Prolog

8.4K 573 19
                                    

***

Mataku menutup erat ketika cairan kental berwarna merah itu menodai wajahku. Untuk ke sekian kalinya, aku melihat seseorang mati di hadapanku. Aku tega? Tidak saja tentunya. Darren--nama anak itu, ia kuperingatkan agar tidak ikut kelas olahraga hari ini agar tidak terhimpit oleh mesin gimnastik. Darren hanya terkekeh dan meremehkan, tentu--sikap dari seorang Pugnantis. Dan ketika jam olahraga tiba dia menyeringai dan berbisik kepadaku,

Ajalmu itu palsu!

Aku pun mengedikkan bahu dan berlari mengitari lapangan tak perduli dengan perkataannya. Aku perhatikan setiap inci gerakannya saat menarik pegas alat itu, sekali, dua kali, ketika aku melintas di depannya hal itu terjadi. Darren hancur terhimpit, darahnya mengenaiku. Entah bagaimana kujelaskan, aku melihat ini akan terjadi pada kemarin sore melalui matanya.

Mungkin jika Darren selamat, dia akan tetap mati di hari berikutnya. Karena maut terus mengejarnya. Dari mana aku tahu? Aku seorang Fata Lector. Ya, hanya aku seorang.

***


Fata Lector [Masa Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang