*Normal POV*
Esoknya, pagi terlihat cerah seolah menyemangatkan seorang remaja dengan surai pirang untuk berjalan menuju kelasnya.
Ia memasuki kelasnya dengan senyuman manis, entah apa yang terjadi membuatnya tampak begitu bahagia.
"Oi Azeela~" ucap seorang teman perempuan menyambutnya dengan cengiran.
"Yo! Ana!" Azeela membalas sapaan Ana dengan semangat lalu berjalan ke arah meja mereka.
"Udah sehat?" ucap Ana sambil menyentuh kening Azeela saat ia sudah berada dikursinya.
"Udah dong, guekan kuat!" jawabnya dengan senyum kuda.
"Dih, kuat? Lari muter lapangan 6 kali aja sampe sakit seharian." ledek Ana sambil terkekeh setelahnya.
Azeela yang merasa diremehkan hanya cemberut. Tapi itu hanya berlangsung sementara karena mereka diganggu sebuah teriakan yang sudah tidak asing lagi.
"AZEELA UDAH MASUK?~" ucap murid laki-laki dengan semangat. Membuat seisi kelas memberinya tatapan yang seolah berkata diam-atau-mati sehingga membuat sang empu bergeridik ngeri.
"Hehe sorry." lanjutnya sambil menunjukkan deretan gigi putih yang rapi miliknya.
"Masih pagi udah berisik aja lo, Alfian!" sindir Ana.
"Ralat, diakan setiap saat emang berisik." koreksi Azeela sesuai fakta.
"Azeela jahat? Ok kita put-" kata Alfian dengan gaya sok dramatis yang untungnya di potong dengan ucapan seseorang.
"Maksud lo putus? Bukannya lo jom-eh jones ya?" sindir Ana (lagi)
Beberapa murid yang mendengar perkataan Ana seketika tertawa terbahak-bahak, tak terkecuali Ana dan Azeela. Alhasil membuat seseorang yang merasa dihina langsung pundung ditempat.
"Selamat pagi anak-anak! Tolong kembali ketempat kalian masing-masing!" suara guru yang tiba-tiba masuk menginterupsi tawa murid-murid kelas XI-3. Suara itupun menjadi penyelamat bagi Alfian untuk menghentikan ejekan teman-temannya.
Semua murid di kelas tersebut langsung kembali ke kursinya masing-masing. Saat berjalan ke tempatnya, Alfian memberikan tatapan tajam pada Ana dan bergumam "Gue bales lo!". Yang dimaksud bukannya merasa terancam malah mengedikkan bahunya.
"Jika sudah, buka buku halaman 87 sekarang!" ucap guru matematika tersebut a.k.a Pak Agus.
*skip*
Kringg...
Bel istirahat yang dinantikan terdengar merdu di telinga murid-murid."Baiklah, jangan lupa kerjakan pr kalian dan ulangi pelajaran hari ini di rumah. Selamat pagi." ucap pak Agus diiringi langkah kakinya keluar kelas.
"Pagi paaakk!" sorak murid-murid.
"Azeela, kantin yuk!" ajak Ana pada Azeela.
"Ayo, laper nih, ga jadi diet dah gue gara-gara kelamaan ngitung." jawab Azeela sambil membawa alasan pelajaran.
"Yeh, gausah nyalahin mtk. Lagipula buat apaan sih diet? Selama masih bisa, kita harus makan!!" ucap Ana dengan semangat '45 lalu berjalan ke luar kelas bersama Azeela.
"Punya temen malu-maluin banget." gumam Azeela pelan.
"Ekhem, gue denger lho~" kata Ana menggunakan nada mengerikan dengan background petir(?) /abaikan yg ini/
Mendengar perkataan Ana, Azeela hanya mengangkat jarinya membentuk peace. Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke kantin.
"Karena gue lagi seneng, untuk kali ini gue maafin." lanjut Ana.
![](https://img.wattpad.com/cover/51583784-288-k726719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love
Fiksi Remaja[DISCONTINUED] Pulang sekolah adalah saat yang dinantikan setiap murid, tapi tidak bagi Azeela. Penyebabnya adalah latihan band dan seniornya. Tapi saat latihan sudah tidak dilakukan lagi, ia malah ingin mengulangnya. Apa yang terjadi pada Azeela? A...