Hari senin adalah hari yang paling 'tidak' dinantikan setiap murid. Alasannya mudah saja, karena hari senin adalah awal dari segala kegiatan yang membuat otak semakin terasa ingin meledak. Apalagi jika ada pelajaran 'matematika' pada hari itu. Huft~
Hari ini gue melakukan persiapan sebelum berangkat sekolah seperti biasa. Mandi→memakai seragam→merapikan jadwal.
"Semuanya udah selesai." gumam gue pelan.
Tap. Tap. Tap.
Gue menuruni tangga dan menuju ke lantai bawah."Pagi ibu, ayah!" ucap gue.
"Pagi sayang." jawab mereka bersamaan.
"Kok lama banget sih?" tanya ibu.
"Ha? Kan biasa Azee ke ruang makan emang jam segini, bu." jawab gue dengan muka bingung.
"Tapi kan bisa lebih cepet. Kasian kan pacarnya nungguin." ucap ayah sambil menahan tawa.
Pacar?
"Apa? Pacar?" tanya gue yang semakin dibuat bingung.
"Duh. Pura-pura gatau nih rupanya?" tanya ayah dengan nada meledek.
"Azee belum punya dan belum pernah pacaran yah." jawab gue meyakinkan.
"Terus itu siapa?" tanya ayah yang sekarang bingung.
"Iya. Terus itu siapa? Daritadi dia nunggu kamu loh. Kalo gasalah sih yang waktu itu nganter kamu pulang." ucap ibu.
Gue hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.
Eh? Apa? Yang pernah nganter gue pulang? Kak David? Ucap gue dalam hati sambil berpikir.
*blush*
"Aduh, kok mukanya malah merah sih. Cepet makan abis itu keluar. Kasian tuh pacar... eh temen kamu maksudnya." ucap ibu.
Gue segera menghabiskan sarapan yang sudah dibuatkan ibu.
"Ayah ga nganter Azee ke sekolah?" tanya gue.
"Buat apa? Kan kamu udah ada yang nganter. Duh anak ayah udah gede ya." jawab ayah.
Yaiyalah udah gede, ya masa kecil mulu. Udah mau 18 tahun nih bulan Maret. Hehe~ Pikir gue.
"Yaudah Azee berangkat dulu ya." ucap gue.
"Iya. Hati-hati sayang." jawab ayah dan ibu bersamaan.
Setelah mendapat jawaban dari mereka, gue segera berjalan ke luar rumah. Menghampiri seseorang yang 'katanya' menjemput gue.
"Alfian?" ucap gue menyadarkan seseorang di atas motor ninja merah, yang sedang berkutik dengan hpnya.
Oiya, Alfian hari Sabtu nganterin gue pulang. Masa gue lupa sih. Ucap gue dalam hati.
"Eh? Azeela." jawabnya.
"Jadi lo yang jemput gue?" tanya gue walaupun sudah tau pasti jawabannya.
"....I-iya" jawab Alfian canggung sambil menggaruk lehernya.
"Lo gausah repot nganter gue. Gue bisa dianter ayah gue atau naik taksi kok." ucap gue.
"Gaada salahnyakan gue berbuat baik? Yaudah cepet naik, udah jam 6 nih!" ucap Alfian.
"Huh!" ucap gue lalu menaiki motor Alfian.
Gue dan Alfian berangkat menuju ke sekolah.
"Turun." ucap Alfian ketika kami sampai di sekolah.
Setelah gue turun, ia memarkirkan motornya lalu kami berjalan menuju kelas.
"Cepet. Sebentar lagi upacara." ucap Alfian saat kami sudah berada di tangga menuju lantai 2.
![](https://img.wattpad.com/cover/51583784-288-k726719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love
Teen Fiction[DISCONTINUED] Pulang sekolah adalah saat yang dinantikan setiap murid, tapi tidak bagi Azeela. Penyebabnya adalah latihan band dan seniornya. Tapi saat latihan sudah tidak dilakukan lagi, ia malah ingin mengulangnya. Apa yang terjadi pada Azeela? A...