Enjoy!
----------------------------
Ray pov's
Suara dentingan sendok terdengar jelas, keheningan yang tercipta pada keluarga ini tampaknya sudah sangat biasa. Makan bersama tanpa ada sedikitpun obrolan, rasanya gak aneh lagi.
Gue bangkit dari duduk, meninggalkan piring kotor bekas gue makan lalu masuk ke kamar.
Bahkan, mereka sama sekali gak peduli gue beranjak duluan. Keluarga kecil yang sangat tidak menyenangkan, penuh aturan dan larangan.
Gue menatap langit-langit kamar ber-wallpaper pesawat, memejamkan mata mengingat bagaimana sedihnya kehidupan gue. Tapi sesaat kemudian, tersenyum kecil lalu terkekeh pelan mengingat kejadian gue mencium kening Narisha.
Akhir-akhir ini cewe tembem nan galak bernama Narisha itu, sering bikin gue tersenyum bahkan ketawa sendiri.
Tiba-tiba pintu kamar gue kebuka, terlihat papa di ambang pintu.
"Untuk yang kesekian kalinya, sudah papa bilang jangan beraninya kamu membentak Gally" kata papa tegas.
Gue mendengus seraya tersenyum sinis. "Papa hanya peduli sama Gally, aku ini apa dihadapan papa? hm?"
"Dasar anak kurang ajar!" Bentak papa bersiap melayangkan tangannya. "Pergi kamu!"
Mendengar perkataan papa barusan, gue mengambil kunci mobil untuk pergi.
Baru saja gue menyentuh kenop pintu, suara seseorang membuat gue berhenti melangkah. "Lo mau kemana dek?"
"Bukan urusan lo"
"Gue abang lo, dan gue berhak tau.. karena lo adek gue"
"Denger ya, gue gak pernah mau punya abang macam lo!" Kata gue sedikit membentak.
"Gally, biarkan adek mu itu pergi" kata papa.
Guepun melangkah keluar, menyalakan mobil lalu menancap gas sekencang mungkin.
Disinilah gue sekarang, depan rumah bergaya minimalis yang terbilang sangat mewah. Berdiam diri didalam mobil, gue gak kunjung turun untuk menghampiri sang empunya rumah. Ya sekarang gue ada di depan rumah Narisha, entah apa yang membuat gue malah datang kesini.
Gue mencari handphone mengubek-ubek tas ransel gue, berhasil menemukannya guepun langsung saja mendial nomor hp Narisha.
"Halo, ada apa kak?"
"Gue di depan rumah lo, ikut gue sebentar aja plis"
"Oke sebentar, lima menit ya"
Lalu kurang lebih lima menit, sekarang Narisha keluar dengan crop sweaternya dan celana pendek santai beserta sepatu kets, memasuki mobil gue dan tanpa aba-aba gue langsung menancap gas.
Narisha memicingkan mata. "What happen with you?"
"Im fine"
Tatapan Narisha melunak. "Lo ada masalah, gue tau itu"
Gue hanya diam memperhatikan jalanan.
"Berhentiin mobil lo" pinta Narisha.
"Buat apa?"
"Just stop"
Gue menghela nafas pelan, lalu menepikan mobil.
"Look into my eyes" kata Narisha.
Gue menatap Narisha.
"Kalau lo gak mau cerita gak papa, tapi gue ada disini buat lo" kata Narisha pelan.
Gue memeluk Narisha erat, mencium aroma shampoo dipuncak kepala Narisha.
"Makasih Sha, maaf gue belum siap cerita" lalu gue melepas pelukan gue.
Narisha tersenyum. "Jadi kita mau kemana? Baliknya gak lebih dari jam 10 malem ya"
"Starbucks aja yuk, hehe iya sori tadi mendadak dateng"
Lalu tanpa disadari, salah satu dari mereka mulai membuka hati.
***
Author pov's
Narisha terbangun dari tidurnya, lalu kebingungan mendapati dirinya tertidur di kasur kamarnya, masih dengan pakaian yang semalam ia pakai untuk keluar sama Kak Ray.
Siapa yang bawa gue ke kamar?, pikir Narisha.
Berusaha melupakan hal itu, Narisha bangkit dari tidurnya untuk bersiap ke sekolah.
Narisha menuruni tangga sambil menenteng tasnya, ia baru aja siap mandi dan sedikit merias diri. Narisha cukup kaget melihat keberadaan Kak Ray di sofa ruang tamunya.
Kak Ray mendongak lalu tersenyum tipis. "Hey"
"Hey" jeda beberapa detik, Narisha mengerutkan keningnya bingung. "Kok lo bisa disini?"
"Barusan gue dateng, mau jemput lo.. bolehkan?" Tanya Kak Ray ragu.
Mendengar tawaran berangkat bareng, Narisha langsung tersenyum sumringah. "Boleh! Tapi gue sarapan dulu ya"
Kak Ray mengangguk.
Narisha mengoleskan selai chocolate peanut nya, sambil bersenandung kecil. "Lo mau? Ini selai favorit gue loh"
"Maunya disuapin" kata Kak Ray tersenyum menggoda.
"Ih, modus! Nih ayok aaa buka mulutnya, pesawat mau masuk" Kak Ray pun membuka mulutnya, belum sempat roti masuk ke dalam mulut Kak Ray, sebuah suara membuat Narisha menengok.
"Narisha.. loh Ray? Kalian ngapain?"
"Rello" kata Narisha dan Ray bersamaan.
"Gue ganggu ya? Kalau gitu duluan deh"
Rellopun melangkah pergi meninggalkan Narisha dan Ray yang masih mematung.
-----------------
Gue sengaja paling pertama pake pov ray hehe abisan biar gabosen, biar kalian tau juga kehidupan ray dirumah;)
Tinggalkan jejak ya:)
btw karna kuota sekarat kemungkinan bakal off rada lama, jd maap ga update:(