huaaa akhirnya part 11 ini jadi juga :') maaf ya sudah membuat menunggu lama karna saya sangat sibuk sekali.. huhu. mood saya juga kurang baik akhir-akhir ini jadi tidak semangat untuk menulis deh..
ahh yaa karna besok sudah lebaran, saya sebagai penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya yahh kepada para readers setiaku jika aku punya salah kepada kalian yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, karna manusia selalu ada kekurangannya.
thanks juga kepada readersku yang sudah menanti-nanti untuk part baru ini, maaf jika hasilnya tidak sesuai dengan yang kalian inginkan :'(..
okee Happy Reading :)
Lelaki itu sedang membolak-balikkan tubuhnya di kasur empuk miliknya dengan raut wajah gelisah. Terlihat ada garis kerutan di dahinya dan saat ini dia terlihat begitu lusuh dengan rambut yang acak-acakkan dan baju yang sangat tidak rapi, ditambah lagi dengan keadaan kamar yang berantakkan membuatnya terlihat begitu buruk.
Ya, dia memang sedang bingung dengan perasaannya saat ini.
Perasaan bersalah, sedih dan senang sedang berkumpul mengelilinginya, entah kenapa dia bisa begitu gelisah hanya karna masalah orang lain, masalah yang menurutnya tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Tapi kenapa dia terlalu cemas memikirkan masalah itu? Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, padahal dengan orang yang punya masalah itu-pun belum lama kenal dengannya, tapi kenapa dia bisa segelisah ini?.
Dia merasa bahwa dialah orang yang patut untuk disalahkan atas putusnya Aleey dan Niall, bukan Aleey. Dia merasa bahwa Aleey tidak salah apa-apa dalam masalah ini, dialah yang sudah memaksa Aleey untuk ikut pulang dengannya. Dia sangat merasa bersalah karna ternyata Aleey-lah yang disalahkan oleh Niall.
Entah kenapa saat dia melihat Aleey menangisi kepergian Niall tiba-tiba saja hatinya sakit, perih rasanya melihat Aleey menangis seperti itu, apalagi tangisannya itu disebabkan oleh kesalahan dia, dia merasa bahwa dia tidak patut untuk di maafkan untuk hal ini.
Namun dia terlihat sangat bingung dengan perasaannya, kenapa saat dia melihat Aleey menangis seperti melihat Keleey menangis seperti saat di kantin dulu, saat pertama pertemuan dia dengan Keleey. Perasaan yang dia rasa saat itu benar-benar percis sama. Sesak, perih dan getarannya-pun sama percis.
Apa memang ini hanya kebetulan saja? Atau karna mereka kembar?. Tapi dia tidak merasakan hal apapun saat pertama kali dia bertemu Aleey di Starburks waktu itu. Namun setelahnya, setelah dua minggu dia tidak bertemu lalu tiba-tiba dia bertemu dengan tidak sengaja di depan ruang music entah kenapa perasaan itu ada, perasaan yang sama saat dia bertemu dengan Keleey.
Ini sangat membingungkan pikirnya, tidak mungkin dia merasakan hal yang sama dengan dua wanita sekaligus, apalagi kedua wanita itu bersaudara. Lalu setelah sekian lama, dia tidak pernah bertemu Keleey lagi, dia bertanya-tanya kemana gadis itu sebetulnya?.
Padahal saat hari dimana Aleey dan Niall bertengkar itu dia berniat untuk menanyakannya langsung kepada Aleey dimana Keleey berada, dengan cara menunggunya sampai Aleey pulang kuliah lalu dia akan mengantarkannya pulang ke Apartmentnya baru kemudian menanyakan hal itu.
Namun belum sempat dia menanyakan masalah itu, kenapa malah menjadi semakin rumit? Dia terbawa-bawa oleh masalah orang lain, dia merasa bersalah atas terjadinya masalah itu, dia semakin bingung dengan semua yang dia alami sampai saat ini.
Dia tidak percaya bahwa dirinya yang saat ini adalah dirinya yang sesungguhnya, karna dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Begitu gelisah hanya karna seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mistake
Fanfiction"jika hidup menjadi orang lain adalah sebuah kesalahan, maka biarkanlah aku menikmati kesalahan-kesalahan itu, biarkanlah aku bermain di dalam kesalahan itu" - Keleey Winstead ~O~ Keleey, seorang gadis biasa yang kebetulan mempunyai segudang masalah...