Part 7

1.1K 76 1
                                    

Enjoy!

--------------------------------

Rello pov's

Udah sekitar sejam lebih gue berdiri depan ruang OSIS, tapi rapat sialan ini belum juga selesai. Gue mengeluarkan hp, mengirim LINE untuk Narisha. Berharap akan ada jawaban, tapi nyatanya pesan gue sama sekali gak dibales bahkan diread pun nggak.

Tiba-tiba aja pintu ruang OSIS kebuka, gue spontan langsung nengok. Satu persatu anggota OSIS mulai keluar, dan gak lama keluar Narisha berbarengan dengan Kak Ray lagi ketawa-ketiwi. Mereka jalan melewati gue -tanpa menoleh sedikitpun- mengerutkan kening, mereka sama sekali gak sadar kalau gue berdiri disini? wtf.

"Sha" panggil gue.

Secara bersamaan mereka berdua nengok, Narisha keliatan bingung dan Kak Ray hanya tersenyum.

"Lo ngapain disini?" Tanya Narisha.

"Nungguin lo, tadi lo janji gak bakal lama, nyatanya?" Kata gue berkacak pinggang.

Narisha menghela nafas pelan. "Gue gak kenal sama Rello yang ada dihadapan gue" dia menggeleng pelan frustasi.

"Em.. Sha, gue duluan aja ya, masih mau bareng atau ngga?" Kata Kak Ray.

"Bareng kak, yok. Gue duluan ya Rell" pamit Narisha ke gue dengan senyum tipis.

Gue menahan lengan Narisha, kali ini Narisha menghela nafas keras. "Kak gak jadi bareng, tapi nanti pas pulang ketemu di parkiran aja oke?"

"Sip" lalu Kak Ray pergi meninggalkan gue berdua dengan Narisha.

"Jadi?" Tanya Narisha mengangkat satu alis.

"Gue minta maaf atas perkataan tadi pagi, pasti lo sakit hati, gue nyesel banget" kata gue menatap Narisha dalam.

Narisha senyum sumringah. "Dimaafin, sahabat" kata Narisha semangat.

Ntah kenapa panggilan 'sahabat' terasa aneh, batin gue.

"Gue juga minta maaf ya, kemaren gue.." kata Narisha pelan.

"Its okay, nanti balik bareng yuk gue bawa motor nih"

Perlahan senyum Narisha memudar. "Gue udah ada janji sama Kak Ray"

"Ohh gitu ya udah, gue mau keparkiran juga nih bareng aja" ajak gue.

Tiba-tiba aja mata gue menangkap sesuatu yang lain, Narisha memakai hand-band yang keliatan asing dimata gue.

Gue mengerutkan kening. "Itu punya siapa?"

"Kak Ray, tadi gue minta hehe abisan suka" kata Narisha nyengir kuda.

"Mending lo balikin, gue banyak gituan nanti gue kasih deh"

Narisha memicingkan mata. "Kita baru baikan loh, jangan bikin gue kesel lagi"

Belum sempat mereka sampe diparkiran, motor besar kepunyaan Kak Ray udah menunggu.

"Nih pake helmnya" kata Kak Ray sambil memasangkan helm untuk Narisha.

"Thanks kak" tatapan Narisha pun beralih ke gue. "Gue duluan ya Rell"

Lalu Narisha menaiki motor gede itu dengan susah payah, dan punggung milik cewe itupun mulai menghilang diujung jalan.

Rasanya terasa aneh, Narisha gak pernah deket sama cowo selain gue, dan sekarang gue ngerasa.. arrgh i dont know what i feel.

Sebenernya apa sih yang bikin Narisha tiba-tiba berubah 180 derajat sikapnya ke Kak Ray, atau mungkin cewe itu mulai jatuh hati? Oh astaga, baru ditinggal sehari aja rasanya gue kehilangan sahabat kesayangan gue itu, apa lagi kalau perhatian cewe itu beralih ke Kak Ray.. jadi apa gue nantinya?

***

Menghempaskan tubuh gue ke sofa lalu menutup mata gue sebentar dan menghembuskan nafas pelan, rasanya hari ini cape banget. Gue membuka sepatu dan melemparnya asal.

"Udah pulang, Al?" Tanya mama yang baru aja keluar dari kamar.

Wanita dihadapan gue ini adalah mama gue, dengan umur yang terbilang masih cukup muda mungkin agak aneh bila wajahnya sudah terlihat menua. Semua ini karena penyakit Kanker yang menggerogoti tubuh mama perlahan, penyakit itu sukses membuat mama menderita. Papa yang benar-benar sibuk dengan bisnisnya, entah bagaimana bisa membagi waktu antara menjaga mama dan urusan kantor, tindakan itu buat gue bangga sekaligus bahagia memiliki seorang papa seperti dia.

Mama selalu memanggil gue dengan sebutan 'Al' katanya lebih mudah diucapkan, gue suka dengan panggilan itu.

Gue nengok ke sumber suara lalu tersenyum hangat. "Iya ma, baru aja sampe"

Tiba-tiba aja mama terbatuk cukup keras, gue langsung bangun dari duduk dan berlari menghampiri mama, terlihat darah di sapu tangan berwarna putih yang selalu mama bawa kemanapun.

"Ma are you okay? Huft, mama masuk aja ya ke kamar istirahat"

"Duhh Al.. mama bosen di kamar! Biarkan mama duduk diteras sebentar saja" kata mama sedikit berteriak.

"Tapi-"

"Sudahlah Al" mama pun berlalu pergi menuju keluar.

Kalau udah begini, gue gak bisa berbuat apa-apa.

--------------------------

Haii, maaf cuma sedikit.. sejujur tadi gue pengen update banyak, tapi lagi" terserang writers block.

Pertama, untuk yang kesekian kalinya, thankyou so much udh mau baca cerita sampah inii, gue berharap bgtt kalian semua meninggalkan jejak atau misalkan kalian punya saran silahkan dm gue aja, dengan senang hati gue akan menerima kritikan apapun dari kalian.

Kedua, gue kasih tau aja ya bikin cerita itu ga semudah yang kebanyakan orang pikir, kita butuh imajinasi dan akal tinggi untuk berhasil bikin cerita kita menarik, jadi tolong hargain gue disini sebagai penulis yang msh pemula, dan gue mau bilang TOLONG JANGAN SEENAKNYA MENJIPLAK/PLAGIAT CERITA YANG GUE TULIS, karna gue nulis cerita ini pake otak.

Dont forget to leave vomments thankyou, all the love tumblxlina❤

Broken Home (ON HOLD & ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang