Olivia POV
Aku terbangun karena paparan sinar matahari yang menghangatkan punggung polos ku, tubuh kami hanya di tutupi oleh selimut, tidak ada yang memisahkan tubuh kami, aku menatap kearah Blake yang masih tertidur dengan pulasnya, aku tersenyum, akhir akhir ini banyak kehadian yang menguras tenaga maupun batin, aku tidak tahu apa yang membuat Blake kembali memiliki ingatannya, tetapi itu tidak penting, yang penting untuk saat ini Blake sudah kembali dan aku tidak akan membiarkan kejadian itu terulang, aku mensejajarkan wajah ku dengan Blake, aku merindukan berada sedekat ini dengannya, berada di pelukannya, nafasnya yang hangat dan juga percikan percikan yang terjadi saat kami bersentuhan, aku mengelus pipinya yang ternyata sudah di tumbuhi oleh bulu bulu kasar, aku rasa ia belum mencukurnya
Aku menatap ke arah matanya yang masih tertutup, betapa aku merindukan berada di dekatnya, aku mengecup bibirnya dan berusaha untuk keluar dari pelukanya tanpa membangunkannya, aku berhasil keluar dan berjalan ke kamar mandi tanpa memperdulikan tubuh ku yang polos. Aku menatap kearah cermin dan melihat tanda di tulang selangka kiri ku, bulan sabit dan serigala yang mengaung kearah bulan sabit itu, aku menyentuh tanda itu dan menyerit, terasa perih saat aku sentuh
"Hanya aku yang bisa membuat mu merasa seperti ini" kata Blake secara tiba tiba dan ia mengecupi tandanya, aku mengeluh, ia menghentikan aktivitasnya dan menatap kearah cermin, menampakan tubuh ku yang polos, pipi ku memanas, sedangkan Blake menatap ku dengan mata hitamnya
"Mengapa kau tidak membangunkan ku?" Tanya nya, aku tersenyum
"Selamat pagi" kata ku, Blake terkekeh dan mengecup pipi ku
"Kau belum menjawab pertanyaan ku, Sevgili" kata Blake
"Karena kau terlihat lelah" kata ku, ia menatap ku geli
"Bukan kah seharusnya kau yang kelelahan? Aku tidak akan pernah lelah melakukanya, kau tahu itu" kata Blake saat kalimat terakhir ia membisikannya di telinga ku, pipi ku semakin memanas
"Kau keluarlah, aku ingin membersihkan diri" kata ku, tetapi Blake tidak mau bergerak, ia mematung di tempatnya tidak perduli seberapa keras aku berusaha mendorongnya untuk keluar dari kamar mandi, tiba tiba ia memelukku dan memanyunkan bibirnya
"Aku ingin ikut dengan mu" katanya seperti anak kecil, aku terkekeh dan menatapnya geli, darimana ia belajar seperti ini
"Tidak tidak, kau mandi di tempat lain, aku mandi disini, cepatlah, aku lapar" kata ku berusaha mendorong tubuhnya, dengan bibir yang tetap di manyunkam, ia berjalan keluar dari kamar mandi, tidak lupa dengan kecupanya sebelum ia sepenuhnya keluar dari kamar mandi, aku terkekeh dan mulai membersihkan tubuh ku
Setelah 15 menit membersihkan tubuh ku, aku berjalan keluar dengan handuk yang melingkar di tubuhku, aku berjalan kearah lemari Blake, aku sedang ingin memakai bajunya, aku mengambil sweaternya dan legging di lemari ku, setelah selesai berpakaian, aku keluar dari walk-in closet, saat aku berjalan di depan jendela, tiba tiba seekor burung menabrak jendela dan membuat jendela itu berlubang, aku berteriak histeris dan terdiam saat membaca apa yang tertulis di jendela
'Kami akan segera menemui mu, bersiaplah'
Di tuliskan oleh darah yang tidak ku ketahui karena pikiran ku sangat kacau saat ini, sehingga aku tidak menyadari kalau Blake meneriaki nama ku dan mengguncangkan tubuh ku, tidak ku rasa air mata ku jatuh, siapa yang melakukan ini, mengapa mereka tidak bisa memberi kami ruang untuk berbahagia
"Oly, sayang, sevgili" Blake terus memanggil ku, tetapi pikiran ku tetap sibuk dengan memikirkan berbagaimacam pertanyaan, aku menatap kearah Blake
"Blake" kata ku lirih, ia langsung memeluk ku, aku balas memeluknya erat, aku tidak mau kehilanganya, tidak, aku tidak akan melepaskanya, Blake mencakup wajahku

KAMU SEDANG MEMBACA
2. LUNA (UNEDITED)
WerewolfOlivia Rae Elizabeth, gadis berusia 19 tahun itu melingkarkan badanya dan menyembunyikan wajahnya di lututnya, selama hidupnya, ia tidak pernah merasa kasih sayang dari kedua orang yang seharusnya ia bangga kan, orang tuanya- kurang lebih Ia mencoba...