Part 18

685 54 6
                                    

Enjoy!

------------------------------------

Still Narisha pov's

"Lo kenapa gak ikut jam pelajaran lagi? Gue kesepian dong nanti.." rengek Rello.

"Gue dispen buat OSIS, bentar lagikan ada pensi" kata gue tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.

Tiba-tiba aja tadi setelah rapat pertama selesai Rello langsung nyelonong masuk ke sekre OSIS nyamperin Narisha, dan alhasil sekarang malah merengek gak jelas.

"Sha...."

Tak ada jawaban.

"Narisha.."

Sekali lagi, tak ada jawaban.

"Narisha Shafa!"

"Berisik. Lo tau berisik gak sih? Gue tuh lagi banyak kerjaan Rell!" Kata gue sedikit membentak.

"Siapa suruh ikut OSIS" ejek Rello.

"Gue ditunjuk dan itu buat gue bangga! Tau ah kesel gue sama lo!"

"Iye iye sori, gue gak maksud gitu kok" kata Rello pelan.

Suara berdehem terdengar. "Sha, rapat lanjutan akan dimulai sekitar 15 menit lagi.. itu udah jadi belom?" Kata Ray sambil menunjuk kearah laptop.

Gue menggeleng pelan.

"Lo kantin aja dulu gih ini biar gue yang kerjain"

Rellopun yang daritadi memaksa gue untuk ke kantin langsung tersenyum sumringah.

"Ohh gitu, oke deh.. yuk Rell"

Secepat kilat Rello pun langsung narik gue.

"Nasi goreng dua ya bang sama es teh manis" kata Rello.

"Eh apaan lo?! Emang gue mesen nasi goreng?!"

"Nurut aja deh, lo tuh pasti belum makan nasi jadi gak boleh makan mie! Gak sehat"

Halah belagak nasihatin gue, ejek gue dalam hati.

"Woy curut!"

Seketika gue tersadar dari lamunan, lalu mengerjapkan mata dan sadar kalau diejek 'curut' gue pun langsung melotot. "Curut mbah mu curut, kudanil ompong diem aja deh!"

"Hehe canda kok, bawa hp gak lu? Main d*uel otak yuk"

"Males ah, main mulu pikiran lu!"

"Ah ga asik lo! Main d*uel otak itu nambah ilmu tau.. daripada fla*ppy bird"

Guepun menyumpal mulut Rello dengan tissue, siapa yang gak kesel mainan favoritnya diejek?.

"Neng ini pesanannya" kata mang tukol ramah.

"Iya pak makasih.."

Tiba-tiba Varello mencibir. "Giliran cewe cantik aja ramah, sama saya mah boro-boro" katanya nyindir mang Tukol.

"Kalau mau diramahin, bayar dulu atuh utang kamu!"

"Hehehe itu urusan terakhir ya bang" kata Rello cengengesan.

Sedangkan gue tanpa mempedulikan mereka, langsung melahap makanan yang sangat menggiurkan.

"Makan lo buru-buru amat dah?"

"Waktu gue tinggal lima menit lagi"

Alis Rello berkerut bingung. "Emang lo mau ngapain?"

"Rapat tulul, berisik lu ah lagi makan juga!"

Pas gue mendongakkan kepala, Rello menatap gue intens.

"Apaan sih lo ngeliatinnya gitu banget?!"

"Cerita"

"Hah?"

"Lo ada masalah kan nyet, cerita"

Gue ngecek jam tangan. "Nanti pulang sekolah kita nongski aja oke? Gue rapat dulu ya bye"

***

"Cepet cerita!"

Baru saja gue meletakkan bokong dikursi, Rello udah bawel kayak gini.

"Eh curut, gue baru duduk njir. Entar ah gue mau pesen dulu, lo gak buru-burukan?"

"Ngga. Pesenin gue kitkat frappucino"

Gue hanya ngangguk mengiyakan.

"Oke gue mulai cerita ya" kata gue setelah memesan minuman.

"Iya"

"Mama gue mau nikah lagi" kata gue pelan.

Mata Rello membelalak kaget.

"Dan kemaren gue jogging sama dia, ujungnya lo tau? Ya seperti biasa.. berantem"

"Berantem karna?"

"Karna gue lebih pilih tinggal sama papa dibanding dia"

"Semua ada jalannya kok.. tenang aja okey?"

Gue hanya mengangguk singkat.

"Eh d*uel otak yuk" ajak Rello.

Gue menggeram kesal. "Yaudah ayok"

Dan tanpa disadari, keduanya larut dalam permainan sehingga melupakan waktu.

-----------------------

Iya gue tau part ini gaje banget, tapi janji deh cepat atau lambat Narisha bakal taken..

Taken sama siapa hayo?

Ray
Atau
Rello

P.s: jawab dicomment, tercepat dapet dedicated;)

Tinggalkan jejak, kalo gaada jejak nyawa lo melayang

NAH LOH, AUTHOR GARONG:D

Broken Home (ON HOLD & ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang