Part 17

758 45 0
                                    

Enjoy!

This part dedicated to @boomunicornn

----------------------

Varello pov's

Well, udah sekitar setengah jam gue menemani Narisha memilih baju untuk kencan sama Ray, walaupun sedari tadi ia mengelak bahwa ini bukan kencan tapi gue tetap keras kepala hahaha.

Ditambah lagi ia bilang "Lemari gue gak ada isinya anjir!"

Cewe ini buta atau bagaimana huh?

Lemarinya terbilang cukup besar --oke ralat-- sangat besar, mungkin bisa dibilang surga duniawi bagi para wanita.

Kamarnya pun dilengkapi dengan ruangan kecil untuk menyimpan sepatu dan koleksi tas, apakah semua ini masih kurang? Tentu saja tidak bodoh.

"Udahlah pake yang casual aja" saran gue.

Narisha menghela nafas. "Oke deh, sana keluar"

***

Seorang cewe turun dengan langkah cepat menuruni tangga, membuat gue yang lagi menikmati susu tersedak akibat penampilan nya saat ini.

"Loh? Kenapa? Gue jelek ya?"

"Cantik" gumam gue pelan.

"Huh? Serius? Wahh"

Penampilan cewe dihadapan gue saat ini benar-benar cantik, dengan sweater bermotif tribal dan rok pendek sudah membuatnya keliatan cantik, snickers adidas yang ia pakaipun bagus, rambut yang di blow model wave terkesan cute.

"Terpesona nya udah belum?" Katanya mendengus kesal.

Gue terkesiap. "Siapa juga yang terpesona.. gak usah geer!"

Baru saja Narisha membuka mulut untuk membalas ejekan gue, bunyi bel rumah mengalihkan perhatiannya. Langsung saja ia berlari kecil menuju pintu, dan menyambut sekiranya siapa yang datang.

Gue mengikutinya dari belakang.

Persis setelah pintu terbuka.

"Hai" kata sang tamu.

Siapa lagi kalau bukan Ray.

Dengan senyuman manis. "Hai- wah bajunya kok serasi gini sih"

Ray memakai sweater motif tribal juga, namun terlihat lebih cowo.

"Gak papa dong kan biar kayak pasangan hehehe, yuk berangkat" kata Ray.

Narisha menganggukan kepalanya.

"Ada bonyok? Kalau ada biar gue izin dulu bawa princess nya"

"Gak ada"

Seketika gue ngerasa bahu gue melemas, pasalnya jari Narisha dan Ray saling bertautan.

"Eh gue pergi dulu ya Rel" pamit Narisha.

"Loh ada Rello? Hai, pinjem dulu ya sahabatnya"

Narisha menggebuk bahu Ray pelan. "Pinjem pala lo peyang, emang gue barang apa?!"

"Hahaha canda"

"Ya udah have fun ya!" Kata gue.

Iya gue sadar sahabat- loh? Gue kenapa, kata Rello dalam hati.

***

Narisha pov's

Gue menganga terpesona layaknya anak kecil diberi lollypop, pasalnya saat ini gue berdiri di gerbang --anggap aja gerbang wkwk-- pasar malam.

"Pasar malem?" Gumam gue kecil.

"Iya. Suka ngga?" Kata Ray.

Gue menganggukan kepala antusias.

"Ayo masukk!" Rengek gue gak sabaran seraya menarik lengan Ray.

Lalu disinilah gue --sama Ray juga hehe-- sekarang berlari kesana-kemari menaiki beragam permainan.

"Ca- ca..pe..." kata gue dengan nafas ngos-ngosan.

"Makan dulu yuk, abis itu kita pulang" ajak Ray.

"Pulang? Kok cepet banget?"

"Ini udah malem cantik.. nanti bonyok nyariin loh"

Bibir gue mengerucut ngambek. "Ya udah deh"

***

"Hati-hati dijalan.." kata gue sambil melambai kearah Ray.

Ketika mobil Ray hilang diujung jalan, guepun langsung masuk rumah.

Loh kok ada mobil mama?

"Dari mana kamu Sha?"

Suara tersebut menyadarkan Narisha dari lamunannya. "Hangout sama temen, mama kapan dateng?" Jawab gue sekenanya namun mencoba untuk biasa.

Semenjak dinner beberapa hari yang lalu, gak ada yang berubah dari hubungan gue sama mama, malah gue semakin malas hanya untuk sekedar ngobrol.

"Sekitar beberapa jam yang lalu, tadinya mau ngajak kamu shopping. Eh taunya lagi pacaran hihi" goda mama.

"Apaan sih? Aku gak pacaran kok.." elak gue kesal.

"Ulu ulu.. gak usah boong deh, ganteng gak cowonya?" Kata mama dengan alis naik-turun.

Ganteng, loh? "Apaan sih ma, udah ah aku ngantuk"

"Cie salting. Oh iya, malem ini mama nginep ya terus besok kita jogging.. mau?"

Alis gue bertaut menjadi satu, namun melihat wajah mama yang sedikit memohon.. gue akhirnya mengangguk.

Sambil senyam-senyum gak jelas gue menaiki tangga cepat, lalu memasuki kamar.

Selepas mengganti baju guepun menghempaskan tubuh ke kasur, mencoba untuk terlelap namun gagal. Hingga akhirnya, mata gue terasa berat dan semua menghitam.

Broken Home (ON HOLD & ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang