Author POV
Semua Aliansi yang mau membantu Black Moon Pack [Blake Pack] mendatangkan bantuan, karena tidak mungkin mereka melawan Selani hanya dengan kekuatan Pack mereka, walaupun Pack mereka terbilang besar, tetapi kali ini mereka melawan penyihir, Keepers dan para peri di kumpulkan, karena ini menyangkut juga dengan keseimbangan dunia Immortal, Lux pun turut membantu. Menurut para Trackers, pasukan Selani tidaklah sedikit, para Rogue yang mempunyai dendam kepada Black Moon Pack, dan mereka berjumlah tidak sedikit, dan para penyihir hitam. Pasukan yang di kumpulkan untuk bertarung ada 1000, sedangkan 100 dari mereka ikut dengan anak anak dan wanita, untuk menjaga mereka, Bantuan yang datang berjumlah 650, di tambah dengan para 100 keepers yang setara dengan 10 manusia serigala, jadi pasukan mereka berjumlah 1750, melawan 2000 pasukan. Memang dari jumlah, mereka kalah, mereka juga kalah dalam strategi maupun kesiapan, tetapi mereka memeiliki keyakinan, karena mereka tidak ingin penyihir itu menguasai dunia Immortal, jika bukan mereka yang tidak menghentikan para penyihr, maka anak cucu mereka tidak akan mempunyai masa indah, hanya kegelapan yang menliputi mereka.
Mereka sedang bersiap, anak anak dan para wanita sudah di ungsikan, para trackers sudah mencium bau dupa bercampur dengan bau apak dan amis dari para Rogue, para pasukan sudah berjaga di posisi masing masing, di depan mereka, terlihat Blake, Dave dan Julius dengan Dave yang berada di tengah, berdiri dengan gagahnya, sedangkan Ronald memimpin batalion sebelah barat, sedangkan Colombus memimpin batalion sebelah timur, Zeva memimpin para trackers, sedangkan Meso bersama para pemikir, memikirkan strategi yang akan mereka gunakan jika strategi awal gagal.
Di tengah tengah para prajurit, Olivia, Elizabeth dan Flavia dengan Elizabeth duduk di tengah, dengan anggun dan memancarkan aura semangat yang membara, mereka menjauh dari lokasi Pack dan berada di lahan sang Fallen Angel, padang rumput yang luas, tidak ada pohon yang tumbuh, hanya ada bebatuan yang yang terletak secara acak, Selani dan pasukanya semakin dekat, dengan anggunya, wanita berambut merah dengan mata berwarna hitam secara keseluruhan, tubuhnya di penuhi oleh freckles diatas tubuh seputih susunya, wajah itu menyunggingkan seringaiannya, ia terhenti tepat di belakang batu yang menandakan jarak antaranya dengan Dave.
"Hallo, Dave" katanya, suaranya seperti desisisan ular, aura hitam mengelilinginya, Dave menunjukan wajah datarnya.
"Lama tidak berjumpa, Selina dè Farlock" kata Dave setenang mungkin
"Sangat menyedihkan" desis nya, ia menatap ke arah kanan dan kiri sisi Dave dan tertawa, tertawanya sangat melengking, yang dapat memekakan telinga.
"Melihat kalian berkumpul untui berhenti dengan malaikat maut mu, ini seperti apa yang ku bayangkan, melihat kalian semua dan memiliki kalian dalam genggaman tangan ku, sangat mudah memusnahkan kalian"'kata Selina, ia melihat kearah Dave dan tersenyum
"Aku tidak akan membunuh mu, aku dapat memiliki mu, membuat mu melihat semua keturunan mu dan orang yang kau sayang mati di tangan ku" katanya dengan halus tetapi dapat menyayat hati. Elizabeth berusaha keras untuk tidak menyerangnya, karena semua ini harus sesuai dengan strategi yang sudah di buat, dan ia tidak ingin menghancurkan itu.
"Hallo, Elizabeth, bagaimana kabar mu? Hh, aku harus berterimakasih dengan mu karena mu, aku dapat mengumpulkan tenaga ku lebih dari sebelumnya" kata Selina.
"Bagaimana sihir ku, Selina, kau menikmatinya?" Tanya Elizabeth di tengah sana, Selina mendesis. Dari arah kanan dan kiri Selina, keluar lah 2 wanita dan satu Pria yang mampu membawa kembali mimpi buruk Olivia. Kedua wanita dan pria itu tersenyum
"Ini semua semakin sempurna karena Olivia adalah mate darimu Blake, bukankah seperti itu?" Kata Selina membuat Blake menggeram.
"Tenanglah manusia serigala, belum saatnya" kata Selina. Tiba tiba ia mengeluarkan cahaya berwarna Violet yang di tujukan ke arah Elizabeth, tetapi dengan cepat, Flavia menahan serangan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
2. LUNA (UNEDITED)
WerewolfOlivia Rae Elizabeth, gadis berusia 19 tahun itu melingkarkan badanya dan menyembunyikan wajahnya di lututnya, selama hidupnya, ia tidak pernah merasa kasih sayang dari kedua orang yang seharusnya ia bangga kan, orang tuanya- kurang lebih Ia mencoba...