Part 20

914 56 8
                                    

Enjoy!

----------------------------------

Still author pov's

"Tanpa Ray kita gak bakal bisa memulai rapat bukan?" Tanya seorang anggota OSIS sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Gak juga, ada wakil kok.. tapi emang kerincian mengenai rapat kali ini semuanya ditangani sama Ray sih" kata yang anggota yang lainnya, kalau gak salah dia bendahara.

Bunyi pukulan meja sontak membuat seisi ruangan menengok ke sumber suara.

"Rapat hari ini dibatalin, karena Ray tidak hadir. Jadi silahkan pulang" kata wakil OSIS.

Narisha pun membereskan barang yang bertebaran di meja, lalu memasukkan kedalam tas.

Hari ini ia pulang jalan kaki, mobilnya kemarin malam masuk rumah sakit --bengkel--.

Matanya membulat kala melihat sosok Ray diujung jalan. "Ray!!" Panggilnya.

Orang yang dipanggil pun nengok, lalu menunggu Narisha yang perlahan berlari mendekatinya.

Dengan nafas tersengal. "Lo kenapa gak sekolah? Rapat batal cuma karena lo gak ma-"

Tubuhnya membeku, Narisha mengerjapkan matanya.. saat ini Ray memeluknya tanpa celah sedikitpun.

"Ikut gue" ajak Ray.

***

Alis Narisha bertaut, matanya menjelajahi ruangan kosong yang sekitar beberapa menit lalu ia masuki.. bersama Ray tentunya.

"Lo kenapa ngajak gue kesini?" Katanya pelan tanpa mengangkat wajahnya.

Ia ketakutan, sangat takut. Saat ini ia berdua dengan lelaki yang sedari tadi hanya diam, tentu ia takut.

Ray. Lebih tepatnya, Ray hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Gue gak bakal nyakitin lo" katanya lembut.

"Apa tujuan lo bawa gue kesini? Diluar hujan deras Ray, bahaya kalau kita berduaan didalam ruangan gelap dan kedap suara gini.."

"Gue butuh lo" katanya nyaris berbisik.

Narisha tersentak kaget.

Ray mengacak-acak rambutnya frustasi. "Inget janji gue waktu dimobil? Malam dimana gue tiba-tiba datang kerumah lo"

Narisha menganggukan kepala.

"Dan sekarang gue mau tepatin janji gue" jeda beberapa detik. "Keluarga gue ancur Sha, dimulai dari papa yang selalu berlaku kasar ke gue, papa dan mama yang selalu diam seribu kata tapi tetap bertahan dengan hubungan mereka, dan yang terakhir.. gue punya kakak seorang albino"

Mata Narisha membelalak kaget dan menatap Ray nanar. "Tapi.. lo keliatan baik-baik aja, bahkan keliatan sangat baik" katanya berbisik.

Lelaki itu hanya terdiam, ia berpikir wanita dihadapannya kemungkinan besar akan meninggalkannya.

Tapi sekejap, pemikiran itu hilang seketika.

Narisha memeluknya erat.

Gue gak mau kehilangan lo Sha, kata Ray dalam hati.

***

Varello pov's

"Ya ampun Rell, gue baru aja pulang! Dan tiba-tiba lo ngehadang gue di depan pager gini, ada apa?" Kata Narisha.

"Mungkin waktunya emang gak tepat.. tapi, gue harus ngomong sebelum terlambat" kata gue.

Perlahan hujan kembali deras, yang tadinya hanyalah rintikan kecil, kini silih berganti menjadi deras.

Broken Home (ON HOLD & ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang