Part 6

1.1K 75 2
                                    

Enjoy!

------------------------------

Narisha pov's

Memoleskan sedikit bedak, lalu menguncir asal rambut. Gue menatap pantulan diri gue di cermin, tersenyum tipis.

Perlahan menuruni tangga, terlihat papa lagi duduk disana sambil baca koran.

"Hai pa" kata gue.

Papa mengalihkan pandangannya dari koran, lalu menatap gue dengan kening berkerut. "Kamu kenapa? Kok keliatannya gak semangat?"

Gue menghentikan tangan gue yang lagi sibuk mengoles selai, lalu menatap papa mencoba untuk tersenyum. "Nothing pa heheh"

"Hari ini mau papa anter ke sekolah ga?" Kata papa dengan senyum mengembang.

Guepun langsung senyum sumringah. "Mau banget pa! Ayok berangkat"

Dengan senyum mengembang gue langsung berlari keluar untuk membuka pager, lalu bertepatan gue membuka pager, ada Rello yang juga lagi membuka pager.

Gue tersenyum lebar. "Rell berangkat bareng yuk, dianterin sama papa loh" kata gue semangat.

Rello tersenyum meremehkan. "Huh bahagia banget kayaknya, baru dianter sekali ya? Norak"

Deg. Gue rasanya pengen nangis.

Rello tega ngomong gitu?

Gue tersenyum miris. "Ya udah, lo berangkat sendirikan? Gue duluan ya" kata gue pelan.

Rello hanya berdiri mematung dengan wajah datar.

Dengan air mata yang udah siap terjun, gue langsung masuk kedalam mobil, dan mendapati papa melihat gue dengan kening berkerut. "Ada apa Sha?"

Gue menghapus air mata tadi dan tersenyum tipis. "Gak kok pa, udah yok berangkat"

***

Dengan lesu gue melewati koridor, akhirnya guepun sampe di kelas, melihat ke kursi yang biasa gue duduki masih kosong, gue memutuskan untuk pindah tempat duduk.

Gue jalan nyamperin Treyson yang lagi asik dengerin lagu pake headset. "Son!" Panggil gue sedikit teriak.

Dia melepas sebelah headset nya, menaikkan satu alis. "Apa"

"Gue duduk sama lo ya" kata gue memasang puppy face.

"Oke" lalu Treyson memasang kembali headsetnya.

Baru aja gue naro tas, Rello masuk kedalam kelas dengan nafas memburu. Mata gue sama mata dia bertabrakan, gue langsung mengalihkan pandangan.

Gue melirik sedikit kearah Rello, dia ternyata masih berdiri depan pintu menatap gue dengan wajah datar.

Sebuah suara memecahkan keheningan. "Hai semua!!" Sapa Tisha semangat.

"Heh berisik banget sih lo, baru dateng udah bacot aja!" Bentak Treyson.

Tisha mengerucutkan bibir. "Moodbreaker banget lo ah, gue lagi bahagia tau"

Gue ketawa kecil.

Tisha nengok kearah gue, lalu mengerutkan kening. "Kok lo duduk disini?"

"Hah? Eh- yaa bebas dong" kata gue ketawa garing.

Rello yang sedari tadi cuma berdiri didepan pintu, kini berjalan melewati kita dengan wajah datarnya.

Selama pelajaran berlangsung, gue bener-bener gak konsen. Pikiran gue tuh campur aduk, bingung gimana cara mendeskripsikannya.

Sedangkan Treyson disebelah gue, serius banget dengerin guru jelasin materi. Oke singkat cerita, Treyson itu pinter banget jadi wajar kalau dia serius begini.

Gue melirik kearah Rello, dan ternyata dia juga lagi ngelirik kearah gue, gue langsung ngelengos.

Situasinya susah dijelasin, gue gak ngerti antara gue dan Rello, sebenernya yang marah gue atau dia? Siapa yang salah? Gue akui gue salah, tapi jujur aja perkataannya tadi pagi benar-benar bikin gue sakit hati.

***

Varello pov's

Gue ngeliatin Narisha dari belakang, dan tiba-tiba aja cewe itu ngelirik kearah gue, tapi begitu dia tau gue lagi ngeliatin diapun langsung buang muka.

Gue bingung harus gimana, disisi lain gue tau Narisha sakit hati atas perkataan gue tadi pagi, tapi mengenai kejadian kemarin malam.. sudahlah.

Treeng treeng -bel istirahat-

Gue langsung berjalan menghampiri Narisha yang lagi asik mendengarkan lagu memakai headset, gue kasih kode ke anak satu kelas untuk keluar. Lalu tinggallah Narisha -dia masih gak sadar- sama gue didalam kelas.

Gue lepas sebelah headset yang dia pake.

Narisha nengok, begitu melihat yang ngelepas gue dia langsung melotot. "Mau lo apa?"

"Maafin gue atas perkataan tadi pagi" kata gue menatap Narisha tepat di manik matanya.

Baru aja Narisha hendak membuka mulut, satu suara membuyarkan semuanya. "Narisha" panggil seseorang.

Ray.

Narisha nengok kesumber suara, lalu begitu mengetahui siapa yang memanggil ia langsung meninggalkan gue sendiri.

Gue menahan lengan Narisha. "Kita belum selsai" kata gue.

"Lepasin"

"Ngga" kata gue sedikit membentak dan semakin mengeratkan pegangan tangan gue.

Narisha merintih kesakitan pelan. "Lepas Rell"

"Ngga Sha, urusan gue sama lo belum selsai"

Narisha menghela nafas pelan. "Gue janji ini gak bakal lama"

Gue melepas tangan Narisha.

Sekilas gue amati punggung Narisha, gue ngerasa seolah perhatian gue terbagi dua, gue ngerasa kayak Kak Ray ngambil perhatian Narisha.

Gue duduk dimeja guru, mengetok spidol ke meja.

Tiba-tiba Treyson masuk kedalam kelas. "Eh Rell, udah selsai urusan lo?"

"Belum.. bocahnya lagi ngobrol bentar sama Kak Ray"

"Bentar? Barusan aja mereka berdua pergi, yang gue denger sih mau rapat OSIS, kalau rapat mah lama bego" kata Treyson seraya menjitak kepala gue.

Gue memukul meja guru. "Sialan! Mereka rapat?"

Treyson hanya menjawab dengan anggukan.

Sejak kapan Narisha jadi anggota OSIS?, batin Rello.

Dengan nafas memburu, gue langsung jalan cepat menuju ruang OSIS. Gue bakal nungguin Narisha sampe rapat sialan itu selsai.

Gue berdiri depan pintu ruang OSIS, menyenderkan tubuh kedinding seraya mengamati sekumpulan siswa yang lagi main basket.

Semuanya terasa aneh, perlakuan gue ke Narishapun terasa aneh.

------------------------

Dont forget to leave vomments thankyou, all the love tumblxlina❤

Cast nya diganti ya, silahkan cek cast

Broken Home (ON HOLD & ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang