Dream 16 ~ They Know
****
Aku memilih untuk meninggalkan kantor Nae Young lebih dulu. Lagipula aku memang harus bergegas ke gedung entertainment. Aku meninggalkan Kyu Hyun saat acara sebuah talk show yang ia hadiri dimulai dan aku sudah harus kembali kesana setelah acara itu selesai.
Namun entah kenapa kakiku malah terpaku disini. Di depan butik Nae young. Mengamati hujan deras yang tengah mengguyur kota Seoul. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan, aku hanya ingin menikmati hujan ini.
Karena begitu derasnya hampir tidak terlihat orang yang berlalu lalang. Kebanyakan mobil yang berani menerjang hujan deras ini. Kecuali, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang baru saja keluar dari sebuah minimarket.
Aku memperhatikan mereka. Mereka masih muda. Dari seragam yang mereka kenakan aku tahu mereka masih berada di sekolah menengah atas. Aku tahu dimana sekolah yang mempunyai seragam seperti itu.
Si lelaki mengambil sebuah sepeda yang terparkir, menaikinya kemudian menunggu si perempuan menaiki sepeda itu di belakangnya. Kemudian mereka pergi. Tidak memedulikan hujan yang sangat deras, yang segera membuat pakaian mereka basah. Senyuman mereka berseri-seri. Si Perempuan menaruh tangannya di pinggang lelaki itu, meskipun dia hanya mencengkeram baju lelaki itu.
Aku segera tahu. Mereka saling jatuh cinta.
Aku seperti merasakan sebuah deja vu. Rasanya aku pernah seperti mereka. Berboncengan... Menerobos hujan... Itu memang saat yang indah. Aku tersenyum berseri-seri waktu itu, juga sekarang.
Apa aku dulu terlihat seperti itu? Apa Kyu Hyun juga? Hah... Aku tidak tahu.
"Kau terlihat baik-baik saja."
Suara itu membuat lamunanku buyar. Aku menoleh. Tidak terkejut siapa yang berdiri di sebelahku. Aku mengenali suara itu.
"Sangat baik." jawabku. "Bagaimana denganmu?"
"Kau bisa melihat bagaimana keadaanku sekarang."
Ya, aku bisa melihat itu. Setidaknya semua yang terlihat mataku dia baik-baik saja. Akhirnya aku menoleh padanya. Memperhatikannya lebih dalam. Semuanya benar-benar baik, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan kerapuhan di matanya. Dia menyimpan suatu kesakitan. Aku tahu itu. Pandangan ceria sudah tidak ada lagi. Seberapa besar aku telah melukainya? Atau dia sedang mempunyai masalah lain yang tidak kuketahui?
"Seung-Seung maafkan aku." Dia membalas tatapanku. "Seharusnya aku mengatakan ini dari dulu. Sungguh maafkan aku. Tentang waktu itu... Jujur aku hanya menganggapmu sebagai kakak, sebagai sahabat yang selalu berada di sampingku, aku berterima kasih untuk itu. Namun kau pasti mengerti, aku tidak bisa memaksakan perasaanku. Aku tidak mau membalas perasaanmu hanya karena rasa terpaksa."
"Ya, aku mengerti. Sekarang lupakanlah kejadian itu. Lupakan kalau aku pernah mengatakan semua itu padamu."
Sifatnya yang seakan 'tidak ada apa-apa' seperti di kantor Nae Young tadi menghilang. "Apa karena tadi ada Nae Young?" tanyaku.
"Apa maksudmu?"
"Apa kau tidak ingin Nae Young tahu tentang kita?"
"Ya." jawabnya. "Tapi sekarang di antara kita memang sudah tidak ada apa-apa kan? Eun Ra, percayalah. Aku akan melupakannya, kau juga harus melakukan hal itu. Itu yang terbaik untuk kita."
Aku tetap memandangnya. Seakan belum percaya. Apakah benar dia akan melupakannya? Memaafkanku?
"Sudahlah," dia seperti jengah kupandangi, "bukankah ini yang kau inginkan? Tenang saja. Semua akan kembali seperti semula."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu-Hyun Fanfiction] Chasing a Dream
Подростковая литератураSekarang, kau sangat berbeda. Sekarang, kau jauh lebih tampan. Sekarang, kau tampak lebih dewasa. Sekarang, aku bisa melihat kau bangga pada dirimu sendiri. Tapi kini kau lebih diam di depanku. Kau lebih dingin kepadaku. Setelah berlalu sepuluh tahu...