Selamat membaca!
***
Saat ini aku berada di perjalanan menuju Rumah sakit setelah pulang untuk mengambil pakaian ganti Mas Jagad, aku tidak membuang waktu lama di rumah karena pikiran mas Jagad berduaan dengan pacarnya membuatku tidak tenang, panas memang hati ini tapi aku berusaha menahannya, lagipula mas Jagad tidak pernah bilang tertarik padaku bahkan sangat membenciku, kalaupun dia terang – terangan membawa perempuan lain aku tidak bisa melakukan apapun tapi sebisa mungkin mencegahnya, karena taksi begitu lama kutunggu tak datang juga akhirnya aku memilih naik angkutan Trans.
Bukan hal aneh jika aku naik Trans, ini bukan yang pertama kalinya, dulu aku harus main petak umpet dengan bodyguard papa kalau sedang ingin merasakan kehidupan remaja dengan teman-teman sekolahku. mengingat kenangan lama membuat pikiranku kembali ke Papa.
Kadang ini yang membuatku yakin kalau aku dengan mas Jagad memang sudah ditakdirkan, aku orang yang sampai berumur segini belum menikmati kebebasan sama sekali sedang mas Jagad kebebasan sudah menjadi prinsip sekaligus hidupnya, tidak bisa dibayangkan betapa irinya aku dengan hal itu.
Namun, satu hal yang selalu membuatku bertahan dan menghapus semua keluhan tentang kebebasan dan tetek bengeknya, bahwa Papa tidak ingin kehilangan satu-satunya yang dia miliki setelah Mama tiada, tentu saja setelah melalui masa - masa dimana aku harus memberontak, dan tak jarang membuat Papa sakit, sampai hal yang paling kusesalkan adalah pikiran gila untuk mencarikan Papa pengganti Mama.
Pikirku dulu, dengan mencarikan Papa pendamping hidup mungkin sikap protectifnya akan berkurang karena harus membagi perhatian antara aku dan istrinya, tapi setelah menikah dengan salahsatu kenalan papa atas sikapku yang mendesaknya dan berdalih tidak ingin merasa kesepian, semua itu tidak berubah dan membuatku semakin jengkel dan bertindak egois,tidak jarang hubungan kami memanas, puncaknya ketika papa tidak merestui hubunganku dengan Mas irwan, aku menjadi pembangkang, mata sudah buta dan tak melihat dengan benar, sampai ketika kak irwan memutuskan hubungan secara sepihak, aku sempat kabur dari rumah dan entah bagaimana caranya aku sudah menemukan mas Jagad, yang membuatku melupakan seketika hubungan yang kandas. Anggap saja aku jatuh cinta pada pandangan pertama walaupun aku sendiri tak mempercayainya.
Dan pikiran jahat itupun muncul, aku kembali ke rumah dan mengajukan syarat agar kami berdamai, tak lain adalah membujuk papa untuk membuat mas Jagad menikahiku, tentu saja akal bulusku yang menjadikan ini sebagai balas dendam ke papa terendus, tapi di luar dugaan papa tidak menolak samasekali keinginanku itu. Tadinya kupikir mengajukan calon suami yang tidak jelas asal - usul,masa depan ataupun kehidupannya bakal membuat papa sakit hati dan melarang keras tapi justru restu beliau terlihat tulus. Ini menjadikanku anak yang benar- benar tak tahu diri saat semua alasan atas sikapnya selama ini terbuka, papa tidak memberi restu karena tahu hubungan gelap istrinya dengan tunangan anaknya, aku tidak bisa membayangkan perasaannya seperti apa. Tapi alasan papa yang menerima mas Jagad apa adanya justru tak bisa ku tebak juntrungannya, tidak ketemu dengan akal sehat.
Sesampai di pemberhentian Trans yang pertama pikiran lain mengusikku, lamunan tadi seolah – olah memberikan dampak pada menurun dengan drastisnya semangatku untuk kembali lagi ke rumah sakit, aku yang menggebu – gebu menemui Jagad seolah – olah tak berinat lagi, keegosian ini harus ku hapus juga, pikiran gila untuk kembali ke rumah menemui Papa malah muncul begitu saja. Setidaknya aku butuh waktu untuk meluruskan semuanya satu – persatu, mempertahankan yang jelas – jela aku punya yaitu Papa, aku tidak mau karena keinginan untuk meraih kebahagiaanku sendiri malah membuatku gelap mata dan membutakan diri sendiri atas kesalahan dan kekacauan yang kubuat. akhirnya aku memutuskan mengalihkan tujuan bukan ke rumah sakit tapi ke rumah menemui Papa. ah, bullshit mungkin memang alasanku, tapi anggp saja aku belum siap menghaap mas jagad yang telah memiliki seseorang meskipun aku sndiri adalah istrinya.