Bagian 13

9.1K 139 23
                                    

Wanita cantik dengan rambut sebahu berwarna coklat datang dengan setelan jas putihnya dan duduk di hadapan Lenno dan Sherina menatap mereka dengan senyuman manisnya.

Dia membawa sebuah amplop dengan logo rumah sakit tempatnya dan Lenno bekerja. Lenno yang sudah tidak sabar akhirnya bertanya pada rekan kerja sekaligus sahabatnya ini

"Riz, gimana hasilnya?"

Arizta membuka amplop itu kemudian tersenyum masam kepada pasangan itu. Sherin sudah bisa tau apa hasilnya dengan melihat raut wajah sahabatnya. Dia hanya menghela napas

"Maaf mungkin bukan sekarang waktunya" ujar Arizta pelan

Sherina mengangguk lemah dan menunduk. Harusnya dia tau kalau ini hanya harapan kosong. Dia terlalu berani mengambil resiko dengan datang ke dokter kandungan tanpa mengetesnya terlebih dahulu. Lenno yang menyadari kesedihan istrinya hanya bisa membesarkan hatu sang istri. Lenno memang ikut kecewa tapi ini bukan akhir dari segalanya

"It's okay sayang, kita bisa mencobanya lagi nanti malam. Tidak usah terlalu dipikirkan" ujar Lenno. Sherina masih tertunduk lagi - lagi dia gagal menjadi istri seutuhnya untuk Lenno

"Kalian berdua baik - baik saja, tidak ada masalah. Ini cuma masalah waktu" ujar Arizta pelan

"6 tahun itu waktu yang lama untuk menunggu Riz" ujar Sherina pelan

"Sayang, kita harus bercinta serajin mungkin dan taat beribadah kepadaNya memohob dan meminta kepercayaanNya" Lenno mengelus pundak Sherina. Sherina mengangguk. Tiba - tiba dia mendongakkan kepalanya

"Kalau aku tidak hamil, lalu kenapa aku terlambat 2 minggu?"

"Terlambat datang bulan di sebabkan banyak faktor, selain kehamilan, terlambat haid bisa karena hormon kita yang tidak stabil, pola makan, atau karena stres, bisa juga karena terlalu lelah" Sherina mengangguk paham. Arizta tersenyu

"Jangan patah semangat teruslah berusaha"

Tok tok tok

Suara ketukan pada pintu dan seorang pria tampan memasuki ruangan dengan wajah ceria

"Hai ada Lenno dab Sherina rupanya" Lenno bangkit dan memeluk sahabatnya ini

"Kau datang untuk menjemput Rizta?" tanya Sherina dan du jawab anggukan

"Kita mau melihat cinciin"

"Kalian akan menikah?" sorak Sherina berbahagia sembari melirik Rizta

"Selamat bro! Sukses terus ya"

"Selamat ya Dimas Rizta aku doakan kalian bahagia"

"Makasih Len, makasih Sherina. Semoga kalian cepet dapat momongan juga" yang di balas amin oleh semua yang ada diruangan

***

Sherina sedang menikmati makan malamnya dengan Lenno dirumah, Lenno membelikan banyak makanan. Dia tau sang istri saat ini pasti terpukul dan kecewa. Jadi dia harus membuatnya lebih bahagia

"Maafkan aku"

"Untuk apa sayang?"

"Tidak bisa menjadi istri seutuhnya buat kamu"

"Ya Tuhan, 6 tahun kamu mendampingiku sudah membuktikan kamu adalah istri sempurna untukku" Lenno membelai rambut Sherina dengan sayang lalu mencium keningnya

"Kita akan berusaha lagi sayang. Malam ini aku akan menumpahkan seluruh sperma terbaikku di rahimmu" goda Lenno membuat Sherina tersenyum malu dengan bahasa vulgarnya

Drettt.. Dreet... Drett...

"Halo Ma" sapa Sherin

"Sherin... Gimana hasil lab nya? Hamil kan? Okey besok kita akan pergi beli peralatan bayi. Pasti belum terdeteksi ya apakag laki- laki atau perempuan? Ah mama sudah telpon papa, dan papa akan segera datang ke Indonesia sayang" ceroscos Sarah membuat hati Sherina seketika sakit. Bagaimana jika sang mertua tau dirinya belum hamil? Pasti kecewa berat.

"Sherin kamu harus banyak makan sayur2n dan buah - buahan biar bayi dalam kandunganmu kuat dan -"

"Maa.. Sherina belum hamil" potong Sherina dia tidaj tahan mendengar sang mama berbicara lebih jauh dan akhirnya kecewa. Sherina menatap Lenno yang di balas anggukan kepala

"Apa? Belum hamil lagi? Kenapa bisa? Bukannya kamu udah telat? Pasti dokter itu salah periksa!" Sherina sadar betul sang mertua kecewa. Mereka begitu ingin seoranh cucu. Mereka harus mendapatkan cucu sebagai penerus keluarga ini. Keluarga Adhirajasa dan Adiba tentunya

"Maaf ma, mungkin telatnya Sherin karena stres atau lelah" ujar Sherin pelan. Dia benar - benar tidak berdaya telah membuat mertuanya kecewa lagi

"Oh mungkin mama tidak akan pernah menimang cucu sampai akhir hayat. Dan mungkin Adhirajasa tidak akan memiliki penerus"

"Mama jangan bicara begitu, kita akan berusaha terus ma. Bantu dengan doa"

"Sherin sudah 6 tahun Sher! 6 tahun! Kamu tau artinya apa? Kamu tidak bisa memberikan keturunan pada keluarga Adhirajasa dan Adiba! Mungkin.. Kamu mandul!"

Jedaar!!

Bagai tersambar petir Sherina mendengar perkataan hina dari sang mama mertua. Dia tidak mampu menjawab perkataannya. Mama mertuanya telah kecewa teramat sangat pada dirinya. 6 tahun menunggu dan wajar saja mereka jadi sangat marah padanya.

"Sherin, mama mau tidur" Sarah memutuskan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Sherina. Lenno yang melihat perubahan wajah Sherina mendekati Sherina

"Ada apa sayang? Mama bicara apa?" Sherina menatap Lenno dan tersenyum

"Mama akan terus membantu kita lewat doa. Dia memberi semangat padaku" ujar Sherina

"Kau yakin Mama tidak menyakitimu?" Sherina menggeleng.

"Mama Sarah sangat baik padaku. Dia selalu memotivasiku sayang" ujar Sherina mengelus pipi suaminya. Dia beranjak merapikan peralatan makannya.

*****

"Welcome Indonesia" Seru wanita itu dengan melepaskan kacamata hitamnya. Syahnaz telah kembali ke Indonesia. Senyumnya mengembang menghirup udara yang telah ditinggalkannya selama 6 tahun.

Tampilan Syahnaz berbeda dengan 6 tahun lalu, rambut yang dipotong pendek berbentuk bob dengan di cat warna merah, tubuh langsing dan tinggi jauh lebih putih dari 6 tahun sebelumnya. Gaya berpakaian yang polos kini telah berubah menjadi Fashionable. Perubahan drastis selama 6 tahun. Dituntut sebagai model terkenal membuat Syahnaz merubah dirinya. Syahnaz berpikir jika nanti bertemu dengan Lenno, dia akan terkesima dengan penampilan barunya. Untung - untung Lenno mau meninggalkan istrinya.

Drettt.. Drett.. Drett...

"Ya Hallo?"

"mba Syahnaz selamat datang di Indonesia"

"Terima Kasih Stevy, sudah kamu siapkan?"

"Sudah Mba, rumah yang berada persis di depan rumah orang tua dokter Lenno".

"Baiklah, aku akan segera kesana"

Syahnaz sudah tidak sabar bertemu lagi dengan keluarga mantan kekasihnya itu. Syahnaz memilih mendekatkan diri kepada keluarga Lenno terlebih dahulu sebelun langsung menemui Lenno. Jika mencintai anaknya kita harus mendekati orang tuanya trik dari Veni dan tidak ada salahnya untuk di coba bukan?

Tbc
Good morning?
Aku lagi di kantor niih haha

CINTA KEDUA (Second Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang