Tau gak sih, saya suka ketawa sendiri kalo liat notif cerita saya di masukin ke reading list, nah masuk ke read-listnya itu dgn judul HUMOR ACTION, TOP, ROMANCE, dll xD
Oke lanjut.
***
Aku terus membidik pisau ke sasaran berjarak lima meter di depanku. Entah karena apa pisauku tidak pernah menyentuh titik merah di tengah sana. Fikiranku tidak fokus dan terasa mengambang di angan-angan. Tatapanku hampa meskipun hatiku terbakar emosi yang kuat sejak empat jam yang lalu.
Ya, tentang Phantom.
Ah, siapa peduli? Dia juga tidak lagi memikirkanku. Masa bodoh dengan tugasku yang pertama, lagipula tugas itu kudapat dari Slenderman palsu di mimpiku.
Aku menuju papan sasaran dan mencabuti pisauku yang menancap di sana. Ku kumpulkan mereka dan ku susun rapi ke tempatnya semula. Aku pun mulai menghampiri rak senjata yang berjudul Laser Bow, aku mengambil kotak besi yang disebut bow itu dan membolak-balikkannya.
Ini tidak terlihat seperti busur bagiku.
"Tombol hitam di tengah, tekan lah." seseorang memberitahuku. Aku pun menoleh ke kiriku, Grace, dia tersenyum dan segera berlalu.
Aku pun mengikuti perintahnya, dan ku tekan tombol hitam yang tepat berada di bawah ibu jariku, dan slaap! bentuknya berubah menjadi busur yang berdiameter limapuluh senti, dengan cahaya garis berwarna merah terbentang diantara kedua ujungnya.
Aku tahu cara kerjanya.
***
"Baik, ini adalah The Eye, kamera yang ku rancang seperti lensa kontak. Kalian wajib memakainya agar bisa terpantau, dan sudah kupasang alat pelacak di dalamnya," jelas Leon, seorang Cogitantis yang hebat. Dengan fasilitas yang Grace sediakan, dia bekerja sama dengan para Opificis membuat perlengkapan untuk kami.
"Dan ini The Eary Tell, ku rancang untuk dipasang di dalam gendang telinga kalian. Disertai mikropon untuk laporan. Suara yang di keluarkan dari alat ini tidak begitu kencang," tambahnya seraya mengacungkan kotak hitam plastik ke atas.
Mereka yang mendengarkan pun menyetujui, "Dan pilih senjata kalian, malam ini kita latihan fisik dan bertarung." tukas Theodore.
Aku sudah mendapat partner-ku, Laser Bow, dan kurasa hanya sedikit yang memakainya. Hanya sekitar lima puluh sampai enam puluh orang di dalamnya. Berbeda dengan senjata yang mirip shotgun, peminatnya hampir seluruh divisi. Ya mungkin itu bekerja baik, tapi aku tidak tahu bagaimana cara kerjanya.
"Apa yang kau pilih?" tanya sosok yang enggan kulihat wajahnya belakangan ini.
"Laser bow," jawabku singkat.
Dia terlihat mengangguk dan pergi begitu saja. Baguslah jika dia tidak berlama-lama di hadapanku. Jika tabiatku berubah, jangan salahkan aku. Salahkan Phantom yang memulainya.
Memulai perang diantara aku dan dia.
***
"Kita akan terbagi menjadi 3 pasukan, setiap pasukan akan dipimpin oleh dua orang," jelas Theo yang berada di antara kami semua.
"Dan nama yang kupanggil ke depan harus bertarung dengan lawan yang ku pilih."
Setiap orang yang berada di sini terdiam. Berharap bukan namanya yang akan disebut oleh Theo, tentu--aku juga berharap itu.
"Baiklah, yang pertama Alexander Rutherford dengan Leonardo Watson,"
Divisi pun menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok yang akan membuka pertarungan ini, dan muncul lah dua orang tersebut dari arah yang berbeda. Mereka bersalaman layaknya pria dan mengambil pisau yang sudah disediakan Damien.
"Whenever you ready," tukas Damien yang kembali duduk di samping Theo. Dengan cepat, keduanya pun langsung memulai pertarungan, saling mengacungkan pisau satu sama lain. Namun, sejauh ini Alex yang melangkah dengan sigap dan lincah,
Sepertinya dia Cogitantis.
Langkah yang dia lakukan untuk menghindar pisau terlihat seperti pola berulang, namun Leon yang terbilang cerdas tidak menyadarinya.
Trang!
Pisau milik Alex jatuh dan berjarak sangat jauh, aku fikir Leon memiliki Plan B, dia segera menahan leher Alex dengan kedua kakinya yang bersiap untuk mematahkan. Alex pun memejamkan matanya seperti siap mati. Namun Damien menghampiri mereka dan membantu Alex berdiri.
"Tim Tetha, dengan pemimpin satu Leon dan pendampingnya Alex!" seru Damien. Dan divisi pun mulai bersorak sorai dengan tepuk tangan. Alex dan Leon bertatapan dan saling merengkuh lalu kembali ke tempat semula.
"Dan yang ditempatkan untuk Tim Beta, dipersilahkan kepada Arenna Drew dan Drake Phantom!"
***
Vote dan komen dong. Yang baca tuh banyak 30+, tapi yang vote cuma 5+, dan yang komen 1, atau 2.
Dan terimakasih untuk IchaShesutyaZekyna yang sudah mengikuti ceritaku dari awal sampai part 20 ini! Thankyu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fata Lector [Masa Revisi]
Science Fiction[DALAM MASA REVISI TOTAL] Perempuan itu satu-satunya di dunia, tidak ada yang sejenis dengannya. Tapi seiring waktu bergulir, langkah kaki membawa dirinya menuju kebahagiaan juga kebinasaan. Copyright© 2015