WARNING : Ini lanjutan Geje,typo berserakan, dan mungkin sangat pendek, mohon saran dan kritik!
Selamat membaca!
***
Anya terlonjak dari kegiatannya mencuci baju Jagad, entah perasaan gelisahnya sejak tadi dan entah kenapa deringan handphone-nya juga menambah keadaan semakin terasa janggal.
"Mbak Anya... Tolong ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mbak" terdengar suara ondro gemetar dan buru – buru, suara ribut dan brisik terdengar di seberang sana.
"Mas jambul pink, tenang dulu, ini ada apa jelasin ke Anya" Anya sadar kalau dia juga ikutan panik maka Ondro akan semakin kacau juga.
"Nganu mbak... Mas jagad di rumah sakit, sedang dirawat katanya operdos..opp.. pokok e kata dokter kebanyakan minum miras oplosan opo ya, lupa inyong mbak..."
Serasa di setrum Anya saat mendengar pengakuan Ondro, disambarnya cardigan hitam yang menggantung di knop pintu, tak perduli apa yang di pakainya, Dia langsung keluar kontrakan dan pergi dengan ojek.
Sesampai di ruang UGD dia sudah disambut oleh beberapa temannya Jagad. Tak terkecuali Ondro yang kasihan melihat wajah pucat pasi Anya hampir menangis di depannya.
"Mas Jagad di mana??" Dengan suara gemetar Anya membrondong Ondro dengan pertanyaan.
"Ayo mbak, kita juga baru nyampe, mas Jagad mau di operasi,dokter sedang mencari keluarganya"
"Gak, aku mau lihat mas Jagad dulu"Anya bersikukuh, kalau tak melihat suaminya sekarang dia tidak akan tenang.
Ondro tanpa suara menggiring Anya ke depan dokter, tanpa persetujuan Wali dari pasien operasi tidak akan dilakukan, setelah menandatangani semua, Ondro membawa Anya ke bilik tempat Jagad di rawat. Dan baru melihat keadaan suaminya yang sudah tertancap selang dimana - mana Anya merasa pandangannya mendadak gelap dan kabur. Dia pingsan!
***
Aku tidak tahu sudah berapa lama pingsan,mataku menangkap seseorang dengan jas putih duduk di depanku, belum mengenalinya kesadaran sudah membawa ingatanku kembali akan keadaan mas Jagad.
Aku bangkit dan duduk di tepi ranjang mengurungkan niat untuk mencari tahu keadaan mas Jagad ketika melihat siapa di depanku sekarang.
Serasa jantungku berhenti, sosok ini tersenyum meski kekhawatiran, heran dan penasaran bisa kutangkap dari matanya, meski begitu aku tidak pernah heran kalau akan bertemu dengannya disini.
"Nya... Kamu kemana aja?" Lelaki di depanku ini biasa ku sebut kak Irwan,sosok lelaki yang sekarang baru kusadari kalau mas Jagad memiliki pengaruh kuat sampai aku lupa pernah memiliki tunangan, tepatnya mantan tunangan. Sosok Dokter yang sedang menatapku teduh ini adalah Kakak tingkat di perguruan tinggi,walapun nasib ternyata berbeda aku yang tak menyelesaikan kulyahku karena terlalu fokus dengan hubungan percintaan dan masalah keluarga sungguh ironis jika ku pikir sekarang, Bagaimana perasaan Labil dan ingin membuktikan diri sendiri masih ada pada diri seorang mahasiswa sepertiku dulu, padahal kalau dilihat dari teori masa itu sudah berlalu sejak Sekolah menegah untuk ukuran emaja lainnya.
“Ehmmm....” deheman dari mantan tunangan yang memutuskan pertunangan sepihak tanpa alasan ini membuyarkan lamunanku. Bukan, aku bukan frustasi karena pemutusan tunangan itu sampai - sampai menikah dengan mas Jagad, hanya saja mas Jagad memang membawa harapan buatku untuk menerima hal yang disebut orang dengan kebahagiaan.
"Anya gak apa-apa, maaf Anya harus pergi" Aku berdiri dari tepi tampat tidur dan berniat pergi sebelum mendengar penjelasan atau apapun namanya. Tidak kupungkiri perasaan sakit masih saja ada di lubuk hatiku meski kadarnya sudah jauh berkurang dari awal orang ini menyakitiku, aneh segala perhatian dan kasih – sayang yang dia berikan selama kami pacaran tidak pernah membuatku merasa begitu diinginkan, sebaliknya meskipun aku tahu mas Jagad tidak pernah memiliki keinginan untuk bersikap baik padaku atau bahkan mengnanggapku ada, aku tidak merasa kesepian bahkan semangat dan ambisi ingin membuat Mas Jagad Menginginkanku begitu kuat.
