FOUR

407 43 1
                                    

Tepat seminggu setelah kepulangan Nathan ke Indonesia, Nathan memulai pelajaran di sekolah barunya, di SMA Nusantara. Ia mengenakan seragam yang ditentukan oleh sekolah tersebut. Dengan tas tersampir di bahunya, ia memasuki halaman sekolah tersebut. Ia terlihat canggung ketika melangkahkan kakinya. Tidak ada yang terpaku dengan penampilan dirinya, tetapi terpaku dengan seragamnya yang terkesan berantakan.

"Itu cowok ga pernah pake seragam, ya? Kok berantakan banget sih?" bisik seorang perempuan pada teman di sebelahnya.

"Anak baru, ya? Tapi kok seragamnya ga rapi?" bisik yang lain.

"Berantakan banget seragamnya."

Banyak bisikan-bisikan yang mempermasalahkan seragamnya itu. Nathan sedikit mendengarnya, tetapi tidak ia hiraukan. Ia tetap berjalan menuju ruang kepala sekolah yang tinggal beberapa langkah lagi.

Laki-laki itu mengetuk pintu ruang kepala sekolah dengan sopan. Setelah diizinkan masuk, Nathan masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia duduk di kursi yang tersedia.

"Kamu datang sendirian?" tanya kepala sekolah.

"Orangtua saya masih di Prancis," jawabnya datar dan dingin.

"Baik. Nama kamu siapa?"

"Nathaniel Kenzie Aurellio," jawabnya dengan ekspresi wajah yang masih sama.

Kepala sekolah dengan tubuh tambun tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya. Anggukan tersebut diikuti dengan masuknya seorang wanita bertubuh cukup proporsional.

"Nathaniel, ini Ibu Aruna. Dia akan menjadi wali kelas kamu," ucap sang kepala sekolah.

Nathan menganggukkan kepalanya pelan.

"Bu Aruna, tolong antar anak ini ke kelasnya!" perintah kepala sekolah.

Wanita mengangguk dan diikuti gerakan Nathan untuk berdiri. Setelah pamit keluar, Bu Aruna membimbing Nathan menuju kelas.

"Hmmm... sebelum masuk kelas, ada baiknya kamu rapikan seragam kamu," ucap Bu Aruna dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya.

"Sorry, but I've forgotten how to wear the uniform properly." Nathan menatap lurus ke arah Bu Aruna.

Bu Aruna mengerutkan dahinya. "Memang, kapan terakhir kamu pakai seragam sekolah?"

"Delapan tahun lalu," jawabnya datar.

Bu Aruna terlihat begitu terkejut mendengar jawaban Nathan. "Mari saya rapikan," ucap Bu Aruna dengan masih belum lepas dengan keterkejutannya.

Bu Aruna merapikan seragam Nathan yang sangat tidak enak dipandang. Dipakaikannya dasi dengan baik, merapikan kerah yang tidak simetris, dan memasangkan pin yang menandakan kelas.

"Ini kelas kamu, kelas 10 IPA 2," ucap Bu Aruna sambil tersenyum manis.

Bu Aruna berjalan memasuki kelas tersebut, Nathan mengekori di belakang.

Not bad, pikir laki-laki itu.

"Selamat pagi, anak-anak," ucap Bu Aruna. Semua murid membalas sapaan tersebut. "Hari ini kalian kedatangan teman baru. Nak, perkenalkan nama kamu," ujar Bu Aruna.

"Nama saya Nathaniel Kenzie Aurellio, panggil aja Nathan," kata Nathan memperkenalkan diri.

"Pindahan dari mana, bro?" tanya seorang murid laki-laki yang duduk di tengah.

"France," jawabnya singkat.

Setelah selesai memperkenalkan diri, Nathan duduk di kursi yang masih kosong.

ValeNaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang