Arun kembali berusaha menghubungi Kalin. Bukannya mendapat balasan, kini dia hanya harus kembali menelan kekecewaan karena Kalin lagi-lagi tidak menjawab SMS dan mengangkat telepon.
Berarti Kalin sedang tidak ingin bicara padanya. Dia ingin bertemu, tapi bayangan isterinya itu tidak nampak sama sekali. Di mana dia berada sekarang, Arun tidak tahu.
Setiap tarikan napasnya terasa semakin berat.
Perempuan yang adalah istrinya sendiri kini menjauhinya.
"Kesha, bilang sama Kalin kalau dia harus pulang sekarang!"
Suara ayahnya terdengar begitu marah.
"Aku udah bilang gitu, tapi kakak nggak mau pulang." Suara Kesha ketika menjawab menyiratkan rasa takut.
Dari apa yang dilihat Arun, keluarga Kalin telah berusaha membantunya menemukan Kalin. Tapi seperti yang didengarnya sendiri, memang Kalin yang bersikeras tidak ingin pulang dan bertemu dengannya.
"Ayah, Bu. Boleh saya minta alamat temannya Kalin? Nanti saya saja yang jemput ke sana."
"Kesha, kamu temenin Arun."
Arun hanya meminta alamat tanpa membiarkan Kesha menemaninya.
"Saya cari sendiri saja, Yah."
***
Berbekal alamat yang tertera pada secarik kertas yang ditulis Kesha, Arun mencari Kalin. Bukan alamat yang sulit ditemukan. Sekalipun sudah tidak menetap sepenuhnya di Jakarta, Arun masih hapal jalan-jalan besar di kota besar itu. Apalagi alamat Ella, salah satu sahabat Kalin juga berada di kompleks perumahan elit Pondok Indah. Mudah saja ditemukan.
Ketika berhenti di depan sebuah rumah mewah dengan arsitektur Eropa, Arun yakin itu alamatnya. Tanpa menunggu lama, dia turun dari mobil. Keinginannya begitu besar untuk bertemu Kalin. Tidak untuk bertanya macam-macam.
Dia hanya ingin memastikan keadaan Kalin baik-baik saja.
Setelah satpam di pos penjaga berbicara dengan seseorang melalui telepon, pintu pagar pun terbuka. Bukan mengarahkannya untuk masuk. Satpam itu hanya mengatakan kalau sekarang Ella tidak lagi tinggal di sana. Putri majikannya itu tinggal terpisah di sebuah apartemen.
"Saya boleh minta alamatnya?"
"Barusan saya ngomong langsung sama non Ella. Besok pagi saja bapak datang lagi ke sini."
Arun melihat sejenak ke arah rumah.
Sebenarnya Kalin sedang berada di dalam rumah itu atau tidak?
"Saya boleh minta alamat apartemen Ella?"
"Nggak bisa, Pak. Non Ella nggak sembarangan ngasih alamat tinggalnya sekarang."
Arun terdiam sejenak. Dia tidak mungkin memaksa untuk bertemu jika Kalin memang belum ingin bertemu dengannya.
"Baik, Pak. Besok pagi saya ke sini lagi. Terimakasih. Maaf mengganggu."
***
Kalin masih berbaring telungkup di atas tempat tidur di kamar tamu. Ella kembali masuk dan memberitahunya jika baru saja Arun mencarinya di rumah orangtuanya.
"Kal. Gue udah kasih tau sama satpam gue kalo Arun boleh dateng besok pagi."
"Ya udah."
Ella menurunkan baki berisi dua mug berisi cokelat panas.
"Lo kok gitu sama suami lo? Kasian kan dia nyariin lo?"
"Aku juga nggak minta dicari, La. Udah cukup aku bertahan sama sikap dinginnya dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven In Your Eyes (Completed)
RomanceIn your eyes i see. Love. Heaven. Arundaya Agyana- Kalinda Triatomo