****
Saat mobil kami -mobil Kyu Hyun lebih tepatnya- sudah terparkir dengan rapih. Aku tidak langsung turun dari mobil. Aku melirik ke arah Kyu Hyun yang sedang menatapku heran. Aku menarik nafas. Mengumpulkan segenap keberanian. Ini harus menjadi jelas bagiku. Sekarang, atau tidak. Akhirnya aku membuka mulut. Mengeluarkan pertanyaan yang sudah berputar di kepalaku sedari tadi.
"Kyu Hyun, benarkah kau... Mencintaiku?"
Kyu Hyun mengerjapkan pandangannya. Dia tersenyun kecil sambil menoleh ke depan, lalu kembali menatapku. "Kau hanya ingin menanyakan hal itu?" Kyu Hyun membenarkan posisi duduknya agar lebih menghadapku. "Han Eun Ra, aku sangat mencintaimu. Apa yang harus kulakukan agar kau percaya padaku?"
"Aku bukannya ingin mengatakan kalau aku tidak percaya padamu. Hanya saja, ini karena... Kenapa... Cho Kyu Hyun." aku berusaha untuk membenarkan perkataanku yang berantakan. Mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat agar pembicaraan ini terdengar enak untuk kami berdua. Tetapi rasanya sangat sulit. "Kenapa kau masih merahasiakan tentang keluargaku pada keluargamu. Kau malu atau~"
"Eun Ra. Aku tidak pernah malu akan dirimu." potong Kyu Hyun. "Tidak. Pernah." dia membasahi bibirnya sebelum melanjutkan. "Eonnie sudah tahu semuanya tentang dirimu. Aku yang menceritakannya."
"Ayah dan Ibumu?"
"Ya. Aku memang belum menceritakannya pada mereka, tapi itu bukan karena aku tidak mau, malu atau lainnya. Kau tahu sendiri kan? Aku lebih nyaman bercerita panjang lebar pada Eonnie dari pada yang lainnya."
"Eun Ra," lanjut Kyu Hyun, "jika kau ingin aku menceritakannya pada mereka, aku akan mengatakannya. Segera."
"Tidak Kyu Hyun bukan maksudku juga untuk memaksa agar kau mengatakannya pada mereka. Aku hanya ingin tahu alasanmu dan kurasa sekarang aku sudah mengerti."
"Aku mendengar keraguan darimu. Eun Ra aku akan segera~"
"Tidak, Cho Kyu Hyun. Aku memang ingin kau jujur pada mereka, tetapi tidak sekarang. Aku percaya padamu, Cho."
"Benar?"
"Ya." Aku tersenyum. "Selamat malam."
****
Kalian tahu, ini sudah 2 hari semenjak kejadian itu. Dan aku belum bertemu dengan Kyu Hyun lagi sampai sekarang. Memang aku bisa melihatnya di gedung entertainment, tetapi kemungkinan banyaknya paparazzi tentu kita tidak bisa saling menyapa dengan akrabnya begitu saja.
Dia hanya mengirimiku pesan singkat selamat tidur saat malam hari. Pertanda jika dia juga mungkin sudah berada di apartemennya. Tentu saja tidak ada percakapan berlama-lama karena setiap dia mengirimiku pesan hari sudah sangat larut.
Bukannya aku menuntutnya untuk menghubungiku selalu. Aku mengerti dia sibuk. Sangat sibuk. Saat aku bertanya pada Sungmin, dia bilang Kyu Hyun sedang mengurus video klip baru untuk single keduanya. Tapi tidak bisakah sekali-sekali seperti kita sarapan berdua. Tidak harus berdua, mungkin bersama Nae Young dan Sungmin. Sesuatu yang bisa kulakukan bersamanya dulu, saat hubungan kita belum membaik.
Namun, sebuah pesan singkat di malam hari kurasa sudah cukup, karena itu akan membuatku tersenyum seperti orang bodoh lalu bermimpi indah. Ya, itu sudah cukup. Bisa kembali bertemu dengannya saja, Seseorang yang selalu kutunggu, itu sudah cukup bagiku. Apalagi hubungan kami berbelok ke arah yang seperti ini. Sebuah mimpiku yang menjadi nyata. Sesuatu yang sangat tidak kuduga. Keinginan yang ingin kutepis jauh namun malah terkabulkan.
Lagi, pikiran itu membuatku tersenyum simpul namun segera hilang saat kulihat seseorang yang sedang berjalan mendekatiku. Aku kembali tersenyum. Dia langsung duduk di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu-Hyun Fanfiction] Chasing a Dream
Roman pour AdolescentsSekarang, kau sangat berbeda. Sekarang, kau jauh lebih tampan. Sekarang, kau tampak lebih dewasa. Sekarang, aku bisa melihat kau bangga pada dirimu sendiri. Tapi kini kau lebih diam di depanku. Kau lebih dingin kepadaku. Setelah berlalu sepuluh tahu...