Yang dimedia itu Gerald waktu kuliah. Gimana menurut readers? Ganteng gak? Sedikit hot brewok XD
~☆~☆~
Daisy mengaduk masakannya. Ia berusaha keras memasak dihari ulang tahun pernikahan orang tuanya.
"Daisy ..." usapan lembut dikepalanya membuatnya tersenyum "selamat pagi ayah" lelaki empat puluhan itu mencium pipi Daisy dengan hangat.Ia menyendokan makanan kedalam piring ayahnya. Tinggal menunggu ibunya saja.
"Daisy ... apa malam ini kau sibuk?" Thomas menatap anaknya yang menatapnya balik "tidak, kenap yah?" Thomas menghela nafas pelan "ibumu meminta ayah menjodohkanmu dengan anak sahabatnya yang kebetulan suami sahabatnya itu kolega ayah"Seketika Daisy berdiri dari kursinya "tidak" ucapnya tegas
"Tidak?" Thomas membeo perkataan Daisy. "Aku sudah memiliki kekasih ayah"
Thomas menghela nafas pelan "ini demi masa depan kita sekeluarga anakku. jika kau menikah dengan lelaki itu, perusahaan ayah bisa selamat dari kebangkrutan"Daisy tak percaya dengan perkataan ayahnya "ayah menjualku? Begitu?" Daisy tertawa hambar.
"Aku ada kelas ... permisi" ucap Daisy dingin. "David akan menjemputmu setelah kau selesai kuliah" Daisy berbalik menatap ayahnya dengan kening berkerut "David?" Thomas mengangguk "calon tunanganmu" Daisy langsung melengos pergi dari dapur dan berjalan kegarasi. "Apa aku ini barang jaminan?" Gumamnya jijik dengan dirinya sendiri.
~
"Kenapa tidak menemuiku" suara bass itu membuat Daisy terlonjak "Gerald ....aku" Daisy terkejut. Ia tak berani menatap Gerald yang diam sambil menatapnya dingin. "Maaf aku hanya ... sedang ingin sendiri" Gerald bernafas pendek. Ia duduk disampin Daisy yang masih setia menatap bunga bunga ditaman itu.
Tanpa disangka, Gerald melesak dan meletakan kepalanya diatas paha Daisy "aku lelah" gumamnya. Daisy mengusap kepala Gerald dengan sayang "berceritalah" ucap Daisy lembut.
Gerald bergerak dan membenamkan wajahnya diperut Daisy "mamaku ... hamil" perkataan itu membuat Daisy membeku "apa? Bagaimana bisa?" Mata Gerald menjadi sendu "tadi pagi, mama pingsan didapur. Aku langsung mengantar mama kerumah sakit. Dan dokter bilang mama hamil" kening Daisy berkerut. "Bagaimana bisa?" Pertanyaan itu terlontar lagi, mengingat jika perkiraannya mamanya Gerald tidak muda lagi "karna ternyata kandungan mama sangat subur. Kalau saja papa menyayangi mama, pasti aku punya banyak adik" Gerald tersenyum hambar.
"Aku harus tau siapa yang menghamili ibuku. Karna jangan ditanya ayahku yang hanya mementingkan simpanannya. Entah aku harus senang karna mama membuat pembalasan terhadap bajingan itu atau sedih karna kisah keluarga kami diujung tanduk" Daisy menghela nafasnya.
Gerald mendongak dan Daisy menunduk hingga membuat pandangan mereka bertemu. Dengan perlahan Daisy dan Gerald nenghapus jarak mereka hingga sebuah suara menghancurkan moment.
"Permisi ... maaf mennganggu, aku ingun menjemput calon istriku" Gerald duduk dalam sekejap dan menatap lelaki tiga puluhan itu dengan kening berkerut. Sedangkan Daisy berwajah pucat. "Calon istri? Maaf, sepertinya kau salah twmpat untuk bertanya. Kau harusnya bertanya kemeja piket agar kau bisa tau dikelas mana calon istrimu berada"
Gerald menarik tangan Daisy menjauh. Tetapi suara itu mengintrupsi "aku tak perlu kemeja piket. Karna calon istriku sudah berada didepan mata" Gerald menghentikan langkahnya dan menatap lelaki itu. Lelaki itu menyeringai sinis sambil mengulurkan tangannya "perkenalkan aku David Reevers. Calon suami Daisy"
Seketika Gerald melepas tangan Daisy dan menatap gadis itu tidak percaya "Gerald ... kami dijodohkan" Daisy mendekati Gerald dan memegang lengannya. Wajah keduanya penuh tekanan batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
the obsession
Random"Ahh ... Ahh" sentakan pinggul itu semakin kuat hingga membuat tubuh Daisy tersentak sentak. "Oohhh ... Kau sangat nikmath ... Oohh" suara itu, kenapa harus suara itu?. Daisy memegang pundak lelaki itu, terasa seolah ... "Daisy ..." Daisy merasa sen...