Zayn POV
Aku berlari sekencang mungkin menyusuri lorong yang seluruh ruangannya berwarna putih dengan bau obat yang sangat menyengat hidung ini, aku masih berharap bahwa semua yang kulakukan saat ini, bahwa yang kulakukan berlari di lorong rumah sakit ini hanya sebuah mimpi.
Air mataku kubiarkan keluar terus-menerus tanpa ku menyekanya karna aku tidak malu untuk menangisi seseorang yang sangat berharga untukku, seseorang yang sangat ingin kujaga senyumannya, seseorang yang selalu melengkapi hari-hariku dari dulu hingga kini.
Di ujung lorong aku melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan seseorang yang sedang kuhawatirkan saat ini, dia adalah Aleey dan ada Niall di sebelahnya yang kurasa sedang menenangkannya.
"ALLEY ALEEY BAGAIMANA DENGAN KELEEY?" teriakku padanya dengan suara yang serak dan dengan nada yang tinggi tetapi dia hanya diam, dia tidak bergerak sedetikpun, dia tidak mengeluarkan ekspresi apapun, bahkan air matapun tidak keluar dari sudut matanya.
"ALEEY TOLONG JAWAB AKU" ucapku padanya. Tanganku menggoncang-goncangkan tubuhnya agar dia menjawab pertanyaanku tetapi dia hanya tetap diam.
"aleyy jawab kumohon" bisikku padanya kali ini dengan nada yang halus walaupun suaraku masih terdengar bergetar, tangisanku tidak berhenti sedikitpun, kakiku tidak sanggup untuk menahan tubuhku seketika semuanya lemas dan aku terduduk di depan Aleey sambil memegang tangannya berusaha memohon agar Aleey bisa memberitahuku bagaimana keadaan Keleey.
"bangunlah Zayn, Aleey tidak akan menjawab pertanyaanmu, biar aku yang menjelaskan" ucap Niall sambil memegang bahuku dan membuatku berdiri, "kau harus sabar Zayn" lanjutnya sambil menepuk-nepuk bahuku.
"buat aku bertemu dengan Keleey niall, aku ingin bertemu dengannya" ucapku padanya dengan tatapan memohon.
Dia menelan ludahnya, tangannya menghapus keringat yang sudah membasahi dahinya "ayo ikut aku" ajaknya padaku, aku hanya menganggukkan kepalaku sambil berjalan mengikutinya dari belakang.
Kita sampai di sebuah ruangan , tulisan besar di depan pintunya menuliskan bahwa ruangan ini adalah ruangan UGD "kau harus kuatkan dirimu Zayn, aku akan tunggu kamu di depan, kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku" ucap niall sambil menepuk-nepuk punggungku.
Aku mengangguk, tanganku menekan kenop pintu agar terbuka, di dalamnya aku melihat sesosok wanita yang sangat ingin kutemui sedari tadi sedang terbaring lemas tak sadarkan diri dan masih banyak bercak darah di bajunya, wajahnya sangat pucat.
Ini semua salahku, andai saja saat itu aku menemaninya untuk makan siang bersama, andai saja aku tetap berada disisinya, andai saja aku tidak mementingkan klub basketku dari pada dia, mungkin saat ini dia masih berada disisiku, masih tersenyum dan tertawa bersamaku. Sehingga akupun masih bisa melihat senyumannya, aku masih bisa melihat matanya yang indah, aku masih bisa merasakan tangannya memeluk tubuhku.
Aku mendekatkan tubuhku ke arahnya dan duduk di samping tempat tidur dimana dia terbaring saat ini, aku membelai wajahnya yang sangat manis walaupun dalam keadaan pucat, kenapa wajah semanis ini harus mengalami hal seperti ini.
Tubuhnya sangat dingin. Aku merasakan ada sesuatu yang ganjal disini tapi aku tidak tahu apa itu. Aku meraih tangannya yang masih dingin itu dan menempatkannya di pipiku "keleey bangunlah, bukankah kau membutuhkan pelukkanku saat ini?" bisikku padanya sambil menahan tangisanku agar dia tidak mengetahui bahwa aku sedang menangisinya.
"bukankah kau pernah bilang bahwa saat-saat seperti ini adalah saat-saat dimana kau membutuhkan diriku? Membutuhkan aku disampingmu untuk memelukmu?" aku menggigit bibir bawahku sambil terisak pelan , tanganku menghapus butiran-butiran air mata yang jatuh ke dalam wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mistake
Fiksi Penggemar"jika hidup menjadi orang lain adalah sebuah kesalahan, maka biarkanlah aku menikmati kesalahan-kesalahan itu, biarkanlah aku bermain di dalam kesalahan itu" - Keleey Winstead ~O~ Keleey, seorang gadis biasa yang kebetulan mempunyai segudang masalah...