30 seconds!

3K 425 35
                                    



WARNING : Story ini adalah MUTLAK milik gw. So, dilarang keras untuk memplagiat/ meremake / mengambil ide/ mencuri alur dll, jika anda bukan seorang maling.

PS : Story ini gw repost setelah diedit dan direvisi beberapa part untuk keperluan gw menulis sequel-nya, THE CROWN. Jadi, yang suka silakan reread, biar anda tidak bingung dan bertanya-tanya nanti.

.

.

CHAPTER 8

Meja kerja itu dipukul dengan keras hingga beberapa benda terjatuh ke lantai. Semua orang dalam ruangan itu tidak berani mendongakkan kepala. Takut jika kemarahan jenderal yang terkenal kejam itu akan dilampiaskan pada mereka. "Bagaimana mungkin kau bisa seceroboh itu, Yoochun?" seru Jenderal Kim berang.

Park Yoochun yang baru saja melaporkan hasil penyelidikan bawahannya itu hanya bisa terdiam, tidak tahu apa yang harus dilakukannya dalam situasi yang rumit ini. Dia memang salah karena percaya begitu saja pada laporan tukang cambuk tanpa memeriksa mayat Jung Yunho yang dilaporkan mati itu. Tidak pernah terbersit dalam benaknya jika putra bungsu Jenderal Kim akan berulah.

"Bawa semua pengawal, temukan namja itu sekarang juga! Aku ingin dia dibawa dalam keadaan hidup! Berani sekali dia mempengaruhi putraku!" perintah Jenderal Kim dingin.

"Segera saya kerjakan, jenderal." jawab Yoochun langsung sebelum bergegas meninggalkan ruangan meski suara dingin Jenderal Kim menghentikannya.

"Pastikan putraku kembali tanpa satu luka pun atau kalian semua akan mati!" desis Kim Young Woon kasar dengan sorot mata menajam.

Yoochun mengangguk singkat, sekarang tugas ini semakin rumit. Dia yakin Kim Jaejoong tidak akan menyerah dan pulang begitu saja. Putra kesayangan Jenderal Kim itu pasti akan melawan. Yoochun mengeraskan wajahnya, tidak peduli siapa yang mati nanti, tapi dia harus bisa membawa kembali putra kesayangan sang jenderal!

♥♥♥

Jung Yunho mengikuti langkah cepat namja cantik itu tanpa bersuara, mengendap-endap diantara gelapnya malam dan bangunan camp yang ada di tengah pegunungan luas itu yang dikelilingi oleh kawat-kawat berduri yang dialiri listrik bertegangan tinggi. Menjamin tidak ada seorang tawanan pun bisa lolos tanpa mati disana. Yunho awalnya sedikit tidak yakin saat melihat Jaejoong menyerahkan beberapa senjata padanya dengan santai sedangkan namja cantik itu sendiri menggalungi sebilah pedang tajam di punggungnya dan memasukkan beberapa pistol ke dalam jaket tebalnya. Yunho bahkan masih ingat ekspresi marah namja cantik itu yang meradang saat dia bertanya dengan suara ragu tentang kemampuan Jaejoong menggunakan semua senjata itu.

'Jangan pernah meremehkanku, tuan Jung! Kau bahkan mungkin tidak bisa menang melawanku!' desis namja cantik itu arogan dengan mata yang berkobar penuh api.

Sebenarnya Yunho tidak peduli Jaejoong bisa menggunakan senjata atau tidak karena dia sudah bertekad sejak namja cantik itu mengoleskan obat menjijikkan itu dipunggungnya, Yunho akan selalu melindunginya. Selalu. Selama Jung Yunho masih hidup dan bernafas, tak seorang pun boleh menyentuh, apalagi sampai melukai Kim Jaejoong!

Saat ini mereka sedang berusaha keluar dari lingkungan luas camp yang dijaga ketat ini tanpa ketahuan, Jaejoong bergerak cepat didepannya karena dia yang tahu dimana jalan keluar dari tempat ini, dan jika melihat gerakan namja cantik itu yang hampir tanpa suara, mungkin benar Yunho tidak boleh terlalu meremehkan kekasihnya.

"Didepan! Gerbang itu hanya akan terbuka 1 menit dan kita harus cepat, Yunho!" bisik Jaejoong lirih tanpa menoleh pada Yunho yang tepat berlari disisinya sekarang. Tangan namja cantik itu sibuk memasukkan earpierce kecil dalam telinganya. Jaejoong akan sangat membutuhkan alat ini setelah melalui gerbang ini.

SAVE YOU...LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang