Love

77.1K 5.1K 54
                                    

Olivia POV

Aku menatap kearah Blake yang sedang tertidur, apa ia akan mengingat ku lagi? Apa ia akan mengenal ku sebagai mate nya? Apa ia akan bangun dan mengatakan pada ku bahwa ia telah kembali dan mengucapkan seribu kata kata manis kepada ku? Aku tidak tahu, aku berharap ia bangun dan memeluk ku, aku merasakan sensai panas di sekitar tulang selangka ku, aku mengusap tetapi semakin memanas, aku berlari ke kamar mandi dan melihat kulit di sekitar tulang selangka ku memerah seperti terbakar, aku membuka keran westafel dan menaruh air di atas kulit ku yang terbakar, tetapi air itu malah ikut memanas

Aku mengerang dan memcoba memghentikan sensasi panas ini, tetapi tidak surut juga, mata ku memburam karena air mata ku, aku menangis dan meringis, mengapa sangat perih, dan sangat panas, aku berharap ini akan segera berhenti, aku merasa pusing dan tubuh ku yang berkeringat, aku merasakan percikan percikan di sekujur tubuh ku dan tubuh ku yang terangkat, kepala ku terlalu sakit untuk melihat siapa yang membopong ku, tetapi dari percikan yang kurasakan, aku tahu siapa empunya nya

Blake

***
Aku membuka mata ku dan bertemu dengan langit langit kamar yang tidak asing lagi bagi ku dan aku menghela nafas ku

Kamar tamu

Aku merasa kecewa, apa semalam hanya sebuah mimpi? Tapi rasa panas dan percikan itu terasa sangat nyata, mengingat rasa panas itu, aku berlari kearah kamar mandi dan melihat kulit ku, terdapat tanda, tanda! Tanda ku sudah kembali, tetapi hanya berbentuk bulan sabit dan bintang di samping lengkungannya, dimana serigalanya? Aku menyentuh tanda itu dan meringis, terasa perih, aku memejam kan mata ku dan membukanya lagi dan mendapatkan mata hijau ku yang menjadi jernih dan terang, rambut white platinum ku mempunyai corak ke hitaman di ujung kepala ku dan beberapa garis yang menjadi hitam secara abstrak, woah, aku terlihat berbeda, aku menghiraukannya dan melakukan rutinitas pagi ku, aku memakai baju kaos biru gelap, legging hitam, sweater rajut yang cukup tebal untuk menghangatkan tubuh ku, aku menggerai rambut ku, tidak lupa dengan kaus kaki rajut dan sandal empuk pocoyo ku

Aku berjalan ke arah dapur dan mendapati Mama, Asher, Jax dan Blake, mereka semua menatap kearah ku, terutama Blake, ia menatap ku bingung tetapi tidak menyapa ku, aku tidak merasa sedih melainkan kesal, aku tersenyum kikuk kearah mereka dan duduk di sebelah Jax dan bersebrangan dengan Blake, ia -Blake menatap ku tidak suka, apa yang salah dengannya? Ia tidak meningat ku tetapi merasa kesal karena aku duduk di sebela Jax? Ha, aku tidak perduli, uh, sedikit mungkin

"Bagaimana kabar mu sayang?" Tanya mama, aku yang hendak mengigit sandwich ku mengurung niat ku

"Uh, baik?" Kata ku lebih kearah pertanyaan

"Lu- Olivia, bagaimana jika nanti kau di periksa oleh Asher? Untuk melihat luka mu" kata Jax, ia terlihat tidak nyaman karena memamggil nama ku

"Yeah, kenapa tidak" kata ku lalu menggigit sandwich ku, Asher tersenyum kearah ku dan aku membalas senyumannya

"Bagaimana kau bisa seperti itu?" Kata Blake, suaranya terdengan acuh tak acuh, aku memutar bola mata ku

"Aku tidak tahu" balas ku tak kalah acuh, Blake menggeram membuat Asher dan Jax tersentak, tetapi tidak dengan Mama dan aku

"Saat berbicara pada ku, tatap mata ku dan tunjukan hormat mu" geramnya, detik berikutnya aku menatap kearah manik manik matanya, ia tertegun saat melihat kearah mata ku, betapa aku merindukan mata abu abu itu, ia menatap ku, ia terlihat bingung dan sedang berdebat dengan akalnya sendiri, ia mendorong kursi dan berlari ke luar rumah, aku rasa ia berubah wujud, aku menenggelam kan tubuh ku di kursi

"Ia nampaknya belum mengingat ku" gumam ku, aku merasakan tepukan di pundak ku

"Penyihir itu sudah mati, seharusnya sihir itu ikut lenyap" kata Jax, aku mendengus

2. LUNA (UNEDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang