Part 2

1.5K 17 0
                                    

Keleey POV

Aku saat ini sedang duduk di pinggiran danau Universitasku bersama dengan Zayn di sebelahku, sahabat yang selalu menemaniku dalam keadaan apapun. Sudah batu ke 6 yang kulemparkan ke dalam danau tapi rasa pedihku ini tidak kunjung menghilang. Kenapa perasaan sakit ini terus ada? Kenapa aku harus melihat mereka saat itu?. Aku mulai menyeka butiran air mata yang mulai turun kembali ke wajahku, haruskah aku menghilangkan perasaanku ini?.

“sudahlah, jangan ditangisi terus, percuma kamu nangis, dia enggak bakal tahu” ucap Zayn membangunkanku dari lamunanku, tangannya memegang bahuku dan tangan yang lainnnya menghapus air mataku yang sudah mulai membanjiri pipiku, sweet sekali.

Aku menatap matanya sambil menahan tangisan yang sudah ingin keluar kembali. Kenapa Zayn? Kenapa tidak kau saja yang kucintai? Kenapa harus lelaki brengsek itu yang kucintai? Kenapa hati ini tidak bisa memilih kamu?.

Dia tersenyum sambil mengusap kedua pipiku, matanya menatap mataku, dalam sekali  “kau itu jelek kalau menangis terus, ingat itu” serunya sambil kemudian mencubit kedua pipiku yang tadi dihusapnya dan mengedipkan satu matanya.

Aku melebarkan mataku, tanganku mengusap kedua pipiku yang tadi dicubit olehnya sambil mendengus kesal dan mengerucutkan bibirku “sakit tahu!” bentakku, sedetik kemudian tanganku memukul bahunya.

“aww” jeritnya, tangannya mengusap bagian yang kupukul tadi “harus berapa kali ku beritahu tentang tenagamu yang seperti gorilla itu?” ucapnya sambil melotot ke arahku.

Aku tertawa “makanya jangan macam-macam dengan Keleey” seruku sambil menjulurkan lidahku padanya.

Dia tersenyum, manis sekali menurutku “nah gitu dong ketawa, kan jadi lebih cantik” sahutnya lembut sambil mencolek hidungku dan tersenyum lagi kepadaku.

Aku mencoba tersenyum semanis mungkin kepadanya “terima kasih Zayn” ucapku padanya, tanganku dengan lembut merangkul pinggangnya dan menyenderkan kepalaku di bahunya yang besar. Entah kenapa semua rasa sakitku tiba-tiba saja menghilang, zayn memang selalu pandai membuatku ceria kembali.

Aku merasakan tangannya mengusap kepalaku “aku akan selalu ada buat kamu kapanpun kau mau Keleey” ucapnya pelan.

Saat-saat seperti ini yang kuinginkan, bersandar padamu, menangis dipelukkanmu. Aku tidak tahu bagaimana jadinya aku jika tidak ada kamu di kehidupanku, karna memang hanya kamu yang selalu mengerti aku. Terima kasih Zayn atas semua kasih sayang yang kau berikan kepadaku, terima kasih atas segalanya.

*****

Harry POV

Aku berlari menyusuri sekolah hanya untuk menemukan gadis itu lagi, entah kenapa sepertinya aku sangat penasaran dengan gadis itu dan entah kenapa sepertinya memang aku menginginkan gadis itu.

Aku baru merasakannya, aku baru merasakan perasaan sakit yang benar-benar menusuk seperti ini, aku juga tidak tahu apa penyebabnya, tapi yang jelas semua ini pasti ada hubungannya dengan gadis itu, maka dari itu aku harus menemukan gadis itu dan membuatnya menjadi milikku lalu selanjutnya akan aku cari tahu apa arti dari rasa sakit yang ku alami saat ini.

Mataku tiba-tiba saja melihat seorang gadis yang sedari tadi kucari sedang duduk di pinggiran danau dengan seorang pria yang sama saat di kantin tadi, kepalanya bersandar kepada bahu pria tersebut dan tangan pria itu mengusap-usap kepala gadis itu. “aku akan selalu ada buat kamu kapanpun kau mau Keleey” itu adalah kalimat yang tidak sengaja kudengar dari mulut pria itu. Ternyata gadis itu bernama Keleey, hem nama yang cantik.

My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang