Chapter 8 : Past

117 8 1
                                    

Pendar cahaya dari kayu yang dibakar oleh Zack tak membuatnya beristirahat sejenak. Pikirannya masih berkecimpung dengan kisah yang Zeus sampaikan padanya hari ini. Bahkan tak terbesit dalam pikirannya jika Kronos merupakan ayah dari Zeus, sang dewa langit dengan sifatnya yang hangat. Baginya hal itu masih sangat mustahil.

Juga kelima saudaranya yang ditelan oleh Kronos. Demi rambut Joker yang lusuh, bagaimana seorang ayah dapat memakan anaknya sendiri hanya untuk menjadi seorang penguasa? Mungkin jika dirinya telah ada dizaman tersebut, dia yang akan memakan habis setiap daging yang menempel pada tulang Kronos. Bukan karena terbawa suasana atau emosi yang kuat, namun dia bersungguh-sungguh atas ucapannya itu.

Kronos telah menyia-nyiakan kesempatannya untuk berbicara empat mata dengan ayahnya. Tidakkah untuk bicara saja, Kronos masih mampu? Bagaimana dengan Zack yang bahkan tak mengingat darimana dirinya berasal? Bagaimana ia bisa bertemu ayahnya jika ingatannya pun tak dapat membantu?

Ia masih menyesali ingatannya yang tak kunjung pulih.

Persediaan kayu bakar telah menipis seiring dengan cepatnya waktu memakan memorinya. Tak banyak yang ia harapkan dari segala peristiwa yang telah terjadi padanya akhir-akhir ini. Ia hanya ingin segera pulang, memperbaiki Bugs (si mesin tak tahu diri), dan menjalani hidup normal di club bersama teman-temannya. Juga mengembalikan Alice pada ayahnya, Apollo, walau ia tahu tak akan mungkin.

Kepulan asap kini terbang lebih cepat karena terbawa angin malam yang menusuk tubuh Zack. Membawa setiap debu pasir yang berserakan hasil patahan meja pernak-pernik milik Apollo.

"Pemandangan yang indah," sebuah suara berat berhasil memecah keheningan disekitar Zack. "Cukup masuk akal jika dirimu berpendapat bahwa hanya api dari kayu bakar saja yang terlihat indah."

Ia melirik sumber suara yang telah terduduk disampingnya, dengan baju tempur Yunani yang sudah kotor. "Mereka menenangkan," ucap Zack berasumsi. "Sudah cukup lama setelah perapian menjadi dingin ketika pertama kalinya Alice datang dihidupku."

Pria itu melepas beberapa alat tempur yang menempel pada tubuhnya, termasuk gelang emas bertuliskan 3 nama unik pada 3 pelat yang terpisah. "Tidak hanya kisah Kronos dan Zeus yang mencerminkan hubungan tak selaras diantara ayah dan anak," ia memakan kembang gula yang tak diketahui Zack. "Namun juga hubunganku dengan Zeus."

"Apa maksudmu?!" tanya Zack dengan nada yang meninggi. Ia melirik salah satu sudut bibir Apollo yang tertarik, mengukir senyum palsu dihadapan perapian. "Dia ayahku. Itu akan terdengar sangat tidak rasional untukmu, nak."

Dewa matahari itu mengucap mantranya pada perapian. Serpihan kayu yang terbakar kini terbang dan sebuah cahaya seakan keluar dari celah kecil diantara debu kosong tersebut. Hingga Zack tersadar jika seorang wanita telah terduduk manis dihadapan keduanya. "Demi kisah Zeus yang tak masuk akal, kali ini dewi apa yang menghampiriku?!" bentak Zack pada Apollo. Pria yang diajaknya bicara tersenyum, "Tidakkah akan terasa sopan jika kau tersenyum lebih dahulu pada Dewi Hestia, sang dewi perapian?"

"Oh-ya, tentu saja. Senang bertemu denganmu, Dewi Hestia," Zack menarik kedua sudut bibirnya paksa. "Terima kasih telah menerima undangan Apollo, namun aku masih memiliki beberapa urusan dengan pria ini. Tanpa mengurangi rasa hormat, kau-" Hestia menjaga perapian dan memotong pembicaraan Zack sebelum dirinya merasa terganggu. "Zeus dan diriku, memiliki ayah yang sama. Jika kau sudah tahu, itu lebih baik."

Merasa terinterupsi, Zack menaruh pandangan apa-yang-sebenarnya-ia-lakukan pada Apollo yang mulai membenamkan dirinya diantara kedua lututnya. Dewa itu membalasnya tenang, menatapnya yakin dan memberinya isyarat untuk mendengarkan Sang Dewi Perapian.

"Ketika Zeus telah menikahi Hera, semuanya berjalan normal. Namun, secara diam-diam, Zeus menyetubuhi Leto-saudari Kronos-tanpa sepengetahuan Hera. Dan buruknya," Dewi dengan pembawaan yang lembut tersebut menundukkan kepalanya. "Leto mengandung buah hatinya bersama Zeus." Pandangan Zack yang semula serius berubah menjadi sendu, melemparnya pada Apollo yang tengah asyik memakan kembang gulanya.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang