hay para readersku maaf membuat kalian lama menunggu untuk part baru ini, terima kasih juga karna kalian masih menanti untuk fanficku yang masih banyak kekurangannya ini.
disini kalian akan dihadapkan dengan konflik baru, penasaran? baca ajaa :)
happy reading!!
Langit sudah menampakkan awan gelapnya, cahaya petirpun mulai berwunculan menandakan hujan lebat akan segera datang, tapi aku masih saja diam di tempatku duduk saat ini. Tepat di pinggiran danau, tempat favoriteku jika aku sedang menyendiri, tempat kenanganku bersama sahabat lamaku, Zayn.
Tujuanku kembali merenung di tempat ini adalah karna aku masih sangat kepikiran dengan omongan Liam tadi siang, yang aku tidak habis pikir ternyata liam masih ingat dengan kejadian dua minggu yang lalu dan aku bingung kenapa dia bisa sebegitu mengenali diriku?.
“nah liam, kau ingin ngomong apa? Sepertinya penting sekali” tanyaku pada liam sambil berjalan ke arah tempat duduk di bawah pohon.
“emm begini aleey sebenarnya aku…” dia menggaruk-garuk bagian bawah lehernya yang kutahu tidak gatal. Terdiam untuk beberapa menit dan tidak melanjutkan perkataannya, aku merasa bahwa dia sedang memikirkan sesuatu saat ini.
“sebenarnya kamu kenapa liam? Cepatlah aku penasaran” aku memotong ucapan liam yang sudah menggantung terlalu lama itu sambil mendudukkan tubuhku ke sebuah kursi di bawah pohon.
Aku melihatnya menghela nafas panjang sambil mondar-mandir di hadapanku “sebenarnya…” dia menggantungkan kalimatnya cukup lama masih sambil mondar-mandir. Aku tahu dia sedang gelisah saat ini.
Aku bangun dari kursiku lalu memegang bahunya liam agar dia merasa sedikit tenang “oke tenangkan dulu dirimu baru kasih tahu aku ada apa dengan dirimu” ucapku sambil mengajaknya duduk.
Aku melihatnya menelan ludahnya, tangannya menyeka keringat yang sudah membasahi wajahnya “akusebenarnyatahukalaukamubukanlahaleeymelainkankeleey” ucapnya dengan nada bicara yang sangat cepat.
Aku mencerna setiap kalimatnya, tidak mengerti dengan yang dia ucapkan barusan “pelan-pelan liam, aku tidak mengerti dengan ucapanmu” seruku sambil terkekeh pelan dan memukul bahunya pelan.
Dia menghembuskan nafas panjang lagi “aku ingat sekarang, aku ingat dimana tempat kita bertemu” ucapnya pelan, matanya menatap mataku dalam sekali.
Aku tersentak kaget, ya aku memang merasa pernah bertemu dengannya, tapi aku lupa dimana itu dan sekarang dia bilang bahwa dia sudah mengingatnya “benarkah? astaga aku senang sekali mendengarnya, aku merasa juga pernah bertemu denganmu tapi sampai sekarang aku masih lupa dimana itu” ucapku senang, mataku mulai melebar karna saking senangnya “dimana? Dimana tempat kita bertemu? Apa kita teman kecil?” aku menggoyang-goyangkan tubuhnya, tidak sabar mendengar jawaban atas pertanyaanku darinya.
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya “kita bukan teman kecil” ucapnya masih sambil menatapku dengan tatapan bersalah. Entah karna apa tapi aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres disini.
“lalu kita bertemu dimana?” tanyaku penasaran, mataku mencari-cari jawaban dari setiap ekspresi yang dibuatnya, aku tahu memang ada sesuatu yang ingin dia katakana.
Dia menggigit bagian bawah bibirnya, seperti kebiasaan zayn saat sedang gelisah, “kita bertemu saat kematian saudara kembarmu”
Deg, jantungku seakan-akan berhenti berdetak, nafasku mulai terasa tersengal-sengal. Tidak mungkin, tidak ada siapapun yang aku kenali saat aleey tertabrak waktu itu, dia tidak mungkin mengetahui rahasia terbesarku saat ini, dia tidak mungkin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mistake
Fanfic"jika hidup menjadi orang lain adalah sebuah kesalahan, maka biarkanlah aku menikmati kesalahan-kesalahan itu, biarkanlah aku bermain di dalam kesalahan itu" - Keleey Winstead ~O~ Keleey, seorang gadis biasa yang kebetulan mempunyai segudang masalah...