Bagian 10

3.3K 345 37
                                    

***

Dengan perasaan gamang dan emosiku yang mulai meluap, aku akhirnya memutuskan untuk menerima ajakan Shera untuk kumpul bersama, pergi sendiri tanpa didampingi suami. Tadinya aku berfikir untuk pura – pura sakit saja agar tidak jadi pergi sehingga akal – akalanku untuk membuatnya tak pergi dengan Nisya ketahuan.

Aku tahu disana nanti aku pasti menjadi bahan bully, teman- temanku awalnya tidak ada yang tahu tentang pernikahan ini, hanya saja pembicaraan dan omongan dari mulut itu beredar lebih cepat ke semua penjuru, kau harus siap jika banyak yang tak menyukaimu maka gunjingan dan omongan tak enak di belakangmu makin sering terdengar di telinga. Tidak terkecuali Shera dan Windy, aku tahu dari desas – desus kalau duu mereka sering membicarakanku di belakang tetapi aku tidak mau mendengarkan mereka, sejelak appaun teman_teanku ini aku tidak ingin mempercayainya.

***

Kenapa Dengannya?

Jagad bingung memperhatikan wajah sendu isterinya yang keluar dari kamar mandi, bukankah dia sudah memberikan izin untuk kumpul bersama temannya? ada apa sekarang? . Jagad sekali lagi menggeleng dengan satu alis terangkat, benar – benar wanita adalah mahluk paling tidak bisa dimengerti.

Perasaan jengkel kembali menggelanyutinya saat Dering ponsel terdengar lagi, ‘Nisya’ nama itu kembali kelap kelip di layar handphone Jagad. satu lagi wanita menyebalkan dan bikin kesal. Batinnya.

Dengan sekali tekan deringan itu tak terdengar lagi, Jagad bangkit dari duduknya dan akan berniat berangkat. Sialnya saat itu juga keluarlah dari kamar seorang gadis dengan rok bunga tulip selutut dan tak ada seksi –seksinya sama sekali namun memperlihatkan kaki yang tidak terlalu jenjang yang mulusnya minta ampun, mata jagad perlahan beralih ke atas dan tertegun melihat Anya sudah bersiap juga. Ada sesuatu yang memukul keras jantungnya sampai berdetak dengan begitu cepat. Wajah itu tak ada polesan sedikitpun, bersih dan segar terbingkai dengan rambut lembut yang tergerai, Jagad menelan ludah sekilas dan langsung mengubah ekspresinya datar sedatar trotoar gang kontrakan mereka.

“Bisa kamu ganti rok itu?” Posesif Sialan. Umpat Jagad, biarlah, sudah terlanjur.

“Memangnya kenapa? Ini bagus kok...” Ucap Anya sewot sontak membuat Jagad senyum dengan bibir miring, santai seperti tidak  terganggu samasekali dengan penampilan cantik istrinya, tentusaja itu salah.

Sialan,Pengecut Bajingan, Anj***, Biadab, semua umpatan sudah bercokol  di otak Jagad. Dia benar – benar tak menyukai kenyataan istrinya semenawan ini.

“Jadi kau tidak mau menggantinya?” Jagad mendekat dengan senyum mematikan, membuat Anya bukannya takut malah senang dengan ini, wanita gila umpatnya pada diri sendiri.

Keberaniannya dia tunjukan dengan gelengan kuat, meskipun kakinya sudah bergetar sedari tadi melihat Suaminya sudah mulai mendekat dengan langkah pelan, Ya Tuhan kenapa orang ini begitu tampan, dan tentu saja tato yang melekat di leher mengintip sedikit, aduh...desahnya dalam hati.

“Baiklah, mari kita lihat apa yang bisa membuatmu berubah pikiran...” Pelan,sangat Jelas dan tegas suara setengah berbisik milik Jagad membuat Anya secara tak sadar menggeliat.

Tidak tahu kapan, jarak mereka sudah lenyap begitu saja, Dengan satu sentakan kedua tangan Anya sudah dibekuk ke belakang punggungnya, menyisakan tubuhnya yang terbentur keras didada Jagad, nafas memburu dengan tatapan setajam elang, membuat Anya terengah – engah, ini seperti di surga, kehangatan tubuh Jagad membuat Anya sangat Nyaman, Pelukan yang tak menyisakan jarak. hal itu tak terjadi pada Anya saja, Jagad bahkan sampai menutup mata dan menggeram merasakan reaksi tubuhnya atas kedekatan ini. Jangan tanyakan bagaimana kondisi jantungnya saat ini. Bedside Monitor mungkin tak bisa menampilkan bagaimana denyut Jantung  Jagad yang menggila.

TEKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang