Bab 3 - Homesick

95.1K 5.2K 54
                                    

Paginya laras terbangun oleh dering yang berasal dari handphone’nya . Dengan mata masih betah melekat laras menyambar handphone’nya yang ia taruh dinakas samping tempat tidur dan segera mengangkatnya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon.

“ Assalamualaikum”,  Suara ibunya kontan membuat mata laras terbuka sempurna. Ia pun bangun dan duduk sambil menyandarkan tubuhnya pada kepala tempat tidur.

“ Walaikumslam bu “, Ucap laras dengan sedikit takut dan kerinduan yang menjadi satu.

“ Mba dimana ?”, Tanya ibu dengan suara yang membuat hati laras seperti diiris.

“ Apartemen aku bu “, Jawab laras sambil mengadahkan kepalanya menahan butir air mata yang akan jatuh. Ia menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tak terdengar oleh ibunya.

“ Mba pulang jam berapa? Mba baik – baik aja kan ?”, Tanya ibunya dengan isak tangis yang sudah terdengar. Laras makin keras mengigit bibirnya tak ingin membuat sang bunda bersedih.

“ Jam sepuluh bu lembur dulu, aku baik – baik aja, kemarin siang rama sudah nganterin baju – baju aku kesini dan tadi malam setelah pulang kerja aku sempat belanja, tenang aja bu aku bakal makan teratur dan ngurangin kopi kok “, Jawab laras diselingi tawa kecilnya, mencoba membuat ibunya tenang sekaligus meredakan kekhawatiran ibunya padanya.

“ Alhamdulilah..ibu seneng dengernya, yaudah mba solat subuh gih, ibu lega tahu  mba baik – baik aja “, Laras menyeka butir air matanya yang ternyata tak bisa dibendung lagi.

“ Iya bu, laras sayang ibu “, Ucap laras sambil mengigit bibirnya keras – keras.

“ Ibu juga sayang sama kamu, assalamualaikum “,

“ Walaikumslam “,

Setelah sambungan terputus laras menangis tersedu – sedu. Ibu adalah segalanya bagi laras. Walaupun suka bawel dan cerewet ibu adalah ibu paling pengertian dan penyayang bagi laras. Ia selalu ada buat laras lebih setia dibanding para sahabatnya dan  lebih mampu diandalkan dibanding para mantan kekasihnya. Sosoknya tak akan pernah tergantikan oleh apapun.

Setelah menyelesaikan tugas paginya yakni solat subuh, mandi dan bersiap – siap laras menikmati sarapan sederhanya pagi ini yakni setangkup roti dan segelas susu. Sangat jauh berbeda dengan sarapan  yang selalu dibuatkan oleh ibunya. Ibu selalu membuat sarapan sesuai dengan keinginan laras. Menuangkan lauk untuknya dan memperingatinya saat makan tergesa – gesa. Laras menyeka air matanya, walau baru satu malam tapi ia sangat rindu pada ibunya.

Selesai sarapan, laras segera berangkat kerja karena jarak apartemen menuju kantornya adalah jalur yang lumayan sering dilanda macet, bukan, bukan sering tapi selalu. Dengan setelan kantornya yakni, rok selutut berwarna biru tua, kemeja garis – garis yang ditutupi blazer dengan warna senada dengan rok. Laras tampak sangat anggun dan berkelas. Jabatanlah yang mengharuskannya berdandan eksklusif. padahal dilubuk hati laras, laras sangat ingin merubah penampilannya dengan jins dan kaos, ia adalah tipe wanita yang menyukai kebebasan termasuk kebebasan dalam menampilkan diri kita apa adanya.

“ Pagi laras “, Laras tampak terkejut saat suara maskulin menyadarkannya dari lamunan.Ternyata sosok prayoda sudah berada disampingnya.  Ia berdiri berdampingan menunggu lift yang akan membawanya turun kelantai dasar. Diliriknya prayoda pagi ini, setelan kantor? Laras hampir tak mengenali prayoda pagi ini. Semalam ia tampak sangat santai mengenakan celana jins dan kaos warna hitam bergambar band legendaris ‘ the beattles ‘ dan tak lupa dengan tas olahraga besarnya. Tapi pagi ini, prayoda sudah terlihat lebih dari sekedar manis, ia tampan dan berwibawa dengan celana panjang linen berwarna abu – abu dan kemeja lengan panjang berwarna putih, tanpa dasi dan kancing atas yang terbuka.

Laras harus menahan nafasnya sejenak, ia terkejut akan efek dari pakaian yang bisa merubah  karisma  seseorang.

“ Pagi prayoda “, sahutnya dengan senyum tipis tersungging.

“ Panggil saja yoda “, ucap yoda sambil mengembangkan senyum manisnya yang berefek aneh pada laras. Laras pun ikut tersenyum.

“ Baiklah kalau begitu, yoda?”,

“ Ya laras “,

Mereka kembali tertawa, seperti tadi malam, sangat mudah tertawa pabila didekat yoda padahal laras bukanlah orang yang mudah tertawa atau bercanda. Ia melakukan itu hanya dengan sinta dan rama adiknya.

Keduanya masuk kedalam lift bersama beberapa tetangga mereka yang tinggal dilantai yang sama. Didalam lift yoda sibuk memperkenalkan laras pada tiga orang tetangga yang tadi masuk bersama. Ada Pak Theo dan Ibu Tasya, mereka adalah pasangan dokter yang tinggal diapartemen nomer 1018, tiga apartemen dari laras, lalu ada Vicky, gadis cantik bertubuh mungil yang ternyata tinggal disebelah kiri yoda yakni dipartemen 1013.

Setelah berbasa basi mereka pun harus mengambil posisi karena para penghuni apartemen dilantai 9 sampai lantai dasar terus menerus masuk dan membuat lift penuh seketika sampai penghuni dilantai 4 sudah tidak bisa masuk lagi. Dan celakanya laras terjepit dipojok kanan dengan yoda berada disisinya, lengan yoda yang kekar makin memperburuk posisinya, lengan itu hampir menempel pada bagian dadanya, laras mencoba mengangkat tas kerjanya untuk menutupi dadanya, tapi tangannya tak bisa bergerak sama sekali karena penuhnya lift. Mengetahui laras yang tidak nyaman dengan posisinya, yoda mengangkat lengannya dan menyandarkan lengannya pada dinding lift dan kini laras sudah terkurung pada tubuh yoda yang mengeluarkan aroma maskulin yang sejak tadi sudah membuat laras terganggu. Aromanya membuat laras ingin menghambur dalam pelukan yoda dalam hitungan detik itu juga.

Setelah menit demi menit penuh penyiksaan akhirnya sampailah lift dilantai dasar. Semua tampak berhamburan keluar dari lift, laras dan yodalah penghuni lift yang terakhir keluar, laras berjalan lebih dulu sambil membenahkan blazer dan kemejanya yang agak kusut akibat berdesakan.

“ Kamu nggak papa ?”, Tanya yoda yang sudah berada disisinya dan berjalan beriringan dengan laras.

“ Nggak papa kok, kamu sendiri ?”, Tanya laras gentian dan yoda tampak membenahkan kemejanya.

“ Masih bisa diatasi “, jawabnya santai dan keduanya tertawa bersama.

Saat mobil SUV silver muncul dilobby laras dan yoda berpisah, yoda masuk kedalam mobil tersebut yang pintunya dibukakan oleh seorang supir berseragam. Laras melambaikan tangan mengantar kepergian yoda. Ia pun berjalan menuju mobilnya yang terparir dihalaman parkir apartement , kepalanya masih dipenuhi oleh yoda. Tapi segera laras tepis karena ia yakin pria seperti yoda pasti sudah memiliki kekasih. Dilihat dari gaya dan sikapnya terhadap wanita, yoda adalah tipe pria yang sangat didambakan oleh banyak wanita.

***

Update setiap hari !!!hihihihi
Semoga masih tetep suka dengan cerita laras...
dan aku masih nunggu Voment'nya juga dari kalian..

Love,

bebyZee

The Real Love ( The Wiryawan Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang