****
Entah aku ingin senang atau malah sebal dengan kepergianku yang mendadak ini. Tentu saja aku belum siap, mungkin jika aku hanya perlu menyiapkan kebutuhanku itu gampang sekali, tetapi jangan lupa, sekarang aku sudah menjadi asistennya. Jadi aku juga harus perlu menyiapkan segala perlengkapannya yang pastinya lebih banyak daripada keperluanku sendiri. Dan aku menyiapkan semua itu dengan waktu terbatas, sedikit membuatku stres memang. Karena penampilannya di depan televisi sekarang menjadi tanggung jawabku. Tugasku yang baru setelah menjadi asisten Nae Young. Hah... Tapi tentu saja aku melakukan semuanya dengan senang. Pasti kalian juga akan merasakan hal itu jika menjadi aku.
Malah aku melakukan semuanya bukan seperti sedang bekerja. Tetapi aku berpikir, apakah akan seperti ini rasanya jika Kyu Hyun suatu saat menjadi pasangan hidupku? Ups, ehem... Sepertinya pikiranku sudah melewati batas.
"Eun Ra."
Aku mengerjap mendengar namaku dipanggil dengan nada sedikit tinggi. Saat menoleh aku mendapati Kyu Hyun menatapku sambil mengernyitkan keningnya. "Eh, apa?"
Kyu Hyun hanya berdecak. Kemudian dia mencondongkan badannya. Ya ampun, ini kan bukan pertama kali kita berdekatan, tetapi kenapa dengan jarak sedekat ini reaksi jantungku masih saja melemah.
Dia merentangkan kedua tangannya ke sisi tubuhku untuk memasang seatbelt. Lalu dia kembali duduk tegak di kursinya. "Kau ingin membahayakan dirimu sendiri ya? Kau tidak menedengar kata pramugari?"
Sesaat kemudian kurasakan pesawat bergetar, yang artinya sudah lepas landas. Aku merutuk. Bisa-bisanya aku melamun. Padahal kan aku bisa melamun sepuasnya saat pesawat sudah lepas landas nanti.
"Kau terlihat tegang. Eun Ra apa kau takut naik pesawat?"
Oh tidak, sepertinya Kyu Hyun salah mengartikan reaksiku saat ini. Tiba-tiba saja dia memegang tanganku. Apa yang dia lakukan? Saat sedang berusaha menormalkan jantungku kembali, dia malah membuatku tidak bisa bernafas.
"Kata orang, berpegangan tangan bisa menenangkan perasaan seseorang yang takut naik pesawat."
Hah, teori darimana itu? Aku baru dengar. Dia salah. Aku tidak takut naik pesawat, malah semua perbuatannya yang membuatku seakan takut terbang.
Aku melirik ke tangan Kyu Hyun yang masih memegang tanganku. Aku mencoba menariknya, namun rasanya kaku. Tetapi... Sepertinya lebih baik seperti ini.
Ya, ini menyenangkan. Diam-diam aku mencuri pandang padanya yang ternyata juga sedang memperhatikanku. Tertangkap basah. Wajahku langsung terasa memanas dan Kyu Hyun malah terbahak.
"Haha... Aku suka melihat wajahmu yang merona."
****
Angin kencang yang berhembus membuatku semakin mengeratkan jaket panjang yang kupakai. Kemudian merapihkan rambutku dengan sebelah tangan yang sedikit berantakan karena angin dan sebelah tangan tetap memegang erat jaket. Namun sesering apapun aku membetulkan rambutku, angin akan membuatnya kusut kembali sedetik kemudian.
Sekarang memang bukan musim dingin disini bahkan matahari bersinar terik, tetapi berdiri di atas sebuah yacht, hanya berbatasan langsung dengan danau yang begitu luas, semilir angin pasti terasa lebih kencang daripada di darat.
Aku bersyukur Kyu Hyun mengajakku kesini. Akhirnya aku bisa melakukan apa yang kuinginkan. Berkeliling dengan sebuah Yacht. Menikmati bangunan-bangunan kota swiss yang menurutku berbeda dari bangunan-bangunan di negara eropa lainnya. Menikmati nyamannya kota ini, Penduduk yang ramah; jalanan yang tidak sesak dengan kendaraan; toilet umum dan bahkan air minum yang hampir tersedia dimana-mana.
![](https://img.wattpad.com/cover/18860333-288-k519024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu-Hyun Fanfiction] Chasing a Dream
Teen FictionSekarang, kau sangat berbeda. Sekarang, kau jauh lebih tampan. Sekarang, kau tampak lebih dewasa. Sekarang, aku bisa melihat kau bangga pada dirimu sendiri. Tapi kini kau lebih diam di depanku. Kau lebih dingin kepadaku. Setelah berlalu sepuluh tahu...