huaaa akhirnya sampai juga di part 10. >,<
terima kasih buat para readersku yang masih sempetin buat baca fanficku yang masih acak-acakan ini, terima kasih juga buat readersku yang udah koment dan vote, terima kasih juga buat readersku yang selalu minta buat bikin part barunya, aku cinta kalian semuaa <3
aku minta vote dan komentnya yaaa yang baca. thanks. :)
Happy Reading~
Aku melangkahkan kakiku dengan sedikit malas dan wajah yang kutekuk sambil membawa sekotak bingkisan besar di kedua tanganku ke dalam halaman keluarga Payne, sebetulnya bukan karna mereka yang membuatku malas seperti ini, tapi karna Ibuku yang memaksaku untuk memberi bingkisan oleh-oleh dari Ayahku yang baru pulang dari Jepang untuk urusan bisnis kepada keluarga Payne tersebut, padahal saat itu aku sedang asik membaca novel yang baru saja kubeli kemarin sore.
Aku langsung memencet bell di samping pintu saat aku sudah sampai tepat di depan pintu sambil bersenandung pelan, menahan kebosananku sampai akhirnya Calon Ibu Mertuaku menampakkan dirinya di ambang pintu sambil tersenyum manis kepadaku.
Aku mencoba tersenyum semanis mungkin membalas senyumannya sambil kemudian mencium tangannya untuk menunjukkan betapa berbaktinya aku dan untuk memikat hatinya juga. Tidak ada salahnya bukan kalau kita memikat hati Ibu dari seseorang yang kita sukai? Yaa menurutku itu adalah salah satu cara agar aku bisa mendapatkan hati anaknya yang cukup bisa dibilang dingin kepada wanita itu. Jika kau bertanya apakah aku sudah memikat hatinya jawabannya adalah ya, aku memang sudah memikat hati keluarga Payne itu, kecuali satu orang, orang yang sangat aku sukai Liam James Payne.
“selena, Ayo masuk” ucapnya sambil merangkulku lalu kemudian menutup pintu dan menguncinya kembali.
Aku hanya mengangguk lalu melangkahkan kakiku memasukki rumah keluarga Payne yang sebentar lagi akan menjadi keluargaku ini. Berjalan ke arah ruang tengah yang menjadi tempat mengobrol antara aku dan calon ibu mertuaku ini lalu kemudian mendudukkan diriku di ujung sofa empuk yang muat untuk berdua.
“Ibu ambil minum dulu yaa dan… apa itu yang kau bawa?” tanyanya sambil melirik bingkisan yang sedang kupegang saat ini.
Aisshh aku hampir lupa tujuanku untuk datang kesini “ahh iya, ini bu oleh-oleh dari Ayah yang baru pulang dari Jepang” jawabku sambil menyerahkan bingkisan itu kepadanya. Aku memang sudah di anggap anak oleh calon Ibu mertuaku ini maka dari itu aku memanggilnya dengan sebutan Ibu.
Dia meraih bingkisan yang kuberikan dari tanganku itu sambil tersenyum lebar “terima kasih, salam untuk Ayah dan Ibumu yaa” ucapnya.
Aku mengangguk mantap “pasti bu” sahutku sambil menunjukkan jari jempolku kepadanya dan menampilkan deretan gigiku yang tersusun rapi.
“yasudah, ibu ke dapur dulu yaa” serunya sambil berlalu pergi meninggalkanku sendirian.
Mataku mencari-cari sosok Liam ke seluruh ruangan ini, kenapa tidak ada sosoknya? Biasanya dia selalu ada di depan televisi sambil bermain game PS yang selalu dia mainkan setiap hari.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sambil terkekeh pelan, bisa-bisanya aku menyukai pria pemalu seperti dia, padahal masih banyak pria yang menyukaiku tapi kenapa aku malah menyukai pria ini? aku ini bodoh atau memang tidak mempunyai selera yang bagus sih? Huh!
Awalnya memang aku tidak menginginkan Perjodohan ini, aku sempat menolak abis-abisan dan kabur dari rumah karna memang aku tidak suka dipaksa, apalagi untuk sesuatu hal yang sangat sacral yaitu Pernikahan.
Tapi semenjak pertemuan pertama kali antara aku dengannya saat jamuan makan malam yang diadakan keluarga Payne kepada keluargaku beberapa bulan yang lalu, tiba-tiba saja aku menerima Perjodohan ini hanya karna dirinya yang cukup membuatku terpesona walau dalam balutan T-shirt abu-abu berlengan pendek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mistake
Fanfic"jika hidup menjadi orang lain adalah sebuah kesalahan, maka biarkanlah aku menikmati kesalahan-kesalahan itu, biarkanlah aku bermain di dalam kesalahan itu" - Keleey Winstead ~O~ Keleey, seorang gadis biasa yang kebetulan mempunyai segudang masalah...