****
Aku membeku. Lemas. Entah kemana perginya tulang-tulang di kakiku. Memberanikan diri, kembali kulirik sedikit ke arah sana dan dia sedang menatap ke tempatku berada. Aku buru kembli ke posisi semula, ke posisi dimana aku bisa bersembunyi.
Tanpa sadar aku menaruh kedua tanganku di pinggang Kyu Hyun dan menarik tubuhnya untuk menutupi tubuhku. "Dia sedang menatap kemari." bisikku. "Bagaimana ini? Bagaimana jika dia melihatku."
Kyu Hyun semakin mendekatkan tubuhnya. Dan hangat tubuhnya yang terasa membuatku sedikit tenang.
"Masuklah." Tiba-tiba Kyu Hyun berkata dan menyadariku kalau dia sudah membuka sebuah pintu di sampingnya.
Kyu Hyun menempalkan tubuhnya pada dinding untuk menutupi diriku agar tidak terlihat saat masuk ke dalam.
Aku baru bisa bernafas lega saat Kyu Hyun sudah menutup pintu. Aku bersender di dinding untuk menumbuhkan kembali tulang-tulang di kakiku.
"Ikut aku."
"Kemana?" tanyaku bingung.
"Aku tidak siap di sidang dengan pertanyaan jika ada temanku yang melihatku membawamu masuk." Kyu Hyun berjalan mendahuluiku. "Cepat kemari."
Selama aku mengikutinya, aku hanya sempat melihat sebuah ruangan yang diisi satu set sofa dan LED TV, sementara ruangan itu kosong, tidak ada seorang pun.
Dan akhirnya kami sampai ke sebuah ruangan yang aku asumsikan sebagai kamar tidur Kyu Hyun. Selalu beginikah kamar seorang lelaki? Sedikit... Berantakan.
"Maaf, sedikit berantakan. Aku tidak sempat membereskannya. Duduklah." ucapnya sambil mengambil beberapa helai baju di atas tempat tidur.
"Kau sekamar dengan siapa?" tanyaku ingin tahu saat melihat dua tempat tidur di ruangan itu.
"Sungmin." Kyu Hyun membuka tirai jendela dan memandang keluar. "Dimana temanmu? Stylist Kim itu, tidak bisakah kau meneleponnya untuk-"
"Dia sedang menghadiri acara fashion week di luar kota. Jika dia tidak kembali sore ini mungkin dia akan kembali besok. Lagipula aku tidak ingin merepotkannya dengan masalah ini." Kyu Hyun tidak menyahuti perkataanku. Dia terus memandang keluar jendela. "Dan teman sekamarmu, jika dia melihatku apa dia tidak-"
"Aku bisa mengatasi jika hanya Sungmin seorang."
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Entahlah. Aku tidak melihatnya sejak tadi siang."
Diam.
Kami hanya diam kemudian.
"Dia masih menunggumu." ucap Kyu Hyun tiba-tiba.
"Apa?" tanyaku tidak mengerti.
Dia melirikku sebentar lalu kembali melihat keluar jendela sambil mengisyaratkan sesuatu dengan dagunya.
Aku berjalan mendekat dan mengikutinya melihat keluar jendela. Ya ampun. Seung-Seung masih disana. Bersandar di mobilnya sambil melihat ke arah lantai kamarku. Kemudian kulihat dia mengambil sesuatu dari dalam sakunya laku menempelkannya di telinga. Beberapa detik kemudian ponselku berbunyi.
Seung-Seung.
"Ada apa seung-Seung?"
"Seharusnya kau sudah sampai kamarmu, tapi kenapa aku belum melihat lampumu menyala?"
"Ehm...." aku berjalan sedikit menjauh dari orang di sampingku. "Aku sedang membeli sesuatu di supermarket apartemen. Ini, akan memakan waktu sedikit lama. Pulanglah, jangan menungguku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu-Hyun Fanfiction] Chasing a Dream
Roman pour AdolescentsSekarang, kau sangat berbeda. Sekarang, kau jauh lebih tampan. Sekarang, kau tampak lebih dewasa. Sekarang, aku bisa melihat kau bangga pada dirimu sendiri. Tapi kini kau lebih diam di depanku. Kau lebih dingin kepadaku. Setelah berlalu sepuluh tahu...