Chapter 3

1.1K 64 0
                                    

Awan pagi terlihat seperti kapas yang yang menggumpal di atas langit dengan silau sinar matahari yang mulai mingintip dibalik cela-cela awan tersebut.

Ditambah bunyi burung-burung yang bersiul-siul menambah kesejukkan dipagi hari. Indah. Satu kata yang menggambarkan keadaan saat ini.

Hari ke-3 gue di sekolah baru. Gue ga berangkat jam 05.30 lagi, karena gue udah tau kalo masuk jam 06.30.

Selesai mandi dan memakai seragam gue langsung membereskan buku mata pelajaran hari ini dan memakai sepatu.

Setelah siap, gue turun kebawah menuju dapur. Di dapur, gue melihat ayah dimeja makan dan ibu sedang menyiapkan makanan ke atas meja.

"Pagi bu, yah!"

"Pagi sayang." jawab mereka bersamaan.

"Cepet makan. Ibu udah buat nasi goreng udang spesial buat kamu." ucap ibu.

"Makasih bu." jawabku senang.

"Cepat dihabiskan. Hari ini ayah yang mengantar kamu ke sekolah." ucap ayah memberitahu gue.

"Yeay!" teriak gue.

Setelah gue selesai makan, gue langsung pamitan sama ibu untuk berangkat.

"Bu, Azee berangkat dulu ya." ucap gue.

"Iya sayang. Belajar yang rajin ya." jawab ibu sambil mencium pipi gue.

"Aku berangkat kerja dulu sayang." kata ayah kepada ibu sambil mencium keningnya.

"Iya. Kalian hati-hati ya." kata ibu memperingatkan.

Setelah itu kami (gue dan ayah) langsung masuk ke mobil warna putih milik ayah.

Kurang lebih 20 menit, gue sampai di depan gerbang sekolah.

Gue segera pamit kepada ayah dan turun dari mobil.

"Azeela!" teriak seseorang dari belakang.

Ternyata Santi. Gue kira siapa. Ucap gue dalam hati.

"Hai Santi." ucap gue setelah dia sudah beberapa langkah dari tempat gue berdiri.

"Hai Azeela!" jawabnya.

"Kita jalan bareng yuk! Arah kelas kita kan sama. Beda 3 ruang doang." tambahnya.

Ya benar. Kalo gue kelas XI-3 dan Sinta XI-6.

"Boleh juga tuh." jawab gue.

Gue dan Santi berjalan beriringan sambil bercerita tentang pribadi dan tak jarang kami tertawa.

Gue dan Santi bercerita sampai tak sadar kalo kami udah sampai di depan kelas gue.

"Wah, cepet ya, udah sampe kelas lo aja." kata Santi menyadari kalo kami udah sampai.

Hah? Udah sampe? Ucap gue dalam hati.

"Haha iya. Gue sampe ga sadar kalo udah sampe." jawab gue jujur.

"Yaudah lo masuk gih. Kelas gue kan masih di depan. Bye!" ucap Santi menyudahi pertemuan kami.

"Bye!" jawab gue sambil melambaikan tangan dan masuk ke kelas.

Baru beberapa langkah masuk kelas, suara yang ga asing memanggil nama gue.

"Azeela!" ya, itu suara Ana.

"Berisik lo! Gue baru dateng juga!" jawab gue kesel.

"Haha, maap." ucapnya dengan watados.

Kringg....
Bel masuk berbunyi dan setelah itu guru laki-laki dengan membawa gitar masuk.

Stuck In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang