Epilog

64K 1.7K 74
                                    

Gerald terbaring dengan mata yang terpejam damai. Setelah penembakan itu, Gerald dilarikan kerumah sakit. Terdapat kebocoran paru paru dan ia melewati masa kritisnya.

Daisy berbaring miring disampingnya. Keadaannya pun tak lebih baik. Tapi ia telah sadar. Dan tubuhnya tidak apa apa.

Grayson dan Garent masuk keruang itu dengan pelan dan wajah sedih. Daisy tersenyum dan melambaikan tangannya kearah dua bocah tampan itu. "Dia pasti baik baik saja bukan?" Grayson tak melepas pandangannya dari Gerald. "Dia baik baik saja" kata Daisy dengan serak. Matanya teralih ke Garent. Anak itu memancarkan kesedihan sekaligus kegusaran.

Saat Grayson mendekat kearah Gerald, Garent tak bergerak. Pandangannya kosong. "Boleh kudengar ceritamu Garent?" Garent terperanjat, wajahnya merona. "Tidak ada Ai" ucap dengan senyum tipis dan berupura pura tak peduli. 'Khas Gerald sekali' keluh Daisy dalam hati.

Lily masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk. Wajahnya berbinar terang. Ia dengan cepat berjalan kearah Daisy. "Sayangku, kau tidak akan percaya dengan ini! Oh Tuhan ... ini terasa seperti Natal. Begitu banyak hadiah berdatangan seiring jatuhnya salju ....." Grayson memutaratanya jengah mendengar Grandma nya yang tak kunjung berbicara ke inti.

Lily telah kehabisanntenaga berjingkrak tak karuan. Ia memandang seluruh ruangan dan menetralisir nafasnya. Ia mendekati Daisy yang sudah menunggu dengan sabar

"kau hamil sayang"

ucap Lily pelan dan terharu. Grayson dan Garent bersitatap dengan mulut terbuka. Daisy tak berekspresi, tapi matanya tak menutupi kebahagiannya.

"Aku harus bertemu dengan Dany, Jace dan Tyler dan mengatakan ini. Mereka sedang duduk dikedai bawah. Oh aku mencintaimu" Lily menghujani ciuman diwajah Daisy dan langsung pergi keluar. Grayson dan Garent juga membuntuti dari belakang. tapi sebelum keluar, Grayson berbisik "Garent patah hati karena Aubrey-nya" ucapnya jahil.

Daisy tersenyum mengawang. Ia tak menyangka akan diberi kesempatan lagi. Dengan cepat ia menuruni bangkar dan mendatangi Gerald yang masih terpekam "kau dengar itu sayan? Aku mencintaimu" ucap Daisy berlinangan air mata sambil mengusap perutnya yang belum berubah.

"Aku lebih mencintaimu" ucap suara itu. Daisy menghentikan tangisnya. Ia menatap wajah Gerald yang bibirnya telah tersenyum tapi matanya tetap terpejam. Perlahan lahan mata itu terbuka dan senyumnya semakin lebar.

"Kurasa kata cinta saja tidak cukup" ucap Gerald pelan. Tangis Daisy meledak. Ia mendekati belahan jiwanya dan menciumnya lembut. Mereka melepas ciuman itu dan saling bertatapan. "Ini belum berakhir Ai" ucap Gerald dengan senyum. Daisy tak mampu berkata lagi, ia hanya tersenyum, menangis dan kembali mencium Gerald.

Seperti yang Gerald katakan, ini belum berakhir. Masih ada kisah lagi. Dan cinta akan selalu berlangsung selamanya.

Sampailah di penghujung Guys. Untuk sampai sini perlu perjuangan extra, secara akun ini nih udah gak waras.

Dan seperti kataku kemaren, akun ini akan ditutup dan akan ada akun baru yang aktif. Yaitu :

@Imogen_zoe

Gak jauh banget sih namanya, kalau ketemu silahkan follow dan bisa unfoll akun yang ini.
Tapi jangan lupa sama THE OBSESSION.

Aku akui cerita ini jelek dan gak sama sekali profesional. Semoga diakun selanjutnya bisa lebih baik lagi. Makasih buat kritik dan saran kalian, love you. Ketemu lagi di akun baru ku nanti 😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang