang tak sadar? dirinya dirasuki orang itu?. Senyuman kemenangan muncul dibibirnya, "-darahnya sangatlah manis. Ia pasti akan menjadi inceran para iblis diluar sana, termasuk kau."

"Kak Arga sadarlah. Ini bukan kakak." Nafas Altana seperti tertahan dikerongan. Ia tak bisa bernafas. Cengkaraman tangan lelaki didepannya sangatlah kuat. "Altana" "Dia pikir kau bisa kembali. haha.. itu mustahil." dirinya yang dirasuki semakin mencekik Altana kuat. Kepala Arga menggeleng sambil mengguncangkan besi didepannya, "lepasin dia! Berenti! Gue mohon.. dia bisa mati."

"SIAPA PUN KAMU YANG BERADA DIDALAM TUBUH KAK ARGA. KEMBALIKAN DIA! KEMBALIKAN MILIKKU!" dengan sisa kemampuan yang ada Altana memukul dada Arga kencang. "-KAK ARGA KEMBALILAH!!"Cengkraman tangan Arga di lehernya tiba-tiba saja terlepas. Wanita itu terjatuh dilantai sambil terbatuk. Diliriknya Arga yang kini terdiam sambil menatap tangannya yang bergetar. "Kak Arga?" Panggil Altana untuk memastikan siapa yang berada ditubuh lelaki itu. Mata Arga beralih ke wanita itu. itu Altana? gue kembali? tapi bagaimana bisa?. 

"tenanglah." Ucap Altana lembut sambil menepuk bahunya tapi Arga malah menghentakkan tangan wanita itu kasar, "menjauh! gue... gue hampir aja mau membunuh lo." "itu bukan Kak Arga-" Bagaimana dia bisa tahu? "-karena kakak orang baik. kakak gak mungkin gelakuin itu."  Arga tersentak lalu menunduk malu. Beberapa detik kemudian dilirik Altana lagi. Ini pertama kalinya ia bisa melihat wanita itu. Benar kata orang-orang yang selama ini ia dengar tentang Altana. 

bola mata abu-abu yang indah. 

"ayo" Ajak Altana sambil mengulurkan tangannya. Mata Arga menatap telapak tangan itu lama. Bagaimana bisa wanita itu bersikap biasa saja padahal barusan ia hampir membunuhnya?. Karena tak kunjung mendapat jawaban, Altana langsung menarik tangan Arga dan membawanya keluar. "maaf, Altana." Ucap Arga akhirnya setelah lama ingin berbicara. Kepala Altana menggeleng pelan, "kenapa harus minta maaf? itu bukan salah kamu." "gue gak tau kenapa.. tapi gue gak akan membiarkan dia mengendalikan tubuh gue lagi-" Mereka berhenti melangkah lalu Arga menyentuh pipi Altana lembut. Tatapannya berubah serius, "-dan gue janji gak ada yang bisa menyakiti lo lagi karena gue akan melindungi lo." Pipi Altana berubah merah merona. Suasana romantis ini berakhir saat Altana mengeluarkan batuk. Mereka sama-sama tersentak melihat darah ditangan Altana.

Karena Cinta Kita BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang