Han Eun Ra, karena aku mencintaimu. Han Eun Ra, karena aku....
Semua kata itu terus terngiang di telingaku. Bagai angin yang terus berputar.
Sungguh aku tidak tahu ingin mengatakan apa. Aku tidak mengerti. Dia mencintaiku? Haruskah aku mempercayai kata-katanya?
Dia menyimpan perasaan ini sejak dulu? Benarkah? Apakah selama ini perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan?
Atau semua ini hanya permainannya saja. Agar bisa membuatku bungkam dengan alasan yang dia berikan dan aku berhenti untuk memaksanya berkata jujur. Karena kejujuran yang akan dia berikan mungkin akan mengecewakanku?
Jika iya, kalau begitu dia berhasil, karena sesudah itu mulutku langsung tertutup sepanjang perjalanan seperti di lem.
Dan itu berarti dia telah mempermainkan perasaanku. Lalu di pandanganku dia akan semakin jahat. Bukankah tadi dia bilang tidak ingin terlihat jahat di mataku?
Dan tidak akan mungkin dia mempunyai perasaan seperti itu padaku. Karena aku hanyalah seorang Han Eun Ra dengan keluarga yang buruk, sementara dia seperti mutiara di dalam istana. Terlalu berharga perasaannya untuk mencintai seseorang sepertiku.
Mungkin dulu aku ingin dia membalas perasaanku, tapi saat itu, saat dia masih teman sebangkuku. Namun sekarang aku lebih suka kenyataan tentang perasaanku yang bertepuk sebelah tangan. Karena aku menyadari dunianya kini berada jauh di atasku. Aku tidak akan bisa menggapainya.
Walaupun aku bisa, aku tidak akan mengajaknya turun. Menginjak tanah dan dunia yang sama denganku.
Atau jangan-jangan dia mengatakan itu karena dia menyadari perasaanku dan ingin menyadariku kalau dia tidak pantas untukku? Karena itulah yang kupikirkan sekarang.
Dan jika memang rasa itu benar... Bukankah seharusnya dia menceritakan sejujurnya semua tentangku? Bahkan yang kulihat tadi dia masih merahasiakan yang sebenarnya pada keluarganya tentangku.
Dan jika...
Dan jika....
"EUN RA SEDANG APA KAU DI DALAM?" DOR! DOR! "AKU BUTUH KE KAMAR MANDI SEKARANG!"
Aku mengedip-ngedipkan mata. Menatap pantulan diriku di cermin yang masih terbalut handuk kemudian melirik ke arah jam dinding. Ya ampun sudah hampir 2 jam aku di dalam sini. Pantas Nae Young berteriak-teriak.
Aku sedikit berlari ke arah pintu lalu membukanya.
"Maaf." Ucapku dengan cengiran tak berdosa.
"Kau ini... Apa sih yang kau lakukan di dalam sana?"
"Pencernaanku sedang tidak lancar. Sudah sana masuk." Aku mendorong tubuh Nae Young masuk kemudian menutup pintu kamar mandi.
****
Aku menatap sekitar dengan canggung. Baru pertama kali berada di dalam restoran semewah ini.
Semua orang memakai setelan dan gaun terbaik juga termahal mereka. Untung saja aku memakai sebuah gaun yang setidaknya pantas untuk diajak berbaur di tempat ini. Alunan musik klasik -yang menurutku lebih terdengar seperti dengungan lebah- malah membuatku ngantuk.
"Kau seperti tidak nyaman?" tanya laki-laki yang membuatku berada di tempat ini.
"Aku tidak biasa berada di tempat sepert ini, Seung-Seung. Kau pasti tahu." Aku menatap laki-laki di depanku. "Lagipula ada apa kau mengajakku ke tempat ini?"
Dia hanya tersenyum. Bukan senyuman misterius. Tetapi lebih mengarah ke senyuam jahil yang memang bertujuan untuk membuatku bertanya-tanya. Kebetulan aku merasa tidak nyaman dengan stileto yang kupakai. Kenapa aku tidak segera melepasnya lalu memukulkannya ke muka bodoh Seung-Seung saja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu-Hyun Fanfiction] Chasing a Dream
Genç KurguSekarang, kau sangat berbeda. Sekarang, kau jauh lebih tampan. Sekarang, kau tampak lebih dewasa. Sekarang, aku bisa melihat kau bangga pada dirimu sendiri. Tapi kini kau lebih diam di depanku. Kau lebih dingin kepadaku. Setelah berlalu sepuluh tahu...